8 Penyakit Tulang Belakang dan Penyebabnya

Manusia dalam klasifikasi makhluk hidup termasuk dalam kingdom animalia. Mengapa manusia digolongkan dalam kingdom animalia? Ini karena manusia memiliki ciri ciri makhluk hidup yang termasuk dalam ciri yang dimiliki kingdom animalia. Ciri ciri kindom animalia adalah makhluk hidup yang memiliki organ indera dan dapat bergerak aktif. Panca indera manusia terdiri atas organ mata, kulit, lidah, hidung, dan telinga. Penjelasan lebih lengkap tentang organ indera manusia dapat dibaca dalam artikel bagian bagian mata, bagian bagian kulit dan fungsinya, bagian bagian lidah, bagian bagian hidung dan bagian bagian telinga dan fungsinya.

Untuk dapat bergerak aktif, manusia memiliki sistem gerak yang cukup kompleks. Sistem gerak pada hewan vertebrata, termasuk manusia, berupa alat gerak aktif dan pasif. Alat gerak pasif manusia adalah tulang dan digerakkan dengan mekanisme kerja otot. Disinilah letak perbedaan hewan vertebrata dan invertebrata. Pada hewan vertebrata ditemukan ciri khusus berupa tulang belakang. Sehingga hewan vertebrata juga disebut dengan hewan bertulang belakang.

Tulang belakang merupakan susunan tulang berkolum yang terdiri atas:

  • 7 tulang leher
  • 12 tulang dada
  • 5 tulang lumbal
  • 5 tulang sacral, dan
  • 4 tulang ekor

Setiap bagian tulang belakang sangat penting untuk kesehatan rangka manusia. Cara memelihara kesehatan rangka manusia dapat dilihat pada artikel sebelumnya. Seiring dengan waktu, tulang belakang dapat mengalami stress, trauma, atau luka yang menyebabkan rasa nyeri dan berkurangnya fungsi tulang belakang. Beberapa penyakit tulang belakang antara lain:

1. Spina Bifida

Spina bifida merupakan penyakit bawaan dengan ciri tulang belakang dan membran sekitar sumsum tulang tidak tertutup dengan baik. Ada tiga jenis spina bifida yaitu:

  • Spina bifida okulta – penyakit ini merupakan jenis yang paling ringan. Pada penyakit ini lapisan luar beberapa vertebrae tidak tertutup namun lubang yang terbentuk sangan kecil sehingga tidak ada sumsum tulang yang keluar. Penderita spina bifida okulta biasanya tidak mengalami gejala apapun atau hanya gejala kecil seperti tumbuh rambut, tanda lahir, atau cekungan.
  • Meningokel – Penyakit ini merupakan bentuk spina bifida yang paling jarang terjadi. Pada penyakit ini, membran tulang belakang menyusup diantara vertebrae, sehingga terbentuk kista yang berisi cairan spinal. Basaanya terjadi pada daerah renggang antara tulang belakang.
  • Mielomeningokel – penyakit ini merupakan penyakit spina bifida yang paling sering. Pada penyakit ini saraf dan ujung saraf terbawa dalam kista dan tulang belakang yang terbentuk biasanya tidak lengkap jumlahnya. Akibatnya sangat fatal pada manusia, seperti kelumpuhan dan gangguan saraf lain.

Penanganan yang paling tepat adalah dengan pembedahan spina bifida terbuka pada 2 x 24 jam setelah bayi dengan penyakit spina bifida dilahirkan. Namun deteksi dini penyakit ini sudah bisa dilakukan sejak bayi berusia 4 bulan dalam kandungan.

2. Sindrom Klippel-Feil

Sindrom Klippel-Feil merupakan penyakit langka turunan dengan ciri dua dari vertebrae pada tulang leher saling bergabung. Akibatnya tulang leher menjadi kaku dan sulit untuk digerakkan. Penyakit ini pertama kali oleh Maurice Klippel dan Andre Feil pada tahun 1884, sehingga nama penyakit ini disebut sindrom Klippel-Feil. Gejala yang paling mudah dilihat adalah pendeknya tulang leher dan kekakuan pada bagian leher dan tulang punggung. Penderita sindrom ini beresiko mengalami kelainan pada bagian lain tubuh seperti jantung, alat reproduksi manusia, otak, otot dan sumsum belakang. Kelainan jantung yang dialami penderita ini dapat berakibat pada kematian dini. Kondisi ini hampir mirip dengan kelainan jantung akibat gigantisme.

3. Herniasi Diskus Degeneratif

Herniasi diskus degeneratif merupakan penyakit akibat diskus invertebralis kehilangan elastisitasnya. Kondisi ini bisa terjadi secara normal akibat penuaan. Gejala yang sering dialami oleh penderita ini adalah nyeri leher, nyeri bahu yang menjalar, dan kesulitan dalam menggerakkan tangan atau kaki. Pada kasus yang parah, dapat terjadi tonjolan tukang, yang mengakibatkan ruang saraf menyempit dan beresiko terkena gangguan persendian pada manusia.

4. Stenosis

Stenosis adalah kondisi saat terjadi penyempitan jarak antara vertebrae yang menyebabkan adanya tekanan pada sumsum tulang belakang dan saraf. Stenosis dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

  • Penuaan – seiring dengan waktu, ligamen dan persendian pada manusia akan kehilangan kemampuan elastisitasnya. Ini menyebabkan jarak antar tulang menyempit.
  • Artritis – ada dua jenis penyakit artritis yang dapat menyebabkan stenosis tulang belakang, yaitu asteoartritis dan artritis reumatoid.
  • Keturunan – sifat sifat keturunan seperti lahir dengan tulang belakang yang berjarak kecil dapat menyebabkan stenosis pada usia remaja
  • Tumor pada tulang belakang – tumor yang letaknya dekat dengan tulang belakang dapat mengakibatkan sempitnya jarak antar tulang belakang atau tulang bergeser dari kondisi normal.
  • Trauma – penderita stenosis dapat diakibatkan oleh cidera yang terjadi karena jatuh atau kecelakaan.

Stenosis dapat menimbulkan gejala seperti sering jatuh, sakit saat berjalan, dan kelumpuhan. Pengobatan penyakit stenosis dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan mengubah postur,  pengobatan dengan aspirin atau ibupropen untuk mengurangi rasa sakit, istirahat, dan operasi.

5. Ankylosing Spondylitis (AS)

AS merupakan salah satu jenis artritis yang terjadi akibat peradangan yang lama pada sendi di tulang belakang. Penyebab pasti penyakit ini masih belum ditemukan namun beberapa pendapat menyatakan penyebab AS melibatkan faktor keturunan dan lingkungan. Penyakit ini melibatkan penyakit autoimun yang menyerang tulang belakang.

6. Kifosis

Kifosis sering disebut sebagai kelainan tulang belakang bagian atas yang terlalu membungkuk kedepan akibat sikap duduk yang salah. Namun penyebab kifosis bukan hanya itu saja. Secara medis, kifosis merupakan kondisi punggung atas yang mengalami pembengkokan belebihan. Faktir yang menyebabkan kifosis antara lain:

  • Kebiasaan sikap tubuh – kebiasaan sehari hari seperti duduk terlalu membungkuk, mengangkat benda- benda berat dapat mengakibatkan pembengkokan tulang belakang berlebihan.
  • Bentuk vertebrae yang abnormal – beberapa kasus kifosis dapat disebabkan oleh vertebrae yang tidak berkembang dengan baik, akibatnya tulang punggung yang terbentuk menjadi lebih bengkok
  • Pembentukan tulang belakang yang abnormal saat janin
  • Penuaan
  • Cidera tulang punggung

Penanganan pada kifosis biasanya tidak perlu operasi. Penanganan yang sering dilakukan adalah dengan cara menggunakan penopang tulang untuk mengembalikan postur tubuh.

7. Skoliosis

Skoliosis adala kondisi abnormal tulang belakang yang berbengkok ke samping. Ciri yang jelas terlihat yaitu tinggi bahu kanan dan kiri tidak sama, pembengkokan tulang sangat terlihat jelas, perbedaan panjang kaki. Gejala yang sering dialami penderita ini adalah nyeri punggung dan kesulitan berjalan. Penyebab skoliosis antara lain:

  • Cerebral palsy – kondisi yang berkaitan dengan kerusakan otak
  • Distropi otot – kondisi kelainan pada otot yang menyebabkan kelemahan otot
  • Sindrom marfan – kelainan yang berkaitan dengan jaringan ikat
  • Perkembangan abnormal saat dalam kandungan

Pada anak anak penanganan yang dilakukan untuk penderita skoliosis adalah penggunaan penopang badan dan operasi untuk mengembalikan bentuk tubuh yang normal. Sedangkan untuk dewasa hanya diberi pengobatan untuk meredakan nyeri.

8. Lordosis

Lordosis merupakan lekukan abnormal pada bagian lumbar dan servikal tulang belakang. Penyebab lordosis hampir sama dengan kifosis. Sebagian besar disebabkan oleh kebiasaan sikap tubuh yang buruk seperti pada latihan yang salah yang dilakukan penari. Penanganan yang biasa dilakukan adalah penggunaan penopang dan mengurangi latihan fisik yang membebani bagian lumbar.