Hewan Platypus Mamalia yang Bertelur

Mungkin anda pernah mendengar atau mengetahui mengenai hewan ini. Dari namanya, platypus, tampak terdengar unik dan sedikit asing. Sebenarnya hewan ini bukanlah termasuk hewan langka. Hanya saja, kita orang Indonesia tidak pernah atau belum pernah bertemu dengan hewan jenis ini. Lantas seperti apakah hewan platypus tersebut ?

Platypus atau hewan yang memiliki nama ilmiah Ornithorhynchus anatinus, merupakan salah satu jenis hewan yang unik. Mengapa di sebut dengan hewan unik ? Sebab ia memiliki kaki yang karakteristiknya mirip dengan bebek, yakni berselaput. Namun perbedaanya adalah hewan ini besar. Bahkan ia memiliki moncong di depannya. Mungkin pertama kali bertemu, anda akan menganggap platypus ini mirip dengan bebek.

Hewan ini di nilai memiliki keunikan dalam kerangka tubuhnya. Yakni adanya tulang ekstra ekstra dalam korset bahunya. Ia merupakan salah satu hewan yang termasuk dalam golongan interclavicle. Yakni salah satu sifat mamalia yang hanya ada dan menjadi karakteristik platypus.

Untuk tambahan informasi, bahwa platipus ini merupakan salah satu hewan endemic. Yakni hewan asli dari tempat tersebut. Secara geografis hewan platipus ini berasal dari Australia selatan. Meskipun sebenarnya, sekarang ini platipus sudah menyebar ke seluruh dunia. Sehingga cukup banyak orang yang sudah mengetahui.

Ciri – ciri hewan platypus

Hewan ini adalah hewan yang unik. Ciri – ciri yang bisa anda dapatkan dari hewan platypus ini antara lain :

  1. Merupakan salah satu jenis hewan mamalia
  2. Meski di sebut dengan mamalia, platypus tidak melahirkan seperti umumnya hewan. Ia melahirkan untuk memiliki keturunannya.
  3. Bentuk atau organ reproduksi platypus ini tidak seperti kebanyakan mamalia. Justru secara struktural mirip seperti aves
  4. Sekali anda melihat platypus, bentuknya mirip dengan bebek. Sebab ia memiliki moncong di wajahnya
  5. Umumnya platypus berwarna gelap, seperti cokelat dan hitam
  6. Hewan ini memiliki nama ilmiah Ornithorhynchus anatinus
  7. Pada kaki hewan platypus, ia memiliki selaput. Gunanya adalah untuk membantu dalam berenang
  8. Memiliki tulang ekstra di dekat korset bahunya
  9. Masuk ke dalam golongan anterclavicle
  10. Perlu di ketahui, bahwa telur yang di hasilkan oleh hewan platypus lebih bundar dari pada produksi telur burung
  11. Hewan ini hanya akan melakukan hubungan atau berkembangbiak di tempat terterntu, yakni berada di sarang yang sudah mereka buat.
  12. Hewan ini masuk ke dalam golongan mamalia, sebab ia masih menyusui anaknya
  13. Kebanyakan hewan platypus melakukan kawin pada musimnya. Yakni rentang antara bulan Agustus sampai dengan Oktober

Daur Hidup Hewan Platypus

Tidak salah jika anda belum pernah melihat seperti apakah hewan tersebut. Karena memang hewan platypus bukanlah hewan yang berasal asli dari Indonesia. Secara geografis, hewan platypus ini berasal dari negara kangguru atau Australia. Biasanya ia hidup di daerah sekitaran perairan perairan seperti danau, sungai, atau rawa rawa. Tidak salah jika ia memiliki kaki yang berselaput.

Banyak orang yang berkomentar bahwa hewan platypus merupakan hewan yang aneh. Sebab ia memiliki kaki cukup banyak, yakni 4. Namun paruhnya tergolong kecil, mirip dengan bebek. Namun tubuhnya di katakan mirip dengan jenis reptilian. Ia berbulu, dan ke dua matanya berada di sebelah kanan dan kiri. Uniknya, hewan ini adalah hewan yang menyusui anaknya. Sehingga secara penggolongan ia masuk ke jenis mamalia. Beberapa karakteristik dan keanehan inilah sempat membuat para penemu dan ilmuan bingung untk mendefinisikan hewan ini.

Sejarah penemuan hewan platypus

Hewan Platypus merupakan salah satu hewan yang unik dan memiliki karakteristik tersendiri. Ia merupakan hewan asli dari Australia. Pertama kali, hewan ini di temukan oleh orang Eropa di Sungai Hawkesburry, yakni salah satu perairan di Australia. Pertama kali ia muncul adalah pada tahun 1797. Selanjutnya, hewan platypus ini di kirimkan ke Eropa.

Awalnya para Ilmuwan Eropa sempat bingung dengan hewan ini. Tampak aneh, dan asing. Sebab ia memiliki paruh pendek, namun berkaki empat. Hewan hewan yang ada dan sejenis dari platypus seperti ayam, bebek, angsa, bangau memiliki kaki 2. Bahkan ilmuan sempat mengira bahwa ada orang yang memang benar – benar iseng untuk menjahit paruh bebek dan  kaki hewan ini.

Namun, pada akhirnya para ilmuan sadar. Hewan ini memang benar – benar asli. Ia mengakui kesalahan dari pikiran tersebut. Hingga pada tahun 1884, para ilmuwan melakukan diskusi dan sepakat untuk menggolongkan hewan platypus ke dalam kelompok hewan jenis mamalia. Apakah itu mamalia ? Mamalia ialah hewan yang mempunyai kelenjar susu (atau biasa di sebut dengan kelenjar mamae), itulah mengapa ia sering juga di namakan dengan hewan menyusui. Kemudian, mereka merumuskan nama ilmiah untuk hewan platypus ini. Hasilnya adalah Platypus anatinus, yang mana kemudian Dr. George Shaw (Ilmuan dari Inggris) mempublikasikan hewan ini.

Asal muasal nama hewan platypus

Apakah ilmuan langsung memberikan nama platipus untuk hewan ini ? Tentu saja tidak. Perlu pertimbangan yang matang sebelum merumuskan nama platipus ini. Asal muasal dari nama platipus sebenarnya merupakan inspirasi dari nama nama bahasa Yunani. Arti dari platipus adalah berkaki lebar yang maksudny seperti hewan bebek.

Sayang, beberapa tahun kemudian, nama platipus ini ternyata sudah di gunakan oleh jenis hewan lain. Yakni di beberapa tempat menyebut platipus adalah hewan jenis kumbang. Untuk itu, segera ilmuan untuk memberikan nama lain yang lebih sesuai dengan keadaan dari hewan tersebut. Akhirnya di putuskan untuk memberi nama  Ornithorhynchus anatinus. Sebenarnya, nama ini sudah lebih cocok untuk mendeskripsikan seperti apakah hewan platipus tersebut. Sebab arti dari nama ini adalah ‘berparuh bagai burung’. Sayang, banyak orang sudah terlanjur untuk mengenal nama platipus pada hewan ini.

Perkembangbiakan hewan platypus

Sama seperti hewan yang lainnya, patypus pun juga ingin memiliki keturunan. Mereka menyebutnya dengan berkembang biak. Hewan platipus ini adalah salah satu jenis dari mamalia. Namun, jangan salah dan menganggap sama. Sebab platypus merupakan salah satu hewan mamalia yang mempunyai ciri khas tersendiri. Seperti apakah ?

Banyak orang yang mengatakan bahwa hewan platipus ini termasuk dalam jenis hewan peralihan. Sebab ia merupakan jenis hewan yang menyusui atau tergolong mamalia. Namun secara struktur tubuh ia mirip denngan hewan sejenis bebek. Sehingga banyak orang menyebutnya sebagai hewan peralihan dari aves ke mamalia.

Memang pada dasarnya, platipus masuk salah satu jenis mamalia. Secara harfiah, mamalia adalah hewan yangg menyusui, sebab mamalia di ambil dari suku kata mamae yang berarti kelenjar susu. Salah satu kebiasaan hewan mamalia adalah melahirkan anak. Namun hal inilah yang tidak di lakukan oleh hewan platypus. Alasan mengapa hewan ini di masukkan ke dalam jenis atau golongan mamalia adalah karena hewan ini memiliki kelenjar susu. Sehingga kadang kala hewan mamalia biasa di sebut dengan hewan yang menyusui. Meskipun masuk hewan mamalia, platypus tidak pernah melahirkan. Caranya berkembangbiak yakni dengan bertelur atau  Ovipar.

Inilah mengapa, menjadi salah satu alasan bahwa secara struktural hewan platypus betina memiliki organ reproduksi yang hampir serupa dengan aves. Uniknya lagi adalah telur yang di hasilkan oleh hewan platypus ini mirip dengan telur – telur reptil. Sebab telur yang di hasilkan memiliki bentuk yang sangat bundar.

Meski begitu, sebenarnya platipus memiliki karakteristik lain. Di dalam tubuhnya memang terdapat kelenjar susu, sama seperti dengan jenis mamalia lainnya. Namun, semua hewan platipus betina tidak ada yang memiliki puting susu untuk menyusui anak anaknya. Lantas bagaimana anak dari platipus untuk mendapatkan susu dari ibunya ?

Setelah telur menetas, bayi platipus kecil tentu saja memerlukan susu untuk perkembangbiakannya. Karena semua hewan platipus betina tidak memiliki puting, maka mereka akan menyusu pada bagian rambut – rambut dan perut indung betina platipus. Nantinya setelah usia tiga bulan kemudian, anak hewan platipus ini akan menjadi platypus muda. Lalu ia akan keluar meninggalkan sarang asalnya. Sejak saat itulah, anak platipus sudah mulai untuk hidup secara mandiri. Setelah dua tahun kemudian, ia akan mengalami masa kawin. Dan siklus daur kehidupan dari hewan platipus akan berjalan seperti itu.

Keunikan yang di miliki oleh hewan Platypus bukan hanya itu. Hewan platypus ini di nilai memiliki adat dan harga diri yang tinggi. Sebab ketika memasuki masa kawin, ia akan membuat sarang khusus. Sarang tersebut ia gunakan untuk melakukan kawin dengan hewan platypus yang memiliki kelamin jenis lain. Masa di mana ia kawin adalah rentang waktu antara bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober.

Cara Kawin Hewan Platypus

Masih ada banyak hal yang membuat hewan Platypus tampak unik. Salah satunya adalah ritual kawin atau kebiasaan untuk melakukan reproduksi. Hewan platypus jantan dan betina akan mengembangkan kemampuan dalam melakukan reproduksi hingga usia mereka mencapai dua tahun.

Kemudian, para platypus jantan akan melakukan peperangan dengan pejantan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengawini hewan platypus betinanya. Bahkan mereka menggunakan taji beracun yang ada pada kaki belakang mereka untuk menyakiti satu sama lain. Barang siapa yang menang, ia bisa mendapatkan betinanya. Lalu meeka berdua akan melakukan kawin di dalam air (hewan platypus tidak pernah melakukan kawin di darat).

Lantas, apakah hewan platypus ini juga melakukan proses kopulasi ? Ya. Caranya adalah dengan platypus jantan berada di belakang platypus betina. Kemudian ekor dari platypus jantan di letakkan di bawah ekor platypus betina untuk memudahkan kopulasi tersebut.

Oh iya, for your information, sebenarnya hewan Platypus ini biasanya memiliki dua jenis sarang yang berbeda. Keduanya mereka bangun sendiri, yakni oleh si betina. Tidak lupa untuk menambahkan daun yang sedikit basah. Fungsinya adalah untuk menjaga telur yang sudah di produksi agar tidak kering.

Biasanya, hewan Platypus betina akan bertelur dalam rentang waktu antara 2 minggu sampai dengan 4 minggu semenjak ia melakukan perkawinan atau kopulasi. Sekali melakukan hal tersebut, platypus betina akan mengeluarkan antara satu butir telur sampai dengan tiga telur dalam satu waktu.

Sama dengan induk semang lain yang berkembang biak dengan cara bertelur atau ovipar. Platipus betina akan duduk di atas telur mereka. Hal ini bertujuan agar untuk menjaga telur agar ia tetap hangat. Selain itu, ketika hewan platypus betina duduk di atas telur, ia akan merasa dekat dengan anaknya. Kehangatan yang mereka ciptakan ini mungkin menjadi alasan mengapa telur hewan platypus ini bisa menetas hanya dalam kurun waktu kurang lebih 10 hari. Yang unik dari hewan ini adalah pada musim kawin platypus adalah pada musim kawin memang benar – benar merupakan waktu yang membuat platypus tampak bukanlah jenis hewan soliter.

Itulah ulasan singkat mengenai hewan platipus. Semoga bisa menambah pengetahuan! Salam.