7 Daur Hidup Cacing Hati Pada Hewan dan Manusia

Cacing merupakan salah satu mahluk hidup yang paling unik dan seringkali menjadi pusat perhatian. Namun, dari sekian banyak jenis cacing di dunia ini, cacing hati adalah yang paling banyak menarik perhatian. Salah satu hal menarik yang kita dapatkan cacing adalah klasifikasi mahluk hidup nya. Cacing itu hidup pada hati mahluk hidup lain. Dan yang lebih uniknya lagi adalah cacing tersebut ternyata tidak memiliki sistem pencernaan seperti sistem pencernaan manusia. Meskipun dalam beberapa kejadian cacing hati adalah salah satu faktor penyebap kelainan sistem ekresi manusia dan mahluk lainnya

Dalam bahasa latin cacing hati ini disebut juga sebagai Fasciola hepatica. Jenis cacing hati ini juga masuk dalam klasifikasi kelas Trematoda dan juga Sub-kelas Diganea. Jenis cacing yang satu ini juga masuk dalam kategori filum Platyhelminthes.

Cacing hati ini akan sangat berbeda dengan klasifikasi cacing tanah dan sejenisnya. Cacing hati biasanya akan banyak ditemukan di bagian hati mahluk hidup lain. Seperti misalnya di bagian hati berbagai jenis hewan ternak, seperti kambing, sapi, kerbau, dan yang lainnya. Cacing ini biasanya juga akan ditemukan pada bagian liver mahluk hidup lain dalam bentuk yang sudah dewasa. Ini juga menjadi salah satu penyebap kelainan pada hati manusia dan mahluk hidup lainnya.

Ciri-Ciri Cacing Hati

Untuk masuk kedalam organ tubuh mahluk lain tentunya haruslah memiliki perantara. Dan cacing hati ini memiliki sedikitnya dua perantara. Yakni dengan hewan ternak ataupun dengan siput air atau bahasa latinnya Lymnea auricularis. (baca: klasifikasi mollusca dan contohnya)

Sebelum masuk kedalam siklus hidup cacing hati, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu cici-ciri cacing hati.

  • Cacing hati bersifat parasit,dan juga biang keladi untuk penyakit Fasciolasis
  • Bentuk cacing hati ini adalah simetris bilateral, atau tidak memiliki rangka
  • Cacing ini biasa hidup di bagian empedu atau dalam peredaran darah hewan ternak (biasanya kambing, sapi dan kerbau) dan juga manusia
  • Termasuk kedalam kategori filum Platyhelminthes
  • Umumnya memiliki panjang 2,5 cm dan memiliki lebar 1 cm

Cacing hati ini di dalam tubuhnya juga memiliki kutikula. Katukula ini sangat berguna agar cacing tersebut tidak tercerna oleh inangnya sendiri. Karna pada bagian depan cacing hati akan terdapat mulut penghisap yang berguna untuk menghisap berbagai makanannya. (baca: Jaringan ikat pada hewan)

Cacing hati akan berkembang biak dengan cara membuahi diri mereka sendiri, atau juga memiliki sifat hermaprodit. Dan biasanya dalam sekali bertelur, cacaing ini akan mengeluarkan ratusan ribu butir telur. Dengan telur sebanyak itu pula biasanya siklus hidup cacing hati ini akan keluar dari tubuh sapi atau mahluk hidup lainnya, memalui saluran empedu, kemudian melewati bagian usus halus, dan berakhir dengan bercampurnya di kotoran sapi

Daur Hidup Cacing

Daur hidup cacing hati ini akan berbeda dengan daur hidup kebanyakan hewan yang lainnya, meskipun dalam garis besarnya mereka sama-sama bertelur. Untuk lebih jelasnya, mari simak daur hidup cacing hati ini:

  • Telur

Telur cacing hati biasanya akan keluar bersama dengan kotoran mahluk hidup lain, setelah melewati sistem pencernaan manusia terlebih dahulu. Seekor kambing dewasa biasanya akan dapat menyimpan setengah juta telur cacing hati dalam sehari. Telur-telur cacing hati ini akan menetas bila dalam kondisi yang basah setiap keluar dari kotoran tadi. Telur cacing hati ini umumnya disebut mirasidium.

  • Larva

Telur cacing hati, atau mirasidium tadi selanjutnya akan terbawa oleh air hujan, dan menuju sungai dan mereka biasanya akan mulai menyerang siput air yang ada disana, untuk dijadikan perantara atau host. Didalam siput air tersebut, cacing hati ini akan berkembang menjadi setidaknya tiga parasit yang berbeda, salah satunya termasuk pula cercaria atau biasa disebut kecebong.

  • Kista Yang Menular

Cercaria atau kecebong tadi akan berenang terus menerus hingga mereka menemukan rumput atau segala jenis vegetasi-vegetasi lainnya untuk dapat mereka tinggali. Disana mereka akan membentuk sebuah kista, atau juga bisa disebut metaserkaria. Dan inilah salah satu bentuk infeksi dari cacing hati itu. Manusia atau hewan akan memakan bahan makanan yang telah terkontaminasi metaserkaria itu.

  • Rumah Baru

Dalam bagian usus besar dan juga bagian usus halus manusia atupun hewan, metakseria tadi akan keluar dari kista mereka sendiri sebagai mahluk baru, yakni cacing hatti dewasa. Cacing hati ini akan menembus bagian usus, terutama dinding bagian usus besar, yang selanjutnya akan masuk kedalam bagian usus halus yang selanjutnya ke rongga perut dan kemudian bermigrasi untuk menemukan perantara yang baru. Dalam waktu beberapa minggu, cacing hati ini akan mendiami salah satu saluran empedu hati dan akan mencapai kematangan. Dan setelah dewasa nanti, cacing hati ini akan bereproduksi secara aseksual dan kembali melepaskan telur-telur yang baru.

Keterangan siklus hidup cacing hati dapat dilihat:

daur-hidup-cacing-pita-1

  1. Telur akan keluar, kedalam alam bebas melalui fases sapi, domba, atau hewan ternak lainnya. Telur tersebut nantinya akan membentuk embrio dan akan menetas bila menemukan tempat yang basah. Selanjutnya setelah telur menetas, ia akan menjadi larva bersilia, yang selanjutnya dapat disebut dengan Mirasidium.
  2. Mirasidium tadi akan masuk kedalam tubuh dari siput air, dan akan tumbuh serta menghasilkan sporokista.
  3. Sporokista tadi selanjutnya akan menghasilkan yang namanya redia. Lalu redia itu akan berpaedogenesis untuk dapat membentuk cercaria. Yang cercaria tersebut akan keluar dari dalam tubuh siput air dengan cara berenang di dalam air.
  4. Cercaria kemudian, setelah melewati proses akan menjadi metareskaria. Dan metaserkarian ini yang melekat pada rumput atau vegetasi lainnya untuk membentuk kista baru. Tanaman yang telah terkontaminasi oleh kista tersebut lah yang kemudian termakan oleh mahluk hidup.
  5. Kista tersebut di dalam rongga tubuh mahluk hidup lain akan terus bertumbuh menjadi cacing muda, dan kemudian menjadi cacing dewasa. Cacing itu selanjutnya akan bermigrasi kedalam saluran empedu pada hati atau liver inang yang baru untuk kemudian memulai daur hidupnya yang baru.
  6. Selanjutnya cacing itu akan bertelur lagi, yang kemudian telur tersebut akan keluar dari tubuh mahluk hidup melalui sistem pencernaan manusia, dan berakhir dalam bentuk kotoran atau feses.
  7. Begitulah seterusnya terjadi berulang lagi dan lagi

Cacing hati yang hidup di dalam tubuh akan berpotensi menyebapkan berbagai penyakit, dan salah satunya yang paling sering ditemukan adalah penyakit diare. Dan untuk mencegah berbagai penyakit pada sistem ekresi hati, usus, lambung atau  kelainan pada sistem ekresi itu salah satunya adalah dengan cara meminum obat anti parasit minimal tiga kali dalam setahun. Atau dapat pula dihindari dengan tidak memakan makanan yang mentah atau setengah matang.