Fungsi Sel Astrosit pada Otak Manusia

Sel astrosit merupakan salah satu bagian bagian sel yang ada dalam neuroglia. Karena itu, sebelum membahas mengenai sel astrosit, terlebih dahulu kita akan membahas mengenai neuroglia. Sel astrosit memiliki jumlah populasi lima kali lebih banyak dari jumlah sel neuron. Jumlah dari sel astrosit tersebut adalah yang terbesar bila dibandingkan dengan jumlah sel lain yang ada di dalam neuroglia atau sel glial. Sel astrosit memiliki inti yag bulat dan juluran sitoplasma yang membungkus kapiler atau kaki vaskuler.

Sel astrosit juga sering disebut dengan sel astroglia yang memiliki fungsi sel astrosit sebagai berikut :

  1. Sel astrosit memiliki fungsi sebagai pemberi makan bagi bagian bagian neuron yang ada di dekatnya. Sel astrosit juga berfungsi membentuk sawar darah di dalam otak manusia.
  2. Sel astrosit memiliki bentuk hampir menyerupai bentuk bintang dengan banyak tonjolan. Pada saat sistem saraf mengalami cidera, sel astrosit akan bertanggung jawab untuk membentuk jaringan perut gliosis. Selain itu, sel astrosit juga akan merespon seluruh stimulasi terhadap sistem saraf pusat yang disebut dengan astrogliosis reaktif.
  3. Sel astrosit juga berfungsi untuk menyerap dan menguraikan glutamat dan juga asam amino butirat. Masing-masing dari keduanya (glutamat dan asam amino butirat) adalah neurotransmiter eksitatorik dan inhibitorik yag menyebabkan kerja pembawa pesan kimiawi menjadi terhenti.

Berdasarkan perbedaan morfologi dan juga lokasi anatominya, sel astrosit terbagi menjadi 2, yaitu sel astrosit protoplasmik dan sel astrosit fiborus.

  • Astrosit protoplasmik atau astrocytus protoplasmicum terdapat di dalam substansi grisea. Astrosit protoplasmik ditemukan pada seluruh bagian korteks korteks otak besar. Pada bagian ini, terdapat sitoplasma yang penuh dengan granula pendek-pendek dan tebal, taju-taju selnya bercabang banyak.
  • Astrosit fiborus atau astrocytus fibrosum merupakan salah satu jenis astrosit yang sebagian besar terdapat di dalam substansia alba. Pada pewarnaan dengan perak, sitoplasma akan penuh dengan material fiborus. Astrosit fiborus memiliki taju-taju sitoplasmik yang panjang. Jika dibandingkan dengan astrosit protoplasmik, astrosit fiborus memiliki cabang yang relatif lebih sedikit.

Astrosit akan menyerap kelebihan Kalium dari CES otak. Dengan menyerap kelebihan kalium, astrosit akan membantu mempertahankan konsentrasi ion CES otak sehingga eksitabilitas saraf  bagian bagian otak tetap normal. Baru-baru ini, penelitian menunjukkan bahwa sel astrosit bersama dengan sel glial lainnya diketahui dapat meningkatkan pembentukan sel sinaps dan juga memodifikasi transmisi sinaps.

Bagian bagian Neuroglia (sel glial)

Neuroglia merupakan kumpulan sel-sel yang sering ditemukan di bagian sistem saraf manusia. Jumlah neuroglia atau yang sering disebut dengan sel glial lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah neuron. Jumlah sel glial 20 sampai 30 kali lebih banyak dari jumlah neuron yang ada dalam tubuh manusia. Sel glial terletak di dalam susunan saraf tepi maupun pada susunan saraf pusat.

Neuroglia atau sel glial bermanfaat untuk melindungi neuron, baik secara mekanis ketika neuron mengalami trauma, maupun dengan membuat selubung myelin dan juga membentuk sawar darah otak bersama dengan endotel kapiler. Selain itu, sel glial atau neuroglia masih memiliki fungsi lain, di antaranya:

  • Menjadi isolator antara neuron dan juga mencegah impuls saraf dari penyebaran yang berasal dari arah yang tidak diinginkan, hal tersebut tidak lain karena sel glial bersifat non-budidaya.
  • Sel glial dapat menghapus bahan asing dan juga puing-puing sel dengan fagositosis.
  • Memperbaiki daerah yang rusak pada jaringan saraf oleh proliferasi. Sel glial akan membentuk jaringat parut glial dan mengisi kekosongan yang ditinggalkan karena menurunnya neuron.
  • Mengambil dan menyimpan neurotransmitter yang dilakukan oleh sinapsis tetangga. Hal tersebut dilakukan dengan sistem metabolisme dari sel-sel glial.
  • Membantu fungsi sel saraf dengan mempertahankan metabolisme yang sesuai dan juga mendapatkan lingkungan ionik untuk neuron.

Neuroglia atau sel glial terdiri atas 3 bagian, yaitu:

1. Makroglia – Makroglia berasal dari ectodermal yang terdiri atas 2 macam sel yaitu astrosit dan oligodendrosit.

2. Mikroglia – Mikroglia merupakan bagian sel glial yang berasal dari mesodermal. Mesodermal merupakan monosit yang sifatnya menyerupai makrofag. Mikroglia terdapat dalam substansia alba dan juga substansia grisea. Bentuk dari mikroglia ialah pipih, berinti kecil, dan dense chromatic tipe. Mikroglia memiliki badan sel yang kecil, padat, dan memiliki juluran sitoplasma yang pendek dan bercabang banyak, akibatnya bentuk dari mikroglia hampir seperti tanaman yang berduri. Terkadang, makroglia menempel pada pembuluh darah dan berperan sebagai perivaskuler satelit.

3. Sel Ependim – Sel ependim berasal dari ectodermal. Sel ependim terdiri atas epitel selapis silindris yang melapisi kanalis sentralis. Kanalis sentralis tersebut berasal dari medulla spinalis dan juga ventrikel otak. Sel ependim memiliki peranan penting dalam produksi cairan cerebro spinal.

Baca juga artikel biologi lainnya yang masih berhubungan dengan manusia :