Sistem Pernapasan pada Hewan Reptil dan Penjelasannya

Berdasarkan klasifikasi makhluk hidup hewan dapat dibedakan menjadi hewan vertebrata dan invertebrata. Pengelompokan hewan tersebut adalah berdasarkan ada tidaknya vertebrae atau rangka tulang belakang dan ciri-ciri makhluk hidup lainnya. Perbedaan mendasar dari keduanya dapat dilihat berdasarkan letak rangka tubuhnya. Hewan vertebrata meiliki rangka yang berada dalam tubuhnya (endoskeleton) sementara hewan invertebrata memiliki rangka diluar tubuhnya (eksoskeleton). Salah satu kelas hewan vertebrata adalah reptil atau reptilia. Tidak seperti hewan amphibi yang hidup di dua alam yakni air dan darat,  hewan reptil hanya menghabiskan hidupnya didarat meskipun ada beberapa spesies reptil yang hidup diperairan.

Ciri ciri hewan reptil

Meskipun demikian reptil yang hidup air tetap akan melakukan kegiatan utamanya seperti proses reproduksi didarat. Berikut adalah ciri-ciri hewan reptil :

  • Reptil memiliki rangka tulang belakang sehingga digolongkan ke dalam hewan vertebrata
  • Termasuk hewan darah dingin atau poikiloterm(baca : hewan berdarah dingin dan panas) hewan berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitar dan tidak memiliki sistem termostat untuk mengatur suhu tubuhnya. Itulah mengapa kadal dan buaya berjemur dibawah sinar matahari untuk meningkatkan suhu tubuhnya
  • Memiliki kulit dengan zat keratin, tebal dan bertanduk. Kulit reptil yang tebal mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan atau transpirasi. Beberapa spesies reptil mengganti kulitnya secara teratur selama hidupnya Memiliki jantung dengan tiga bilik kecuali pada jantung buaya yang memiliki empat bilik
  • Memiliki ginjal metanephric
  • Sistem respirasi reptil dibantu organ utama yakni paru-paru
  • Sebagian besar reptil adalah predator dan termasuk hewan karnivora  ( baca : hewan karnivora, herbivora dan omnivora )

Hewan reptil dikategorikan menjadi empat ordo utama yakni

  • Ordo Crocodilia contohnya buaya, aligator dan 23 spesies lainnya.
  • Ordo Sphenodontia contohnya tuatara Selandia Baru terdiri 2 spesies
  • Ordo Squamata , ordo ini merupakan ordo dengan spesies terbanyak yakni sekitar 7900 spesies yang tersebar diseluruh dunia, contoh hewan yang termasuk ordo squamata adalah kadal, ular dan amphisbaenia (“worm-lizards”)
  • Ordo Testudinata yang terdiri dari 300 spesies termasuk kura-kura, labi-labi dan penyu.

Sistem pernapasan pada hewan reptil dengan menggunakan paru-paru berbeda dengan sistem pernapasan pada hewan invertebrata misalnya sistem pernapasan serangga. Serangga memiliki sistem trakea dimana trakea tersebut meiliki banyak percabangan untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Sementara paru-paru hanya memiliki satu percabangan di satu lokasi dan oksigen diedarkan oleh sistem tubuh yang lain yakni sistem transportasi. Paru-paru pada reptil dapat bekerja secara optimal namun ada beberapa spesies yang memiliki pengecualian yakni :

  1. Pada ordo Testudiane atau kura-kura sistem pernapasan tidak dapat berlangsung secara maksimal dikarenakan struktur tubuhnya yang memiliki tempurung atau karapaks yang keras dan kaku. Tempurung kura-kura menggangu proses respirasi yang berlangsung di paru-paru sehingga kura-kura memiliki alternatif mekanisme pernafasan lain yang dibantu sel epitel mulut dan anus. Pertukaran gas juga dapat berlangsung secara difusi pada kulit penyu yang hidup dan menghabiskan sebagian hidupnya di air.
  2. Pada spesies ular laut, pernafasan paru-paru tidak dapat berjalan dengan maksimal sehingga pernapasan pada ular laut juga berlangsung melalui kulitnya yang lembab. Hal ini berfungsi untuk menjaga suplai oksigen yang masuk ke dalam tubuh.
  3. Pada beberapa spesies hewan reptil yang hidup di air, kulit mereka menjadi lebih permeabel terhadap oksigen dan kloaka pada reptil juga bermodifikasi menjadi alat bantu pernapasan yang dapat memperluas tempat pertukaran udara. Hal ini merupakan salah satu cara adaptasi hewan terhadap lingkungannya.

Mekanisme Pernapasan Reptil

Sistem pernapasan pada hewan reptil dibantu oleh gerakan rongga dada. Tidak seperti sistem pernapasan pada manusia, reptil tidal meiliki sekat diafragma dan pernapasan diatur oleh otot intercostae. Ketika otot intercostae berkontraksi rongga dada membesar dan volume udara mengecil dan udara masuk melalui lubang hidung dan selanjutnya diteruskan ke laring, trakea dan paru-paru. Ketika otok intercostae berelaksasi rongga dada mengecil dan udara yang mengandung karbon dioksida akan keluar melalui lubang hidung.

Sama seperti paru-paru hewan mamalia, dinding alveoli reptil dikelilingi pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Pertukaran udara terjadi di alveoli kemudian oksigen akan diikat oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Pada beberapa spesies ordo Crocodilia reptil termasuk buaya, pernapasan juga dibantu oleh otot-otot hati atau visera. Pada buaya, otot visera berhubungan langsung dengan tulang rusuk. Pada saat otot visera berkontraksi rusuk akan bergerak ke depan dan menghisap udara masuk ke dalam rongga dada. Gerakan pada otot visera ini sama seperti gerakan saat menarik piston.

Sebagian besar reptil tidak memiliki palatum (atap rongga mulut) sekunder. Hal ini mengakibatkan reptil harus menahan napas ketika menelan makanan. Spesies lain seperti buaya telah berevolusi dan memiliki rongga mulut sekunder yang memungkinkan mereka untuk tetap bernapas saat menyelam. Sementara itu, ular dapat mengembangkan trakeanya menjadi lebih luas, dan memungkinkan ular dapat menelan mangsanya tanpa merasakan sesak napas.

Berikut adalah mekanisme pernapasan reptil secara lebih ringkas :

  • Fase Inspirasi – Otot tulang rusuk berkontraksi –> rongga dada membesar –> paru-paru mengembang –> O2 masuk melalui lubang hidung –> rongga mulut –> anak tekak –> trakea yang panjang –> bronkiolus dalam paru-paru –> O2 diangkut darah menuju seluruh tubuh.
  • Fase Ekspirasi – Otot tulang rusuk berelaksasi –> rongga dada mengecil –> paru-paru mengecil –> CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung melalui darah –> paru-paru –> bronkiolus –> trakea yang panjang –> anak tekak –> rongga mulut –> lubang hidung.

Sistem pernapasan reptil merupakan salah satu sistem yang penting dalam tubuh hewan reptil. Gangguan yang terjadi pada alat pernapasan reptil dapat berdampak buruk terhadap kelangsungan hidupnya. Reptil hidup di darat dan air sehingga dampak pencemaran udara bisa berakibat fatal bagi kelangsungan spesies.

Ekosistem hewan Reptil

Reptil hidup bebas dialam dan menghirup oksigen langsung diudara hal tersebut memungkinkan reptil mendapatkan suplay oksigen yang cukup. Oksigen yang diperoleh hewan dari udara dihasilkan melalui proses fotosintesis pada tumbuhan. Sistem pernapasan reptil tidak jauh berbeda dengan sistem pernapasan manusia dan sistem pernapasan hewan vertebrata lainnya meskipun alat-alat pernafasan pada reptil masih sederhana dibandingkan dengan alat-alat pernapasan manusia. Bagian paru-paru reptil juga berbeda dengan bagian-bagian paru-paru manusia. Sistem pernapasan reptil dibantu oleh organ utama yakni paru-paru. Paru-paru adalah organ yang efektif dalam proses respirasi karena paru-paru memperantarai masuknya oksigen dan pernafasan berlangsung dalam kondisi yang lembab tanpa banyak kehilangan air. Oksigen yang masuk ke dalam paru-paru selanjutnya akan masuk ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh sistem transportasi. Reptil membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi  yang digunakan untuk bergerak. Energi tersebut  dihasilkan melalui proses glikolisis, siklus krebs dan sistem transport elektron yang berlangsung dalam mitokondria.