Fungsi Sel Darah Putih dan Sel Darah Merah

Darah adalah jaringan pengikat khusus yang terdiri dari jenis jenis sel darah didalam matriks yang bentuknya berupa larutan. Pada manusia dan juga hewan mamalia, darah dan juga jantung serta pembuluh darahnya membentuk sebuah jaringan system sirkulasi. System peredaran darah yang terjadi pada manusia atau hewan mamalia terdiri aras darah dan juga alat peredaran darahnya. Alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Darah juga merupakan system suspense berwarna merah yang terdapat didalam pembuluh darah, dan warna merah tersebut tidak selalu tetap namun berubah ubah yang disebabkan oleh pengaruh zat kandungan yang ada didalam tubuh. Terutama pada kadar oksigen dan karbon dioksida. Apabila kadar oksigen tinggi, maka warna yang akan dihasilkan oleh darah menjadi merah muda, namun bila kadar karbon dioksida tinggi maka warna darah akan menjadi merah tua.

Di dalam tubuh manusia, ternyata darah memiliki beberapa karakteristik, seperti suhunya yang berkisar antara 37C – 38C dan memiliki pH antara 7,35 – 7,45. Darah juga memiliki volume 8% dari berat badan seseorang. Pada manusia, darah terdiri dari dua komponen utama yaitu sel sel darah dan juga plasma darah yang biasa juga disebut dengan cairan darah. Adapun sel-sel darah terdiri dari 45% sedangkan plasma darah sebesar 55% dan setiap komponen darah terdiri dari berbagai macam komponen.

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi sel darah putih dan sel darah merah :

Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel Darah Putih berbeda dengan sel darah merah yang dimana sel darah putih mempunyai ukuran lebih besar dan memiliki bentuk yang bervariasi khususnya pada saat menembus kapiler darah. Sel darah putih sendiri mempunyai nucleus yang dapat bergerak secara bebas serta dapat menembus dinding kapiler yang disebut juga dengan diapedesis. Setiap 1mm3 darah terkandung 6.000 hingga 9.000 sel darah putih. Apabila jumlah sel darah putih kurang dari 6.000m3 maka akan disebut dnegan leucopenia, namun bila jumlahnya lebih dari 9.000/mm3 maka akan disebut leukosihosis. Bila di dalam darah jumlah leukositosis menjadi sangat besar, maka akan disebut dengan leumikia yang juga dikenal sebagai penyakit kanker darah.

Sel darah putih memiliki fungsi untuk melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh seseorang dengan cara memakannya. Sel darah putih sendiri dibentuk di dalam jaringan dari sumsum merah tulang. Sel darah putih dibedakan menjadi dua kelompok yaitu leukosit granulosit dan agranulosit yang dimana jila plasma bergranuler maka disebut dengan leukosit granulosit, namun bila plasmanya tidak bergranuler maka disebut dengan agranulosit.

Leukosit granulosit dibedakan menjadi :

  1. Neutofil yaitu sel yang mempunyai sifat fagosit yang berperan paling aktif dan juga memiliki mobilitas tinggi serta memiliki plasma yang bersifat netral. Nucleus yang terdiri atas dua hingga lima lobus dengan memiliki bermacam macam bentuk atau yang disebut dengan polimorfonukleus yang berbentuk batang, berinti banyak, berinti bengkok, dan lain-lain. Neutrofil juga memiliki kadar didalam darah sekitar 50% hingga 70% dari jumlah sel darah putih.
  2. Basofil ini memiliki ukuran antara 8 sampai 10µm namun pada ukuran intinya relative lebih besar dari leukosit granulosit yang lainnya. Pada umumnya plasmanya bersifat basa, bergranuler dan juga memiliki bintikbintik yang berwarna kebiruan dan juga memiliki sifat fragosit. Didalam setiap mm3 darah pada basofil memiliki kadar basa sekitar 20 hingga 50 butirnya atau sekitar sebanyak 1% dari jumlah keseluruhan sel darah putih.
  3. Eosinofil ini memiliki ukuran hampir sama dengan neutrofil dan juga memiliki sifat fagosit. Plasma pada eosinofil ini bersifat asam dan memiliki bintik-bintik kemerahan yang jumlahnya akan semakin meningkat ketika terjadi infeksi pada tubuh, selain itu inti dari eosinofil ini memiliki dua lobi. Kadar pada eosinpfil ini sekitar 20 hingga 50 butir/mm3 darah yaitu sekitar 2% sampai 4% dari jumlah keseluruhan sel darah putih.

Sedangkan leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi :

  1. Monosit pada selnya memiliki diameter sekitar 15µm, memiliki satu inti, dan juga memiliki ukuran relative besar. Bentuk pada monosit sendiri adalah bulat panjang, dapat bergerak cepat, dan memiliki sifat fagosit. Monosit sendiri memiliki kadar sekitar 2% hingga 8% dari total keseluruhan sel darah merah atau juga sekitar 1 sampai 4 butir monosit/mm3 Monosit mempunyai umur yang cukup panjang dari yang lainnya. Sebelum monosit keluar menuju jaringan untuk membentuk makrofag, monosit terlebih dahulu akan beredar bersama darah selama 24jam.
  2. Limfosit memiliki ukuran yang berbeda, ada yang sebesar eritrosit yang memiliki diameter 8µm hingga 12µm dan juga memiliki satu inti yang besarnya hampir memenuhi isi sel serta selnya tidak dapat bergerak bebas. Jumlah limfosit pada tubuh sekitar 1.500 sampai 3.000 butir/mm3 darah atau sekitar 20% hingga 30% dari total jumlah pada sel darah putih. Sel limfosit berperan sangat besar dalam pembentukan zat untuk kekebalan tubuh manusia. Limfosit yang ada didalam darah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sel T, sel B, dan juga sel pembunuh. Ketiga sel ini masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
  3. Sel Darah Pembeku (Trombosit) Sel Darah Pembeku ini berukuran lebih kecil daripada eritrosit dan leukosit dan juga sel darah pembeku ini tidak memiliki inti, selain itu juga bentuknya tidak teratur dan apabila tersentuh benda yang memiliki permukaan kasar akan sangat mudah sekali untuk pecah. Di setiap 1mm3 darah mengandung 200.000 sampai 300.000 trombosit yang dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah tulang. Di dalam tubuh, trombosit mempunyai peran besar dalam proses pembekuan darah ketika terjadi luka dan darah akan keluar dari pembuluh. Apabila trombosit yang keluar bersama dengan darah yang menyentuh benda yang memiliki permukaan kasar, maka trombosit akan pecah dan kemudian mengeluarkan zat yang dikandungnya yang bernama trombokinase.

Trombokinase pada sel darah putih

Trombokinase sendiri akan masuk ke dalam plasma darah dan kemudian trombokinase akan mengubah protrombin menjadi enzim yang aktif. Protombin merupakan senyawa protein yang larut ke dalam darah yang didalamnya mengandung globulin. Zat globulin sendiri merupakan sebuah enzim yang belum aktif, yang terbentuk oleh hati dan pembentukannya sendiri dibantu dengan vitamin K. Di dalam system peredaran darah yang tertutup, pembekuan darah memiliki kegunaan yang sangat penting yaitu :

  1. Untuk mencegah terjadinya kehilangan darah yang berlebihan ketika tubuh seseorang terjadi luka.
  2. Mencegah masuknya mikroorganisme yang berbahaya seperti bakteri dan benda asing lainnya yang akan masuk kedalam darah ketika permukaan kulit tercemar oleh lingkungan sekitar.
  3. Mempercepat penyembuhan luka pada tubuh seseorang.
  4. Membantu untuk menjaga tekanan tekanan darah karena kehilangan darah terlalu banyak juga dapat mempengaruhi tubuh terhadap penurunan tekanan darah yang pada akhirnya dapat membahayakan tubuh seseorang tersebut.
  5. Menjaga peredaran darah di dalam system peredaran darah tertutup.

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel Darah Merah atau yang biasa juga disebut dengan eritrosit ini adalah merupakan bagian utama dari darah yang akan membentuk sebuah bikonkaf yang tidak berinti dan tidak dapat bergerak bebas serta tidak dapat menembus dinding kapiler. Eritrosit sendiri memiliki diameter kurang lebih sekitar 7,5µm, dengan diameter tengah cakramnya sekitar 1µm. Dalam tubuh pria, setiap 1mm3 mengandung lima juta sel darah merah, sedangkan dalam tubuh wanita, setiap 1mm3 mengandung empat juta sel darah merah.

Beberapa fungsi dari sel darah merah adalah sebagai berikut :

  1. Oksigen disini berfungsi untuk mengangkut oksigen melalui alat alat pernafasan yang berada di paru-paru untuk dibawa ke jaringan lain dan juga untuk di edarkan kedalam sel-sel tubuh lainnya. Hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah merupakan sebuah protein yang mengikatkan dirinya kedalam molekul pada oksigen, jika seseorang menghirup oksigen, maka oksigen tersebut masuk kedalam tubuh manusia melalui lubang hidung yang kemudian akan masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru, molekul hemoglobin akan mengikatkan dirinya pada molekul oksigen yang kemudian bergerak untuk menuju ke jantung dan dari jantunglah darah yang mengandung oksigen didalam nya akan dipompa agar mengalir keseluruh tubuh.
  2. KarbonDioksida akan dibawa keluar dari dalam tubuh agar metabolisme pada tubuh tetap stabil. Pada awalnya karbondioksida ini terbentuk didalam sel dari reaksi kimia yang berlangsung yang membuat karbon dioksida ini yang berasal dari produk limbah misalnya, akan dibuang melalui plasma darah dan juga melalui sel darah merah. Peran utama dalam sel darah merah adalah untuk menghilangkan karbon dioksida dari dalam sel-sel plasma darah dan selain itu juga peran lain dari sel darah merah adalah untuk menyumbangkan sejumlah kecil penghapusan pada karbon dioksida. (baca : perbedaan plasma darah dan serum darah)

Fungsi hemoglobin

Warna pada sel darah merah sebenarnya adalah merah kekuning kuningan yang disebabkan karena adanya pigmen darah yang disebut dengan hemoglobin. Hemoglobin (Hb) adalah sebuah protein yang terdiri atas hemin dan globin. Fungsi hemoglobin :

  • Hemoglobin mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap oksigem. Di dalam jaringan tubuh manusia, oksigen akan dilepaskan oleh hemoglobin. Reaksi pengikat dan pelepasan oksigen oleh hemoglobin bersifat reversible, reaksi ini dipengaruhi karena suhu, pH, tekanan oksigen di dalam paru-paru dan di dalam jaringan tubuh.
  • Mengangkut karbon dioksida yang disebut dengan karbominohemoglobin.
  • Menjaga keseimbangan asam dan basa. Hb2 dan HbO2 adalah merupakan senyawa yang mudah untuk mengikat alkali. Apabila kadar senyawa pada asam dalam darah meningkat, maka hemoglobin dan oksihemoglobin akan melakukan pelepasan alkalinya yang dengan demikian senyawa asam akan menjadi dinetralkan.

Jika di dalam darah kekurangan sel darah merah, hemoglobin, dan zat besi, maka akan mengakibatkan warna tubuh seseorang akan menjadi pucat yang biasanya disebut dengan penyakit anemia yaitu kekurangan darah. Apabila seseorang menderita penyakit anemia, maka oksigen yang akan di angkut oleh darah akan mengalami gangguan. Darah yang kurang mengandung oksigen akan memiliki warna kebiru biruan yang biasanya terjadi jika seseorang tercekik dan batuk terus menerus hingga bibir orang tersebut menjadi kebiruan. Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan sel darah merah pada tubuh yang mungkin disebabkan karena tubuh seseorang itu kekurangan gizi, infeksi dari kuman dan penyakit, dan juga karena terjadi kecelakaan yang menyebabkan banyak darah yang keluar.

Ketahanan sel darah merah

Sel darah merah sendiri mampu bertahan hingga 115hari di dalam tubuh manusia. Sel darah merah yang sudah tua akan dirombak oleh sel sel hati dan limpa yang sebagian Hb nya akan dibuah menjadi zat warna atau pigmen yang berwarna kehijauan yang akan memberikan warna getah empedu. Zat besi yang dihasilkan dari perombakan hemoglobin akan dikirimkan ke hati dan limpa untuk membentuk sebuah eritrosit baru.

Pada setiap detiknya diperkirakan terjadi sekitar tiga sampai empat juta sel darah merah yang mati ataupun rusak yang kemudian akan dibersihkan oleh sel-sel hati dan juga sel-sel limpa yang selanjutnya sumsum merah pada tulang akan membentuk sel darah merah yang baru dan jumlahnya akan diseimbangkan dengan sel darah merah yang mati maupun yang rusak. Sumsum merah tulang sebenarnya mampu membentuk sel darah merah sekitar empat atau bahkan lima kali lebih cepat dari laju kerusakan sel darah merah. Apabila kita mengalami pendarahan pada tubuh, maka sumsum merah tulang akan sesegera mungkin menormalkan kembali jumlah sel darah merah pada tubuh dan juga sebaliknya, jika laju kerusakan sel darah merah lebih cepat dari produksinya, maka tubuh seseorang akan mengalami gangguan kekurangan darah.

Baca juga artikel biologi lainnya yang masih berhubungan dengan manusia :