Cara Hewan Beradaptasi dengan Lingkungannya

Salah satu kunci hidup agar bahagia adalah ketika kita berada di tempat yang nyaman. Arti nyaman disini bukan berarti banyak fasilitas yang memudahkan atau menunjang kehidupan kita. Namun nyaman di sini adalah ketika kita berada pada lingkungan yang menyenangkan, lingkungan yang sesuai dengan kita, tidak hanya tempatnya, namun juga orang-orang yang di dalamnya, serta kebebasan dan kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan hidup. Itulah lingkungan sosial yang harus dibuat paling nyaman demi terciptanya kehidupan yang damai dan sejahtera. Alasan mengapa lingkungan sosial ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena setiap hari kita hampir menghabiskan waktu di  lingkungan ini, untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Kita memenuhi kebutuhan sehari-hari juga tidak lepas dari lingkungan sosial yang ada. Maka dari itu jika lingkungan sosial kita terasan nyaman maka kita akan merasa bahagia, damai, dan tertram, aman, sentosa.

Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup

Semua makhluk hidup di dunia ini melakukan adaptasi. Adaptasi merupakan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal hidupnya . Tidak hanya manusia saja, hewan dan tumbuh-tumbuhan pun juga melakukan adaptasi bila mereka ada di lingkungan yang bar lingkungan tertentu, atau setelah mengalami peristiwa atau kondisi baru. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, terkait dengan keadaan alam berpengaruh dengan kondisi tubuh atau tidak atau bagaimana cara mencari makan agar bertahan hidup, cara berkembangbiak hewan dan lain sebagainya.

Adaptasi ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Jika manusia lebih dicondongkan bagaimana membentuk sikap yang baik kepada tetangganya agar kelak diterima baik di lingkungannya, lain halnya dengan hewan dan tumbuhan. Mereka mempunyai cara sendiri untuk beradaptasi dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup atau mempertahankan diri dari gangguan mangsa. Adaptasi yang dilakukan hewan terkait dengan bentuk bagian tubuh yang mereka miliki untuk mencari mangsa atau makanan dan juga terkait dengan perlindungan diri dari gangguan-gangguan predator-predator yang memangsanya. Begitu pula dengan tumbuhan. Tumbuhan juga perlu menyesuaikan diri untuk bertahan hidup di lingkungan-lingkungan baru, telebih menghadapi perubahan kondisi alam yang dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan.

Macam-macam Adaptasi

Adaptasi ini tidak hanya satu bentuk saja, namun bermacam-macam. Secara umum, adaptasi hewan ini bergantung pada pengelompokan hewan yang terdiri dari tiga macam, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Masing-masing adaptasi ini mempunyai ciri khas masing-masing.

Berikut adalah macam macam adabtasi dan cara hewan beradabtasi dengan lingkungannya :

1. Adaptasi Morfologi

Morfologi ini mempunyai arti bentuk. Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau bagian-bagian  tubuh makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Setiap hewan mempunyai bentuk bagian tubuh atau alat-alat tubuh tertentu yang khas dan terkadang menjadi ciri dari hewan tersebut. Setiap bagian bagian tubuh hewan yang menjadi ciri khas ini tidak hanya sebagai suatu keunikan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi hewan tersebut. Namun bentuk yang khas ini juga mempunyai fungsi tertentu yang mana memudahkan si hewan untuk mendapatkan mangsanya atau makanannya, melindungi diri dari gangguan predator, dan mempertahankan diri dari perubahan cuaca yang sering mengganggu hewan. Contoh bagian tubuh yang menjadi yang digunakan untuk beradaptasi adalah bentuk paruh baik paruh burung maupun unggas-unggas yang lain, bentuk kaki, bentuk kepala, bentuk ekor, maupun bentuk bagian-bagian tubuh yang lainnya. Bentuk-bentuk anggota badan ini memudahkan hewan untuk mencari makanannya.

Adaptasi morfologi ini dibedakan menjadi dua, yaitu adaptasi morfologi terhadap jenis makanan, dan adaptasi morfologi terjadap jenis habitat. Adaptasi morfologi terhadap jenis makanan ini disebabkan karena adanya perbedaan mengenai cara mengambil dan memperoleh makanan, serta karenan adanya perbedaan jenis makanan diantara satu hewan dengan hewan lainnya. Sedangkan adaptasi morfologi karena perbedaan jenis habitat terjadi karena memang ada perbedaan habitat diantara hewan maupun tumbuhan.

2. Adaptasi fisologi

Jenis adaptasi yang kedua adalah adaptasi fisiologi. Jika adaptasi morfologi lebih mengarah kepada bentuk tubuh atau bagian-bagian tertentu, maka adaptasi fisiologi ini mengarah pada fungsi, yaitu fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh tertentu pada makhluk hidup dengan keadaan atau kondisi lingkungannya. Adaptasi fisiologi ini memang tidak dapat dilihat langsung oleh mata, karena memang fungsi ini sifatnya tidak dilihat namun dirasakan. Fungsi ini meliputi fungsi dari organ-organ dalam dari tubuh makhluk hidup, seperti jantung yang disesuaikan dengan perubahan suhu udara yang terkadang terjadi secara ekstrim, dan sebagainya.

3. Adaptasi tingkah laku

Adaptasi yang ketiga adalah adaptasi yang berkaitan dengan perbuatan suatu makhluk hidup, yaitu adaptasi tingkah laku. Adaptasi ini memang bukan datang secara alami seperti dua adaptasi sebelumnya. Namun adaptasi ini lebih bersifat pembawaan diri, yaitu tingkah laku makhluk hidup tertentu (misalnya hewan dan tumbuhan) untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.  Adaptasi tingkah laku ini lebih berkaitan dengan adaptasi untuk melindungi diri dari serangan predator atau pemangsa.  Selain untuk melindungi diri dari predator ini, adaptasi tingkah laku juga dilakukan untuk menyesuaikan dengan lingkungan termasuk perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnnya. Adaptasi ini banyak dilakukan oleh hewan maupun tumbuhan.

Itulah macam-macam adaptasi yang dilakukan oleh makhluk hidup, khususnya hewan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mempertahankan diri dari marabahaya yang mengintai, dan menjaga kelestarian hidupnya. Berikut adalah contoh makhluk hidup khususnya hewan dalam melakukan adaptasinya.

Contoh-contoh Adaptasi Hewan

1. Adaptasi Morfologi terhadap jenis makanan

Bentuk paruh serta kaki burung atau unggas lainnya

  • Paruh ayam berbentuk kecil dan runcing. Hal ini karena digunakan ayam untuk mematuk berbagai jenis biji-bijian dan serangga maupun hewan-hewan yang berukuran kecil yang menjadi makanannya.
  • Paruh bebek berbentuk sudu atau menyerupai dayung, hal ini karena bebek mencari makanan di area lumpur.
  • Paruh burung elang berbentuk runcing dan agak panjang yang digunakan untuk elang untuk mengoyak makanan yang berupa daging.
  • Paruh burung pelikan berukuran besar dan mempunyai kantong di dalamnya yang digunakan untuk menangkap ikan sebagai makanannya.
  • Paruh burung kolibri berbentuk runcing, kecil dan panjang yang digunakan untuk menghisap nektar bunga.
  • Di kaki bebek terdapat selaput yang digunakan untuk mempermudah saat berenang dan berdiri di atas lumpur.
  • Ayam mempunyai kaki yang berbentuk panjang dan tegak yang digunakan ayam utuk berjalan di darat serta menngais- ais makanan di tanah.
  • Kaki elang berbentuk pendek dan berakar tajam yang digunakan untuk mencengkeram mangsanya.
  • Burung kakatua dan burung pelatuk mempunyai kaki yang dua jarinya mengarah ke depan dan dua jarinya lagi mengarah ke belakang. Hal ini digunakan untuk mempermudah kakatua memanjat pohon.

Bentuk mulut pada serangga ini secara umum dibagi menjadi empat tipe, yaitu:

  • Tipe mulut penusuk dan penghisap, contoh: nyamuk
  • Tipe mulut penjilat dan penghisap
  • Tipe mulut penghisap
  • Tipe mulut penggigit, contoh: semut

Mamalia mempunyai bentuk gigi yang berbeda-beda dan sistem pernapasan mamalia. Bentuk gigi ini disesuaikan dengan bentuk makanan hewan tersebut.

  • Jenis mamalia herbivora (pemakan rumput) dan pemamah biak (ruminansia). Jenis hewan ini mempunyai jenis gigi seri yang berbentuk seperti kapak, fungsinya untuk menjepit dan memotong makanan. Gigi geraham bentuknya lebar dan datar dengan rahang yang bergerak menyamping menyebabkan makanan tergiling secara mekanis dan merata.
  • Jenis mamalia karnivora (pemakan daging ). Jenis hewan ini mempunyai gigi seri yang tajam dan gigi taring yang kuat, besar dan runcing. Gigi gerahamnya tajam, sehingga mampu mengunyah daging yang keras dan a lot. Hewan mamalia karnivora ini contohnya harimau, singa, serigala, dan lain sebagainya.
  • Jenis mamalia rodentia (pengerat). Hewan jenis ini tidak memiliki gigi taring, hanya gigi seri yang berukuran besar yang berfungsi untuk mengerat makanannya, dan gigi geraham. Hewan mamalia rodentia ini contohnya adalah tikus, tupai, dan kelinci.

2. Adaptasi morfologi terhadap jenis habitat

  • Semua jenis ikan ini mempunyai habitat di air, baik itu air tawar maupun air laut. Air ini bersifat menekan ke segala arah sehingga ikan membutuhkan bentuk tubuh yang mempermudah ia berenang, sehingga tubuh ikan ini cenderung ramping dan aerodinamis yang memudahkan ikan bergerak bebas di air.
  • Unta adalah hewan yang habitatnya di gurun pasir yang gersang dan panas. Maka dari itu bagian- bagian tubuh unta sangat membantunya melindungi diri dan bertahan hidup di habitatnya. Yaitu punuk unta yang digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan juga lemak. Kaki unta panjang agar unta tidak terperosok di pasir. Dan di kaki unta ada bantalan yang melindungi kaki unta dari panas yang menyengat.
  • Beruang kutub. Beruang kutub tinggal di daerah es atau kutub. Beruang mempunyai kaki yang besar dan lebar untuk berjalan di salju. Dan beruang mempunyai bulu tebal dan hangat untuk melindungi diri dari dinginnya suhu es.

3. Adaptasi fisiologi pada hewan

  • Nyamuk adalah hewan penghisap darah, baik darah hewan lainnya maupun darah manusia. Nyamuk memiliki zat antikoagulan (anti pembeku darah). Fungsinya zat ini adalah menjaga darah yang dihisap oleh nyamuk tetap bisa cair. (baca : daur hidup nyamuk)
  • Hewan herbivora memiliki jenis jenis enzim seperti enzim seluase yang berfungsi untuk mencerna daun yang mengandung banyak serat.

4. Adaptasi tingkah laku pada hewan

  • Bunglon melakukan mimikri, yaitu menyesuaikan warna tubuh dengan lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengelabuhi musuhnya dan mengelabuhi mangsanya.
  • Cicak melakukan autotomi, yaitu pemotongan ekor cicak saat keadaan bahaya.
  • Pinguin selalu hidup bergerombol atau berkelompok karena pinguin hidup di daerah yang bersuhu dingin.
  • Kerbau menyukai mandi di lumpur atau di sungai dengan tujuan untuk mengurangi panas yang ada di tubuhnya.
  • Burung- burung jenis tertentu akan berpindah ke daerah yang lebih hangat saat memasuki musim dingin. Dan mencari daerah yang mudah untuk mendapatkan makanan. Apabila musim dingin daerah asalnya sudah selesai maka burung tersebut akan kembali ke daerah asal.
  • Rayap memiliki adaptasi tingkah laku yang unik yang tidak dilakukan oleh hewan lain. Rayap akan memakan kembali kulitnya yang terkelupas saat melakukan pergantian kulit. Hal ini dilakukan agar rayap memperoleh enzim pencerna selulosa pada kayu, yang mana enzim ini dihasilkan oleh Flagellata yang hidup di pencernaan rayap. Maka dari itu rayap memakan kembali bagian kulit dan ususnya yang telah terkelupas. Selain itu, bayi rayap yang baru menetas akan menjilati dubur induknya untuk mendapatkan Flagellata dari saluran pencernaan induknya agar masuk ke dalam saluran pencernaannya.

Baca juga artikel biologi yang masih berhubungan dengan hewan :