Anatomi Tulang Manusia – Tulang Rawan dan Tulang Keras

Tahukan anda mengenai anatomi tulang manusia ? Ya, mungkin tidak banyak orang yang mengetahui mengenai anatomi tulang manusia, karena anatomi tulang manusia tidak biasa didengar sehingga tidak banyak orang yang mengetahui mengenai apa saja anatomi tulang manusia. (baca : fungsi rangka manusia)

Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi dua macam yakni tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi tulang manusia :

Tulang Rawan (Kartilago)

tulang rawanTulang rawan merupakan jaringan ikat yang kaku tapi fleksibel dengan permukaan licin dan berdaya kenyal. Pada embrio bertugas sebaga rangka penyangga namun setelah dewasa berkembang menjadi tulang keras (osteon). Pada manusia dewasa, tulang rawan terdapat pada daun telinga, cuping hidung, dan cincin trakea. Kartilago tidak memiliki pembuluh darah, tetapi diselubungi membran perikondrium, tempat tulang rawan mendapat darah. (baca : fungsi daun telinga)

Komponen penyusun tulang rawan terdiri dari:

  • Kondroblas dan fibroblas, keduanya merupakan bakal sel kartilago yang berbentuk oval dan terletak di pinggir tulang rawan.
  • Kondrosit, terletak dalam jaringan kartilago lebih dalam dibandingkan kondroblas, di dalam lakuna. Inti berbentuk bundar dengan sebuah nucleus (inti sel) atau dua buah nucleoli.
  • Substansi Interseluler merupakan bagian dari kartilago yang terdiri dari komponen fibriler dan substansi dasar, matriks amorf “gel”. Matriks merupakan suatu wujud kaku bahkan keras yang substansi dasarnya terdiri atas proteoglikans yang mengandung kondroitin sulfat.
  • Perikondrium, jaringan pembungkus kartilago terdiri dari sel fibrosit gepeng dan terdapat serat kolagen serta memberikan suplai darah pada tulang rawan.

Jenis Kartilago

Tulang rawan atau kartilago memiliki beberapa jenis-jenis tulang yang terdapat didalam organ tubuh manusia. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis tulang rawan atau kartilago :

1. Tulang Rawan Hialin – Merupakan bentuk tulang rawan terbanyak. Terdiri atas serabut kolagen yang terbenam dalam bahan dasar yang bening seperti kaca, ulet, kuat, dan elastis. Terdapat pada ujung tulang pipa sebagai penutup dan sendi, pada tulang rawan iga, hidung, laring, trakea, dan bronkus supaya tetap terbuka. Pada embrio bertugas sebagai penyangga sementara untuk mendukung jaringan lain sampai terbentuk osteon.

2. Tulang Rawan Fibrosa – Terbentuk ole berkas-berkas serabut, dengan tulang rawan tersusun di antara berkas serabut itu dan dijumpai pada antar-ruas tulang belakang. Bersifat kurang lentur, matriksnya mengandung serat kolagen yang tidak teratur.

3. Tulang Rawan Elastis – Terdapat pada daun telinga, epiglotis, dan tabung Eustakhius. Bila ditekan atau dibengkokkan terasa lentur dan cepat kembali ke bentuk semula.

4. Pertumbuhan – Pertumbuhan tulang rawan bisa berlangsung akibat pembelahan dari mitosis (Pertumbuhan Interstisial), namun pada tulang rawan di tempat-tempat terntu terjadi kekakuan akibat ikatan silang unsur matriks sehingga cara lain untuk bertumbuh adalah melalui diferensiasi dari sel-sel perikondrium (Pertumbuhan Aposisil).

Tulang Keras (Osteon)

Tulang Keras (Tulang adalah jaringan ikat yang paling keras di antara jaringan ikat lainnya pada tubuh. Terdiri atas hampir 50% air. Bagian padat selebihnya terdiri dari berbagai bahan mineral, terutama garam kalsium 67% (yang memberikan kekuatan pada tulang serta mengandung serabut kolagen yang memberikan sifat elastis pada tulang) dan bahan seluler sekitar 33%. Struktur tulang yang dapat dilihat dengan mata telanjang adalah struktur kasar dan dengan pertolongan mikroskop dapat diperiksa struktur lainnya. Bersama tulang rawan (kartilago) dan komponen lain, tulang membentuk kerangka yang membentuk postur dan memberi perlindungan ke semua bagian tubuh. Kurang lebih terdapat sekitar 206 jumlah tulang yang tersebar di seluruh bagian tubuh manusia.

Adapun jaringan pembentuk tulang adalah:

1. Tulang Kompak

Tulang kompak bentuknya padat, keras, memberikan perlindungan pada tulang di sekitar lapisan luar, dan membantu menahan atau menyangga tubuh misalnya ketika melakukan pekerjaan fisik yang berat. Kebanyakan terdiri dari struktur tulang panjang, ada juga yang tulang pipih, dan sebagai lapisan tipis penutup semua tulang.Pada gambar irisan melintang tulang padat memperlihatkan adanya lingkaran-lingkaran. Dalam setiap pusat lingkaran terdapat kanal (saluran) Havers, merupakan sebuah tabung pusat yang berisi pembuluh darah dan saraf.

Lempeng tulang atau lamella disusun konsentris sekitar saluran. Terbentuk oleh garam mineral termasuk kalsium dan fosfat yang mengakibatkan kekerasan struktur tulang dan serat kolagen untuk kekuatannya. Di antara lempeng-lempeng lamella terdapat ruangan kecil-kecil yang disebut lakuna. Ruangan-ruangan ini mengandung sel-sel tulang, saling bersambungan, dan juga disambungkan dengan saluran Havers di tengah-tengah atau saluran-saluran kecil bernama kanalikuli yang bertugas menyediakan rute agar nutrisi dapat mencapai osteosit dan produk-produk limbah dapat meninggalkan mereka. Daerah di antara sistem-sistem Havers ini terdiri atas lamella interstisiil, sedangkan kanalikuli tersusun agak berlainan. Lamella dalam jaringan berbentuk jala tersusun kurang teratur dan tidak mempunyai saluran Havers, sedangkan pembuluh darah bercabang-cabang dalam ruangan intertisiil yang berisi sumsum untuk memberi persediaan darah kepada pembuluh darah yang halus.

2. Tulang Spons

Tulang spons terletak di bagian dalam dari tulang kompak, rapuh dan memiliki banyak pori atau rongga-rongga. Tulang spons terdapat pada ujung-ujung dari tulang kompak. Tulang spons tidak termasuk osteons. Sebaliknya, tulang spons terdiri dari kisi teratur kolom tipis tulang yang disebut trabekula (harfiah “balok kecil”), yang mengandung lamellae, osteosit, lakuna dan kanalikuli. Ruang antara trabekula dan beberapa tulang spons diisi dengan sumsum tulang merah. Pembuluh darah dari periosteum, menembus ke dalam kisi trabekula memungkinkan osteocytes di trabekula untuk menerima makanan dari darah yang melewati rongga sumsum.

3. Sumsum Tulang

Merupakan jaringan lunak tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Berbentuk seperti jelly yang kental dilindungi oleh spongiosa, ditemukan pada rongga interior tulang, Terdiri dari dua jenis yaitu sumsum merah yang menghasilkan sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih, dan sumsum kuning yang menghasilkan sel darah putih.

4. Periosteum

Periosteum adalah membran vaskular fibrus yang melapisi tulang. Pembuluh darah sangat banyak dijumpai di dalamnya dan membran itu melekat erat pada tulang. Pembuluh darah yang berasal dari periosteum bercabang-cabang ke dalam tulang. Pada tulang yang sedang tumbuh terdapat lapisan sel pembentuk tulang di antara perisoteum dan tulang, dan dari pelipatgandaan sel tadi pertumbuhan melingkar tulang dapat terjadi. Sebagai tambahan untuk darah yang berasal dari periosteum, tulang pipa juga di antarai darah oleh arteri nutritif khusus yang menembus secara oblik (menyerong) di tempat yang terlindung dalam hal tulang lengan pembuluh itu mengarah ke jurusan menjauh dari lutut. Lubang tempat pembuluh itu menembus terlihat jelas pada tulang pipa.

Perkembangan dan Pertumbuhan Osteon

Tulang berkembang dari tulang rawan maupun dari membran yang tersusun dari jaringan ikat. Tulang pipih berkembang menjadi tulang dari membran sehingga disebut sebagai tulang membran. Sedangkan tulang pipa berkembang dari tulang rawan, disebut tulang kartilago.

Berikut adalah penjelasan mengenai perkembangan dan pertumbuhan osteon :

1. Pembentukan tulang dari membran

 Membran jaringan ikat yang menjadi asal tulang pipih, misalnya tulang tengkorak, mendapat persediaan darah yang sangat berlimpah. Osifikasi atau pembentukan tulang mulai dari pusat-pusat tertentu dan berlangsung dengan cara pelipatgandaan sel dalam membran sampai terbentuk sebuah jalinan halus dari tulang. Dengan demikian, terbentuk tulang pipih yang terdiri atas dua lapisan jaringan tulang yang padat dan keras berlapis periosteum yang terpisah satu dengan lainnya oleh sbeuah lapisan tulang intertisiil yang mirip jaringan tulang kanselus (bentuk jala).

2. Pembentukan tulang dari tulang rawan 

Sewaktu embrio berkembang, semua tulang pipa pada mulanya berupa merupakan batang-batang tulang rawan yang diselubungi perikondrium (membran yang menutupi tulang rawan). Sebuah pusat osifikasi pertama disebut diafisis tampak di tengah jaringan yang kelak akan menjadi tulang berkembang. Perikondrium menjadi periosteum dan dari sini sel tulang ditempatkan sedemikian hingga sel tulang dapat tumbuh, baik sirkumeferens (melingkar) maupun memanjang. Karena fungsi periosteum itulah, ahli bedah sangat berhati-hati ketika mengoperasi tulang. Ia akan mengembalikan periosteum ke kedudukan semula sebab dari sinilah pembentukan tulang baru berasal. Kini tulang yang sedang tumbuh itu terdiri atas batang (diafisis) dan dua ujung (epifisis).

Dalam proses perkembangan selanjutnya timbul sebuah pusat osifikasi kedua di setiap ujung (epifisis) dan selanjutnya osifikasi bermula dari sini dan meluas ke arah batang (diafisis) dan sekaligus ke arah ujung juga. Ujung tulang tetap tertutup tulang rawan hialin, yang menjadi tulang rawan sendi. Di antara diafisis dan epifisis juga tetap ada selapis tulang rawan yang disebut tulang rawan epifiseal yang tetap ada sampai tulang menjadi dewasa

3. Sel Penyusun Osteon

  • Osteoblast – membuat sel-sel tulang baru dan mengeluarkan kolagen dengan mineralisasi menjadi matriks tulang. Mereka bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang dan penyerapan mineral dari darah. Sel ini melakukan kegiatan sintesis dan sekresi mineral-mineral keseluruh subtansi dasar dan subtansi pada daerah yang memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi. Memiliki inti sel tunggal atau mononukleat, dengan bentuk yang bervariasi pipih hingga bulat. Osteblas merupakan jenis sel mesenkimal yang berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan tulang.
  • Osteosit – mengatur homeostasis mineral. Mereka mengarahkan penyerapan mineral dari darah dan pelepasan mineral kembali ke dalam darah yang diperlukan. Merupakan sel tulang dewasa yang terbentuk dari sel osteoblas. Sel-sel tulang ini membentuk jaringan tulang disekitarnya. Sel osteosit memelihara kesehatan tulang, menghasilkan enzim dan mengendalikan kandungan mineral dalam tulang, juga mengontrol pelepasan kalsium dari tulang ke darah. sel-sel tulang dewasa yang berasal dari osteoblas, yang telah bermigrasi ke dalam dan menjadi terjebak dan dikelilingi oleh matriks tulang, diproduksi sendiri. Ruang yang mereka tempati dikenal sebagai lakuna. Osteosit memiliki banyak proses yang menjangkau memenuhi osteoblas dan osteosit lainnya mungkin untuk tujuan komunikasi. Fungsi mereka termasuk pembentukan tulang, pemeliharaan matriks dan homeostasis kalsium.
  • Osteoklas – melarutkan mineral dalam matriks tulang dan melepaskan mereka kembali ke dalam darah. merupakan sel tulang yang besar, berfungsi untuk menghancurkan jaringan tulang. Sel osteoklas berperan penting dalam pertumbuhan tulang, penyembuhan, dan pengaturan kembali bentuk tulang Mereka sel-sel besar, berinti terletak pada permukaan tulang pada apa yang disebut lakuna Howship atau lubang penyerapan. Lakuna ini, atau lubang resorpsi, tertinggal setelah kerusakan pada permukaan tulang. Karena osteoklas berasal dari garis keturunan sel induk monosit, mereka dilengkapi dengan mekanisme fagositosis seperti mirip dengan makrofag yang beredar.

4. Jenis Osteon

Berdasarkan bentuknya, tulang (osteon) dibedakan menjadi:

1. Tulang panjang – Merupakan tulang yang memiliki ukuran yang panjang terbagi atas Diafisis (badan atau poros  yang membuat menjadi panjang), Epifisis (ujung tulang), Epifisis terdiri dari jaringan tulang kompak (compact bone) dan spongiosa (spongy bone). Contoh: tulang bagian lengan dan paha.

2. Tulang pendek – Kebanyakan tipe ini memiliki bentuk seperti kubus, dan terdiri atas spongiosa (spongy bone). Contoh: tulang pergelangan tangan dan engkel (pergelangan kaki).

3. Tulang pipih – Merupakan tipe yang tipis dan terkadang melengkung. Tipe ini memiliki 2 lapisan tulang kompak yang tipis dan terdapat spongiosa diantara kedua bagian tersebut. Contoh: tulang iga dan dada.

4. Irreguler (tulang tak beraturan) – Tipe tulang irreguler memiliki bentuk yang kompleks dan tidak termasuk dalam klasifikasi tipe-tipe yang telah disebutkan diatas. Contoh: tulang belakang dan pinggang.

Kerangka Tubuh Manusia

Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang saling berhubungan (disebut sendi). Kerangka berfungsi sebagai penegak tubuh, pemberi bentuk. Tempat melekatnya otot, pelindung bagian tubuh yang penting (seperti jantung dan bagian bagian otak), tempat pembentukan sel darah merah, dan sebagai alat gerak pasif. Berdasarkan letaknya, rangka dapat dibedakan menjadi 3 bagian utama, yaitu rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak.

Berikut adalah penjelasan dari bagian bagian kerangka tubuh manusia :

1. Rangka Kepala (Tengkorak)

Tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang disusun menjadi dua bagian; kranium dan kerangka wajah. Fungsi rangka kepala adalah melindungi otak selaku organ tubuh yang sangat penting. Pada bayi baru lahir adalah lunak, belum berkaitan erat dan rapat, namun akan mengalami pertumbuhan dan bertambah besar, menyatu dan tidak dapat digerakkan.

a. Tulang bagian kepala

  • Tulang Kepala Belakang (oksipital) 1 buah
  • Tulang Dahi (frontal) 1 buah
  • Tulang Ubun-ubun (parietal) 2 buah
  • Tulang Tapis (etmoid) 1 buah
  • Tulang Pelipis (temporal) 2 buah

b. Tulang bagian wajah

  • 2 buah tulang hidung membentuk lengkung hidung.
  • 2 tulang palatum membentuk atap mulut dan dasar hidung.
  • 2 tulang lakrimalis (tulang air mata) membentuk saluran air mata dan bagian dari tulang rongga mata pada sudut dalam rongga mata, melalui celah ini air mata disalurkan ke hidung.
  • 2 tulang zigomatikus (tulang lengkung pipi), bersatu dengan prosesus zigomatikus tulang temporal untuk membentuk lengkung tulang pipi atau arkus zigomatikus.
  • 1 vomer (tulang pisau luku) membentuk bagian bawah sekat menulang hidung.
  • 2 tulang turbinatum inferior (kerangka hidung bawah) merupakan pasangan terbesar dari tiga pasang lipatan (konka hidung) dinding lateral maksila.
  • 2 maksila membentuk rahang atas dan memuat gigi atas. Badan maksila memuat ruang udara yang agak besar, yaitu sinus maksilaaris atau antrum Highmore yang berhubungan dengan hulu hidung melalui 2 lubang kecil.
  • Mandibula, membentuk rahang bawah. Merupakan satu-satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak.

2. Rangka Badan

a. Tulang Belakang

  • 7 vertebra servikal atau ruas tulang leher membentuk daerah tengkuk
  • 12 vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang toraks atau dada
  • 5 vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal atau pinggang
  • 5 vertebra sakralis atau tulang kelangkang membentuk sakrum atau tulang kelangkang
  • 4 vertebra koksigeus atau ruas tulang tungging membentuk tulang kosigeus atau tulang tungging (ekor)

b. Tulang Dada (Sternum) – Tulang dada dan tulang rusuk bersamaan membentuk perisai pelindung bagi organ – organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang. Tulang dada merupakan tulang pipih yang terbagi atas 3 bagian :

  • Hulu
  • Badan
  • Taju Pedang

c. Tulang Rusuk

  • 7 pasang tulang rusuk sejati. Tulang rusuk ini bagian depan melekat pada badan tulang dada dan bagian belakang melekat pada tulang punggung.
  • 3 pasang tulang rusuk palsu. Tulang rusuk ini nagian depan melekat pada tulang rusuk diatasnya dan bagian belakang melekat pada tulang punggung.
  • 2 pasang tulang rusuk melayang. Tulang rusuk ini bagian belakang melekat pada tulang punggung dan bagian depan tidak melekat pada tulang yang lain.

d. Gelang Bahu – terdiri atas 2 buah tulang belikat dan 2 buah tulang selangka.

e. Gelang Panggul – terdiri atas 2 tulang usus, 2 tulang kemaluan, dan 2 tulang duduk yang bergabung menjadi satu. Gelang panggul berfungsi untuk melindungi alat pencernaan makanan dan alat kelamin.

3. Rangka Anggota Gerak

a. Tulang Anggota Gerak Atas (Tangan) – Anatomi tulang pada tangan sangat rumit karena dipenuhi oleh tulang-tulang kecil, terutama pada bagian pergelangan tangan, telapak tangan, dan jari. Jika ditotal, satu sisi tangan memiliki 27 tulang. Tulang tangan terdiri atas:

  • Tulang pengumpil
  • Tulang lengan atas
  • Tulang hasta
  • Tulang pergelangan tangan
  • Tulang telapak tangan
  • Tulang ruas-ruas jari

b.Tulang Anggota Gerak Bawah – Kaki memiliki struktur tulang fleksibel yang memungkinkan untuk berdiri tegak dan bergerak-gerak, seperti berlari, berjalan, atau melompat. Tulang pada kaki sangat besar dan kuat guna menopang bobot tubuh. Tulang pada kaki dimulai dari panggul hingga lutut, disebut tulang paha atau femur sekaligus tulang terbesar yang ada di tubuh manusia. Tulang paha menempel pada tulang panggul. Jika ditotal, satu kaki dan pergelangan kaki memiliki 26 tulang yang terdiri atas:

  • Tulang paha
  • Tulang tempurug lutut
  • Tulang kering
  • Tulang betis
  • Tulang pergelangan kaki
  • Tulang telapak kaki
  • Tulang ruas jari-jari kaki

Fungsi Jaringan Tulang

  1. Membentuk kerangka yang memberikan bentuk atau postur pada tubuh sekaligus memberikan dukungan untuk jaringan.
  2. Melindungi organ-organ penting, seperti jantung, paru-paru, dan otak.
  3. Kerjasama antara tulang, otot tendon, sendi, dan ligamen memungkinkan tubuh untuk bergerak.
  4. Mengatur regulasi endokrin.
  5. Jaringan tulang menyimpan beberapa mineral, termasuk kalsium (Ca) dan fosfor (P). Bila diperlukan, tulang melepaskan mineral ke dalam darah dan memfasilitasi keseimbangan mineral dalam tubuh serta mampu menyimpan lemak (terutama dalam rongga tulang).
  6. Tempat produksi sel darah yang berlangsung di sumsum tulang merah di dalam beberapa tulang yang lebih besar.

Menjaga Kesehatan Tulang

1. Kebutuhan Kalsium – Kalsium sangat dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang. Konsumsi makanan yang mengandung kadar kalsium tinggi seperti susu, tahu, tempe, brokoli, dan kacang-kacangan.

2. Kebutuhan Vitamin D – Untuk memaksimalkan penyerapan kalsium, tubuh memerlukan vitamin D sehingga Anda dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi makanan yang emngandung vitamin D seperti hati sapi, kuning telur, tahu, tempe, susu kedelai, jamur, dan ikan lele.

3. Gaya Hidup – Hindari gaya hidup yang merugikan seperti merokok dan meminum minuman beralkohol karena bisa melemahkan komposisi tulang.

4. Olahraga – Kegiatan fisik sederhana seperti olahraga dapat membantu membuat tulang menjadi lebih kuat.

Baca juga artikel biologi lainnya :