Alat Peredaran Darah Manusia dan Fungsinya

Pada artikel yang lalu, kita telah mengetahui bahwa sistem transportasi pada manusia meliputi sisten kardiovaskuler dan sistem limfatik. Pada artikel kali ini kita hanya akan membahas tentang sistem kardiovaskuler, terutama alat dalam tubuh yang berperan pada proses tersebut. Berbicara tentang alat, ada dua alat dalam sistem kardiovaskuler, yaitu jantung dan pembuluh darah (arteri, vena, dan kapiler).

Di sini kita tidak membahas tentang sel darah, jenis-jenis sel darah, perbedaan plasma dan serum darah, kelainan morfologi eritrosit dan leukosit, maupun fungsi sel darah putih dan sel darah merah. Hal ini karena sel darah termasuk bahan, bukan alat dalam peredaran darah. Baca pula:

  1. Fungsi sel darah merah
  2. Fungsi sel darah putih
  3. Fungsi hemoglobin
  4. Fungsi fibrinogen
  5. Bahaya hemofilia

Berikut adalah alat peredaran darah manusia :

Jantung

Jantung terletak di mediastinum medius, tepatnya di ICS (Intercostal space) III s.d. V sinistra (kiri). Jantung dapat dilihat dari 3 sisi, yaitu sisi depan (fascies sternocostal), sisi belakang (fascies mediastinal), sisi bawah (fascies diafragmatica). Organ ini berukuran sebesar genggaman tangan manusia dengan apex (bagian lancip) menghadap kiri bawah. Bagian ini disebut pula ictus cordis, di mana detak jantung paling terasa. Ictus cordis adalah tempat tersering untuk mendengar suara pembukaan katub mitral, di ICS V midclavicular sinistra, sekitar di bawah payudara kiri. Baca pula: fungsi katub jantung.

Pada artikel yang lalu telah dibahas cara kerja jantung. Jadi kali ini kita akan membahas anatomisnya. Jantung memiliki 4 ruangan: atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri (baca pula: fungsi atrium kanan).

  • Atrium kanan

Merupakan bagian yang tampak dari depan dan belakang. Di dalamnya terdapat area halus (sinus venarum) dan kasar (auricula). Tempat bermuara vena cava inferior, vena cava superior, sinus coronarius, dan vena cordis minimi.

  • Atrium kiri

Tampak dominan dari sisi belakang. Memiliki area halus (sinus venarum) dan kasar (auricula). Tempat bermuara 4 buah vena pulmonalis dan vena cordis minimi.

  • Ventrikel kanan

Tampak terbesar dari depan. Memiliki area halus (infundibulum) dan kasar (ventrikel proper). Terdapat katub trikuspidalis yang menghubungkannya dengan atrium kanan. Katub ini diikat oleh chorda tendinae di dinding ventrikel agar tak terjadi aliran balik. Juga terdapat katub pulmonalis. Di sini terdapat muara arteri pulmonalis.

  • Ventrikel kiri

Tampak dominan dari sisi bawah. Memiliki area kasar (ventrikel proper) dan halus (vestibulum). Di ventrikel proper terdapat katub mitralis yang menghubungkannya dengan atrium kiri. Di vestibulum terdapat katub semilunaris aorta yang menghubungkannya dengan muara aorta. Kedua katub diikat oleh chorda tendinae di dinding ventrikel.

Arteri

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung. Pada umumnya arteri kaya akan oksigen, kecuali arteri pulmonalus. Arteri terdiri atas (urut dari terbesar-terkecil): aorta, arteri besar, arteri sedang, arteri kecil, ateriole, dan arteriole pre kapiler. Secara anatomis semua jenis ini hanya berbeda ukuran dan itu pun tak tampak signifikan.

Namun secara histologis, strukturnya mengalami kemajuan dari terkecil hingga yang terbesar. Secara histologis, dinding pembuluh darah terdiri atas tunika intima, media, dan adventitia. Arteri memiliki tunika media yang tebal.

Pada arteriole pre kapiler, hanya didapati struktur selapis endotel dan selapis otot polos. Pada arteriole berkembang menjadi 2-5 lapis otot polos. Pada arteri kecil terdapat lebih dari 5 lapis otot polos. Pada arteri sedang terdapat tambahan membrana elastika interna. Pada arteri besar terdapat membrana elastika interna dan eksternal.

Vena

Pembuluh darah ini membawa darah menuju jantung. Umumnya vena miskin akan oksigen, kecuali vena pulmonalis. Pada vena terdapat banyak katub untuk mencegah aliran balik. Berbeda dengan arteri, vena memiliki tunika adventitia yang tebal.

Secara histologis, tak seperti arteri, sulit untuk mengidentifikasi vena. Oleh karena itu untuk mengidentifikasinya, kita melihat arteri yang berdampingan dengannya. Arteri dan vena yang berdampingan memiliki jenis yang sama.

Kapiler

Kapiler adalah pembukuh darah terkecil. Terdiri hanya dari selapis endotel. Di sini terjadi pertukaran gas dan makanan secara difusi. Ukurannya yang kecil serta dindingnya yang bersifat fenestrated memungkinkan hal tersebut terjadi.

Pada kapiler pula terdapat anastomosis. Anastomosis semacam anyaman pembuluh darah yang juga tempat bertemunya arteri dan vena. Jadi meski kecil, kapiler memegang peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang.

Aplikasi Medis

Jantung adalah organ prioritas nomor dua setelah otak. Penyakit yang menyerang jantung di antaranya adalah gagal jantung. Gagal jantung dibagi menjadi gagal jantung kanan dan kiri.

  • Gagal jantung kiri

Bila yang terserang adalah sisi kiri, akan menimbulkan gejala pulmonal. Darah di atrium kiri tak dapat tersalurkan ke ventrikel kiri dan malah kembali ke vena pulmonalis. Tekanan di vena pulmonalis meningkat dan paru-paru tak mampu membendungnya. Hal ini menimbulkan inflamasi sehingga pleura mengembang dan berisi cairan imun. Kondisi ini disebut efusi pleura atau edema paru yang menyebabkan sesak.

  • Gagal jantung kanan

Bila yang terserang sisi kanan, efeknya ke seluruh tubuh. Darah dari atrium kanan tak bisa mengalir ke ventrikel kanan dan malah kembali ke vena cava. Tekanan vena cava meningkat dan terjadi gangguan di seluruh tubuh. Akan terjadi edema tungkai dan pembesaran vena jugularis. Pembesaran vena jugularis bisa dijadikan diagnosis gagal jantung kanan. Efeknya seringkali terasa pula pada ginjal (baca pula:bagian-bagian ginjal).

Kondisi gagal jantung bisa disebabkan beberapa hal, seperti mitral stenosis. Mitral stenosis berarti kekakuan pada katub mitral. Kekakuan katub ini bisa pula disebabkan oleh rheumatoid fever yang mengakibatkan rematik pada katub jantung.

Mitral stenosis bisa ditangani dengan tindak pembedahan, yaitu dengan cara melakukan transplantasi katub jantung. Setelah dilakukan transplantasi, jantung bisa kembali bekerja normal. Pasien pun mendapat prognosis yang cukup baik.

Menjaga kesehatan jantung memang sangat penting dilakukan sejak dini. Karena awal dari terjadinya penyakit jantung koroner pun sebenarnya terjadi di usia anak-anak. Oleh karena itu kita tak boleh meremehkan usia pula. Semoga dengan artikel ini, kita bisa semakin mencintai dan merawat tubuh pemberian Sang Pencipta.