Kelainan Kulit pada Manusia dan Cara Mengatasinya

Kulit merupakan bagian tubuh terluar manusia, yang paling terlihat dari luar dan melakukan kontak dengan lingkungan. Bagi sebagian besar orang, kulit merupakan bagian tubuh  yang sangat diperhatikan mengenai kesehatan, keindahan, bahkan hingga warnanya. Sehingga tidak heran jika banyak orang yang melakukan perawatan kulit. Kulit merupakan organ tubuh terbesar dari manusia. Pada orang dewasa, kulit memiliki berat sekitar 3,6kg dengan luas 2 m2. Pada kenyataannya, tanpa keberadaan kulit pada tubuh, manusia  akan mengalami  penguapan.

Keberadaan kulit pada tubuh manusia memiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai salah satu organ pada sistem eksresi manusia (baca juga: kelainan pada sistem eksresi), perisai insulasi, menjaga tubuh dari suhu yang ekstrim, bahaya sinar matahari, bahaya bahan kimia berbahaya. Kulit juga memiliki zat antibakteri untuk mencegah infeksi, memproduksi vitamin D untuk mengubah kalsium agar bisa digunakan oleh tulang sehingga tulang menjadi sehat dan kuat. Sebagai fungsi tambahan, kulit merupakan sensor saraf untuk menjaga otak saat berhubungan dengan lingkungan. Pada saat yang bersamaan, kulit juga memungkinkan kita untuk bergerak bebas. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa kulit merupakan salah satu organ yang luar biasa dan serbaguna.

Bagian-Bagian Kulit

kulit-manusiaEpidermis, merupakan lapisan kulit paling atas. Bagian ini sebagain besar terdiri dari sel-sel yang disebut keratinosit, terbuat dari protein keratin (yang juga merupakan bahan penyusun rambut dan kuku). Keratinosit dari beberapa lapisan kulit secara terus-menerus tumbuh keluar menjadi sel kulit mati dan akan mengelupas. Hal ini membutuhkan waktu 5 minggu untuk membentuk sel-sel kulit yang baru. Bagian yang menutupi kulit mati disebut stratum corneum  atau lapisan tanduk, dan ketebalan dari lapisan ini sangat bervariasi, hingga menjadi 10 kali lebih tebal dari telapak kai atau kulit sekitar mata. Lapisan epidermis ini memiliki sifat pertahanan yaitu sel langerhans, yang meberikan tanda pada sistem imun tubuh jika terdapat inveksi bateri atau virus (baca juga: macam-macam lapisan kulit manusia).

Dermis, lapisan epidermis terikat dengan lapisan kulit di bawahnya yang disebut dengan lapisan dermis. Lapisan kedua inilah yang memberikan fungsi kuat dan elastis pada kulit, karena keberadaan kolagen dan elastin. Pembuluh darah terdapat pada lapisan ini dan membantu untuk mengatur suhu tubuh dengan cara meningkatkan aliran darah ke kulit, guna melepaskan panas, atau menghambat pengaliran darah ke kulit saat tubuh merasa dingin. Jaringan serat saraf dan reseptor berfungsi sebagai perasa seperti sentuhan, suhu, dan rasa sakit, kemudian meneruskannya ke otak.

Pada lapisan dermis, terdapat folikel rambut dan kelenjar dengan saluran yang melewati kulit. Kelenjar keringat dapat menurunkan suhu internal dengan cara mengeluarkan keringat, saat tubuh memiliki tingkat cairan urea dan laktat yang tinggi. Kelenjar aprokrin, yang berkembang saat masa pubertas, memproduksi keringat yang berbau terkait dengan saya tarik seksual yang dapat menyebabkan bau bada, terutama di sekitar ketiak. Sedangkan kelenjar sebaceous (kelenjar minyak) mengeluarkan zat seperti minyak sebagai pelumas rambut dan kulit. Fungsi kelenjar minyak pada kulit dapat Anda pelajari pada artikel sebelumnya

Subcutis, yaitu lapisan dasar kulit yang termasuk sebuah lapisan lemak yang berfungsi sebagai cadangan makanan dalam kasus jika tubuh kekurangan makanan. Lapisan ini juga sebagai isolasi dan banalan dari benturan atau ketika jatuh. Bagian-bagian kulit manusia dan fungsinya dapat Anda pelajari lebih lanjut pada artikel sebelumnya.

Kelainan pada Kulit

Kulit merupakan bagian terluar tubuh yang sering berhubungan dengan lingkungan luar, sehingga tidak heran jika kulit memiliki banyak masalah atau kelainan yang mungkin terjadi. Kelainan kulit ini bisa disebabkan oleh alergi atau kontak langsung dengan satu atau lebih zat yang berbahaya. Kulit dapat kontak dengan zat lain melalui pencelupan, kontak dengan peralatan yang terkontaminasi, atau zat tersebut terkena langsung ke kulit. Berikut adalah beberapa contoh kelainan kulit dan jenis-jenis penyakit kulit yang mungkin tejadi :

1. Contact dermatitis atau eksim

Penyakit kulit yang paling umum terjadi adalah contact dermatitis atau lebih dikenal dengan sebutan eksim. Eksim ini disebabkan karena inflamasi kulit. Gejalanya berupa kulit kemerahan, kering, gatal, bengkak, pecah-pecah, melepuh, mengelupas dan berdarah. Terdapat dua jenis eksim, eksim iritasi dan eksim alergi. Keduanya memiliki penampakan yang sama namun penyebabnya berbeda. Kedua jenis eksim ini dapat muncul bersamaan dan tidak jarang eksim alergi akan mengenbangkan eksim iritasi.

Eksim iritasi (irritant dermatitis) dapat disebabkan oleh agen fisik atau kimia yang merusak sel, misalnya produk pembersih, cairan organik, cairan logam, semen, dan bahan-bahan kimia lainnya. Eksim iritasi membuat kulit lebih rentan pada hal-hal yang beresiko buruk terhadap kesehatan, misalnya bakteri dan bahan kimia. Saat tidak ada kontak dengan bahan-bahanyang mengakibatkan iritasi, maka kondisi eksim ini akan berhenti (membaik).

Eksim alergi disebabkan oleh paparan dari allergen atau bahan sensitizer, biasanya zat-zat yang berbahaya, misalnya semen, logam (nikel dan kromium) dan resin. Latex adalah bahan yang biasanya menjadi penyebab eksim alergi. Biasanya terjadi pada insdustri bahan-bahan kesehatan, dimana sarung tangan latex adalah pemakaian rutin. Saat sistem imun penderita bereaksi pada allergen, maka kulit menjadi sensitif, masalah ini biasanya akan bertahan lama dan paparan yang lebih lanjut akan menyebabkan serangan eksim alergi.

2. Contact urticaria

Contact urticaria merupakan kondisin kulit yang dicirikan dengan kemerahan (erythema) dan bengkak. Pembengkakan ini muncul pada bagian kulit dimana zat yang berbahaya mengenai kulit. Pembengkakan normalnya muncul dalam satu jam setelah paparan dan menghilang setelah 24 jam. Latex merupakan penyebab umum pada kondisi ini.

3. Acne dan folliculitis

Acne atau jerawat disebabkan oleh penghambatan dan inflamasi dari kelenjar di dalam kulit. Hal ini disebabkan oleh paparan minyak, halogenatik hidrokarbon aromatic dan coal tar, jerawat juga dapat disebabkan oleh kontak yang lama dengan pakaian berminyak.

Folliculitis adalah pembengkakan pada folikel rambut. Kondisi ini biasa terjadi pada orang-orang di industry logam yang sering terpapar mineral dan larutan minyak.

4. Perubahan pigmentasi

Kelainan pigmentasi termasuk depigmentasi (hilangnya warna kulit) dan hiperpigmentasi (kelebihan warna kulit). Depigmentasi dapat disebabkan oleh bahan kimia sperti hidrokuinin, phenol (dan turunannya), komponen arsenic dan merkuri. Depigmentasi juga dapat disebabkan oleh ionisasi dan radiasi ultraviolet, kerna panas atau trauma fisik. Sedangkan hiperpigmentasi dapat disebabkan oleh minyak mineral, hidrokarbon halogenasi, arsenic dan bergbagai bahan farmasi.

5. Kanker kulit

Kanker kulit dapat disebabkan oleh sinar ultraviolet (bisa karena matahari dan sinar buatan), radiasi ionic, polisiklik hidrokarbon aromatic, tar, dan produk tar.

6. Infeksi kulit

Infeksi kulit bisa muncul karena berhubungan dengan pekerjaan, yaitu adanya kontak kulit dengan hewan, tanaman atau manusia lain yang terinfeksi. Misalnya pada petani, peternak, dokter hewan, dapat terkena penyakit cutaneous anthrax, erysipeloid, orf, dan ringworm. Pada petani yang sering berhubungan dengan tanaman bisa terinfeksi penyakt chromomycosis, mycetoma, cutaneous larva migrans. Bisa juga terjadi pada dokter gigi yang bersentuhan langsung denga mulut pasien, bisa terkena penyakit herpetic whitlow.

Demikianlah pembahasan mengenai kelainan kulit manusia. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan Anda mengenai kulit manusia dan segala jenis kelainan yang mungkin terjadi. Anda dapat mempelajari mengenai berbagai sistem yang ada pada makhluk hidup pada artikel berikut: