Kelainan Jantung pada Manusia

Manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitasnya. Energi ini diperoleh dari zat-zat yang diserap tubuh melalui sistem pencernaan manusia dan diedarkan keseluruh tubuh dengan bantuan darah dan alat peredaran darah manusia. Fungsi darah pada manusia bukan hanya untuk mengedarkan zat makanan, namun juga oksigen dengan memanfaatkan fungsi hemoglobin di dalam sel darah merah. Alat peredaran darah manusia meliputi jantung dan pembuluh darah. Aorta adalah pembuluh darah arteri yang paling dekat dengan jantung. Hubungan antara jantung, darah, dan pembuluh darah sangat dekat sehingga apabila salah satu terkena gangguan, fungsi bagian yang lain juga terganggu. Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca dalam artikel kelainan pada sistem peredaran darah manusia.

Pengelompokan Kelainan Pada Jantung

Kerja jantung dapat dirasakan melalui denyut nadi. Saat jantung berdenyut, terjadi fase diastol dan sistol yang menandai masuk dan keluarnya darah dari jantung. Peredaran darah jantung dapat dibagi menjadi dua, yaitu peredaran darah kecil dan besar. Semua proses ini dapat dibaca lebih jelas pada artikel cara kerja jantung dan mekanisme peredaran darah pada manusia. Denyutan jantung menunjukkan jantung masih dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Denyut jantung juga dapat menandai ada atau tidaknya kelainan pada jantung. Kelainan pada jantung dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu

  1. Kelainan elektrik

Kelainan elektrik meliputi semua kelainan dalam jantung akibat aktivitas abnormal dari sistem listrik jantung yang mempengaruhi kestabilan denyut jantung. Aritmia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan denyut jantung yang abnormal. Denyut jantung dapat lebih lambat, lebih cepat, atau tidak beraturan. Menurut letaknya, aritmia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu terjadi dalam atrium atau yang terjadi dalam ventrikel jantung. Atrium adalah ruang bagian atas dalam jantung yang terdiri atas atrium kiri dan atrium kanan. Fungsi atrium kanan adalah menerima darah dari seluruh jaringan tubuh (kecuali paru-paru).

Aritmia yang terjadi pada atrium antara lain:

  • Fibrilasi Atrial (A-Fib) – aritmia ini termasuk yang paling sering ditemui. Kondisi ini disebabkan oleh aktivitas atrium yang berdenyut empat kali lebih cepat dari normal. A-Fib tidak membahayakan namun dapat meningkatkan resiko penggumpalan dalam jantung yang menyebabkan stroke.
  • Atrial Flutter (AFL) – Jenis aritmia ini paling sering ditemui setelah A-Fib. Perbedaan A-Fib dan AFL adalah penyebabnya. A-Fib disebabkan sinyal tak beraturan dari sistem listik jantung sedangkan AFL disebabkan oleh gelombang panjang tunggal yang beredar di atrium jantung.
  • Sick Sinus Syndrome (SSS) – SSS mengindikasikan sinus nodus tidak bekerja dengan semestinya. Jenis SSS dapat berupa takikardia (apabila denyut jantung lebih dari 100/menit) dan bradikardia (apabila denyut jantung tidak lebih dari 60/menit). Takikardia tidak berbahaya apabila terjadi karena pengaruh demam atau latihan. Takikardia perlu diperhatikan apabila terjadi karena anemia atau fungsi kelenjar tiroid yang berlebihan.

Aritmia yang terjadi pada ventrikel jantung lebih berbahaya dibanding aritmia yang disebabkan atrium. Aritmia ini meliputi:

  • Takikardia ventrikular – Kelainan ini sangat membahayakan nyawa manusia. Takikardia ventrikular biasanya ditemukan pada penderita penyakit jantung parah, namun ada juga orang normal yang mengalaminya
  • Fibrilasi ventrikular – kelainan ini penyebab kematian terbesar pada penderita sakit jantung. Fibrilasi ventrikel merupakan kondisi dimana denyut jantung sangat cepat dan tidak terkontrol. Kondisi ini dapat terjadi kapan saja dan dapat menghentikan kerja jantung. Satu-satunya penanganan yang dapat dilakukan adalah defibrilator.

Selain itu beberapa jenis aritmia lain meliputi:

  • Kontraksi prematur – kondisi ini terjadi dari atrium atau ventrikel jantung. Kondisi ini disebabkan adanya denyut tambahan diawal atau denyutan tertunda.
  • LQTS – kelainan pada sistem listrik jantung. Kelainan ini biasanya diturunkan dalam keluarga dan berpotensi menjadi takikardia ventrikular.
  • Blok Jantung – kelainan ini terjadi apabila sinyal listrik dari atrium tidak terjadi secara normal menuju ventrikel.
  1. Kelainan Sirkulasi

Fungsi jantung sebagai alat peredaran darah tidak lepas dari pembuluh darah, yang berfungsi sebagai alat peredaran darah ke seluruh tubuh. Kelainan dalam sistem ini dapat menganggu kerja jantung. Kelainan sirkulasi meliputi:

  • Serangan jantung – serangan jantung adalah kondisi dimana jantung berhenti berdetak karena aliran darah ke jantung berkurang atau terhenti.
  • Stroke – stroke disebabkan pasokan darah ke otak tersumbat atau terhenti sehingga bagian-bagian otak manusia kekurangan oksigen. Hal ini bisa disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau penyumbatan pembuluh darah ke otak.
  1. Kelainan Struktur

Kelainan struktur disebabkan oleh adanya kelainan dalam struktur jantung dari awal lahir atau dalam perkembangan karena sifat keturunan maupun mutasi. Kelainan ini ada dua, yaitu:

  • Lemah jantung – kondisi ini terjadi karena otot jantung terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Nama lain dari penyakit ini adalah kardiomiopati. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan dan sering ditemukan pada anak usia dini.
  • Penyakit katup jantung – penyakit katup jantung atau heart valve problems merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan atau gangguan pada katup jantung. Fungsi katup jantung adalah menjaga aliran darah dalam jantung tidak saling tercampur.

Faktor Resiko dan Pencegahan Kelainan Jantung

  1. Faktor resiko

Faktor resiko merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko terkena suatu penyakit. Faktor resiko dari kelainan jantung adalah sebagai berikut:

  • Tingkat Kolesterol dan Trigliserida – Dalam bagian usus halus, trigliserida biasanya diubah menjadi asam lemak dan gliserol oleh fungsi enzim lipase. Fungsi lemak bagi tubuh antara lain sebagai cadangan energi dan pelindung organ. Namun apabila jumlah lemak yang terlarut dalam darah semakin banyak, maka resiko terkena penyakit jantung semakin besar. Lemak dapat menempel dan memperkecil diameter pembuluh darah sehingga menyebabkan hipertensi, stroke, atau serangan jantung.
  • Tekanan darah tinggi – penderita hipertensi biasanya lebih beresiko mengalami sakit jantung. Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin besar kemungkinan pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke.
  • Merokok dan minuman beralkohol – merokok dapat melukai jantung. Resiko penyakit jantung meningkat pada wanita yang merokok sekaligus menggunakan pil KB. Begitu pula minuman beralkohol.
  • Diabetes – penderita diabetes beresiko mengalami penyakit jantung lebih besar dibandingkan orang normal.
  • Obesitas- penderita obesitas menjadi faktor resiko penyakit jantung, namun juga penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes.
  • Kurang olahraga – Kurang berolahraga dapat meningkatkan resiko terkena obesitas, yang berujung pada penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan jantung.
  1. Pencegahan

Penyakit jantung akibat kelainan struktur tidak dapat dicegah namun yang disebabkan oleh beberapa faktor resiko dapat dikontrol dengan pola hidup sehat. Beberapa cara untuk mencegah peningkatan resiko sakit jantung diantaranya:

  • Sering memeriksa kadar kolesterol, trigliserida dan kadar gula dalam darah
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol dan kebiasaan lain yang merusak tubuh.
  • Berolahraga secara teratur
  • Mengatur pola makan yang sehat
  • Kurangi konsumsi makanan dengan kandungan kolesterol yang tinggi