Alat Reproduksi Pria dan Fungsinya

Setelah membahas mengenai alat-alat pada sistem reproduksi wanita, maka kali ini kita akan belajar mengenai alat reproduksi manusia  yang menyusun sistem reproduksi pria. Karena memang keberhasilan fungsi reproduksi tidak hanya tergantung pada kesehatan organ reproduksi wanita, akan tetapi juga alat reproduksi si pria. Itu artinya, tidak hanya organ reproduksi wanita saja yang harus berfungsi normal, akan tetapi keduanya harus sehat.

Sama halnya dengan pembahasan pada alat reproduksi wanita, sekarang kita juga akan membagi bagian organ reproduksi menjadi dua kelompok, yakni alat reproduksi bagian luar serta alat reproduksi bagian dalam. Berikut selengkapnya mengenai alat reproduksi pria :

Bagian Luar

1. Penis

Bagian LuarDi samping berfungsi sebagai saluran keluarnya air seni pada sistem urinaria, dalam sistem reproduksi penis mempunyai dua fungsi yakni sebagai tempat keluarnya cairan semen serta alat untuk kopulasi. Meski demikian, air semen serta air seni tidak akan keluar bersamaan, sebab saat terjadinya ejakulasi (pengeluaran sperma) otot-otot pada kandung kemih akan mengerut untuk mencegah sperma masuk sehingga urine yang berada di dalamnya juga tidak akan ikut keluar.

Penis merupakan organ yang bersifat erektil yang disusun dari tiga tabung erektil yakni sepasang corpora cavernosa dan sebuah corpora spongiosa yang ketiganya akan berakhir pada gland penis, disekeliling tabung diliputi oleh jaringan ikat dan banyak otot polos. Ketiga tabung inilah yang berperan dalam proses ereksi dan ejakulasi.Penis juga dilapisi oleh kulit yang tipis dan halus dengan bagian ujung melipat yang disebut preputium, bagian inilah yang akan dipotong saat khitan. Selain itu, pada kulit penis juga terdapat kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan folikel rambut.

2. Skrotum

Skrotum adalah suatu kantung pembungkus testis. Kantung ini terdiri dari lapisan subkutan, otot polos, serta lapisan kulit. Kulit pada skrotum memiliki lipatan-lipatan. Hal ini menjadikan skrotum bisa mengendur menjauhi tubuh saat cuaca panas, serta mengerut mendekati tubuh saat suhu rendah (dingin). Fungsinya yakni untuk mempertahankan suhu testis agar stabil sehingga spermatogenesis tetap terjadi.

Bagian Dalam

1. Testis

Bagian dalamJika pada sistem reproduksi wanita yang berperan menghasilkan sel telur adalah ovarium, maka pada reproduksi jantan organ penghasil sperma adalah testis. Testis juga merupakan kelenjar eksokrin sekaligus endokrin. Fungsi eksokrin, yakni untuk memproduksi sel-sel kelamin pria, sedangkan fungsi endokrin, yakni untuk memproduksi hormon.

Testis dibungkus oleh kapsula testikularis yang terdiri dari selapis mesotel, sel-sel otot polos, dan jala-jala kapiler yang terbenam pada jaringan ikat. Kapsula testikularis ini akan menimbulkan terjadinya kerutan secara berkala. Hal ini berguna untuk mempertahankan tekanan di dalam testis, mengatur keluar-masuknya cairan ke dalam kapiler-kapiler, serta mendorong pengeluaran sperma.

Pembentukan sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Yakni saluran panjang yang berlekuk-lekuk dan berada di dalam testis. Pada epitel tubulus terdapat dua jenis sel, yaitu;

  • Sel Spermatogenik – Sesuai dengan namanya, sel spermatogenik merupakan cikal bakal sel spermatozoa. Sel benih ini awalnya berkromosom diploid, kemudian memerlukan waktu sekitar 64 hari untuk berdifferensiasi dan mengalami spermatogenesis hingga memiliki kromosom haploid. Sel spermatogonium sendiri terdiri dari4-8 lapis sel.
  • Sel Sertoli – Jumlah sel sertoli tidak sebanyak jumlah sel spermatogenik. Sel ini berada  di antara sel-sel spermatogonium dan berperan sebagai sel penyokong. Yakni untuk memberi makan sel-sel spermatogenik serta menghilangkan sisa sitoplasma spermatid yang merupakan bahan residu. Dua sel sertoli yang teletak berdekatan akan membentuk sawar darah (blood testis barrier) bersama-sama dengan jaringan peritubuler.. Selain diisi oleh tubulus seminiferus, testis juga diisi oleh sel-sel interstitial yang terletak diantara tubulus seminiferus. Sel interstitial atau sel leydig terdiri dari jaringan ikat kendor, dan diisi oleh sel-sel fibroblast, mast sel, makrofag, pembuluh darah, limfe, sel mesenchyme, dan saraf. Fungsinya ialah menghasilkan hormone testosteron.

2. Sistem saluran genital

  • Tubulus recti – Yakni saluran lurus yang merupakan kelanjutan dari tubulus seminiferus. Tubulus recti dimulai dari puncak setiap lobulus testis.
  • Rete testis – Selanjutnya, tubulus-tubulus recti akan memasuki mediastinum testis dan membentuk seperti anyaman. Struktur inilah yang dimaksud dengan rete testis. Spermatozoa yang melewati saluran ini berjalan sangat cepat sehingga jarang ditemukan di daluran ini.
  • Duktus efferens – Kelanjutan dari rete testis ialah duktus efferens. Rata-rata panjang saluran ini ialah 6-8 cm dengan diameter 0.05 mm. pada bagian dalam duktus dilapisi oleh epitel selapis silindris serta bersilia yang dapat bersifat motil. Kegunaannya yakni untuk mendorong spermatozoa menuju epididimis. Dibandingkan dengan saluran yang lain, motil silia ini hanya dapat dijumpai di dalam duktus efferens.
  • Duktus epididimis – Setelah melalui duktus efferens, spermatozoa akan berjalan melalui duktus epididimis. Duktus epididimis adalah saluran panjang yang berlekuk-lekuk serta terletak di atas testis. Dengan panjang sekitas 5-7 meter spermatozoa berjalan sangat lambat. Hal ini menjadikan sperma mengalami pematangan yang sempurna. Pada sekitas duktus epididimis terdapat otot polos yang akan membantu pengeluaran spermatozoa ke saluran berikutnya.
  • Duktus Defferens – Setelah mengalami pematangan, maka spermatozoa akan keluar dari skrotum dan naik ke atas melalui duktus deferens. Pada ujung saluran terdapat pelebaran yang disebut ampulla duktus deferens.
  • Duktus ejakulatorius – Saluran ini merupakan bagian terakhir dari saluran genitalia. Duktus ejakulatorius menembus kelenjar prostat dan masuk ke saluran urethra.

3. Kelenjar genital

  • Vesikula seminalis – Vesikula seminalis adalah tonjolan dari duktus deferens yang masih berbentuk saluran dan terletak di belakang prostat. Saluran ini mempunyai panjang sekitar 5-10 cm. Kelenjar ini menghasilkan sekret yang mengandung protein globulin, fruktosa, asam askorbat, serta prostaglandin yang berpengaruh saat fertilisasi di dalam saluran reproduksi wanita. Sekret yang dihasilkan vesikula seminalis mempunyai pH 7,3 sehingga tergolong basa. Cairan ini bersifat kental dan bergabung menjadi bagian dari cairan semen yang keluar bersama sperma saat ejakulasi. Meski ukuran kelenjar ini lebih kecil dari kelenjar prostat, namun vesikula seminalis menyumbang sebesar 60% dari komposisi cairan semen.
  • Kelenjar prostat – Dibandingkan kelenjar tambahan lainnya, kelenjar prostat merupakan kelenjar terbesar pada sistem reproduksi pria. Letaknya berada di bawah vesika urinaria. Sekret yang dihasilkan kelenjar  prostat bersifat encer dan berwarna putih seperti susu. Pada cairan ini terdapat banyak enzim acid-phosphatase, asam sitrat, dan juga fosfolipid. Cairan yang dihasilkan kelenjar prostat mencapai 30% dari total volume cairan semen.
  • Kelenjar Bulbo-urethralis – Kelenjar bulbo-urethralis dikenal juga sebagai kelenjar cowpery. Kelenjar ini berukuran sebesar kacang hijau dan berjumlah sepasang. Letaknya di belakang urethra pars membranacea. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar cowpery bersifat kental, sperti lendir serta nampak jernih.

4. Hormon Penting Pada Genitalia Pria

  • FSH – Hormon FSH (Follicle stimulating hormone) merupakan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar hiposisis anterior yang berada di otak. Hormone ini berperan memicu sel sertoli untuk membentuk Anrogen Bound Protein atau ABP. Selanjutnya, reseptor ABP ini akan berikatan dengan testosterone dan masuk ke dalam tubulus seminiferus dan berperan memelihara spermatogenesis.
  • LH – Luteinizing Hormone atau LH juga berasal dari kelenjar hipofisis anterior. Fungsinya pada sistem reproduksi  yakni untuk merangsang sel-sel leydig untuk menghasilakna hormone testosteron
  • Testosteron – Seperti dijelaskan di atas, hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel interstitial atau sel leydig yang berada di antara tubulus seminiferus. Hormon ini memiliki beberapa fungsi penting diantaranya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan saluran-saluran reproduksi pria, menampakkan dan memelihara sifat-sifat seks sekunder pria, membangkitkan nafsu birahi, serta memberikan kemampuan untuk bersetubuh.

Nah, demikianlah pembahasan ringkas mengenai apa saja alat reproduksi pria beserta penjelasannya. Semoga bermanfaat.

Baca juga artikel biologi lainnya yang masih berhubungan dengan manusia :