Categories: Makhluk Hidup

Biota Laut – Pengertian, Manfaat dan Gambarnya

Bumi terdiri atas lautan dan daratan, dimana lautan merupakan bagian terbesar dari bumi yaitu sekitar 2/3 bagian bumi. Laut merupakan habitat bagi berbagai macam organisme yang telah berevolusi dan beradaptasi dengan keadaan lingkungan mereka. Segala jenis makhluk hidup yang ada di dalam laut, baik itu hewan, tumbuhan, maupun karang disebut sebagai biota laut.

Diseluruh lautan, jenis organisme atau biota laut tidaklah merata.Karakteristik lingkungan laut yang beragam menyebabkan terciptanya habitat yang berbeda-beda serta berpengaruh pada jenis organisme yang mendiaminya. Adapun karaketristik dari lautan tersebut antara lain adalah ketersediaan cahaya, kedalaman air, serta kompleksitas topografi laut.

Jenis-Jenis Biota Laut

Secara garis besar, biota laut diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok besar, yaitu tumbuhan dan hewan. Namun dalam perkembangannya, kedua kelompok tersebut terbagi menjadi beberapa jenis yang dilihat dari karakteristik dan sifat yang dimiliki. Adapun pengelompokan biota laut berdasarkan sifatnya tersebut adalah :

1. Plankton

Plankton adalah sejenis organisme mikroskopis yang hidup di bagian atas atau permukaan (zona pelagik) samudra, laut, atau perairan lainnya. Nama Plankton berasal dari bahasa Yunani Planktos yang berarti pengembara. Secara umum, Plankton memiliki ukuran yang kecil yaitu kurang dari 1 mm atau sekitar 0,000039 inci. Namun ada juga jenis plankton yang memiliki ukuran yang besar, misalnya ubur-ubur yang memiliki lebar serta panjang tentakel mencapai hingga 15 meter.

Plankton berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan laut. Organisme ini telah dianggap sebagai sumber makanan bagi organisme besar yang hidup di perairan seperti ikan, kerang, batu karang, dan paus. Meskipun tergolong sebagai organisme hidup, namun plankton tidak memiliki kekuatan untuk melawan arus, air pasang, maupun angin yang menghanyutkannya. Pesisir laut merupakan habitat yang baik untuk perkembangan plankton, dimana wilayah pesisir terdapat kandungan garam mineral serta sinar matahari yang baik bagi plankton.

Jenis-jenis plankton

Berdasarkan sifatnya, plankton diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Fitoplankton

Fitoplankton merupakan organisme mikroskopis yang hidup di zona eufotik (permukaan remang) laut yang mampu mensintetis makanannya sendiri yaitu berupa bahan organik yang diolah dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan sinar matahari. Selain dapat memproduksi makanan bagi dirinya sendiri, fitoplankton juga merupakan penyedia energi bagi hampir seluruh kehidupan di laut. Nama fitoplankton berasal dari bahasa Yunani phyton yang berarti tumbuhan dan planktos yang berarti pengembara.

Jenis Fitoplankton antara lain :

  •  Cyanobacteria

Cynobacteria atau yang biasa disebut dengan ganggang biru. Ini tergolong dalam jenis bakteri dan merupakan organisme pertama di bumi yang dikembangkan melalui proses fotosintesis. Ia juga salah satu organisme yang mampu mengambil serta mengolah nitrogen dari udara menjadi molekul organik yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dan hewan.

2. Diatom

Diatom merupakan protista yaitu sejenis ganggang yang memiliki sel tunggal dengan dinding sel pelindung yang terbuat dari silika. Ini merupakan jenis fitoplankton yang paling melimpah jumlahnya. Dalam kondisi yang menguntungkan, diatom dapat bereproduksi dengan cepat sehingga keberadaan mereka mampu mendominasi suatu wilayah perairan. Namun jika kondisi tidak menguntungkan, seperti terjadinya musim dingin atau pada saat sumber nutrisi semakin berkurang, maka organisme ini dapat tenggelam ke tingkat yang lebih rendah hingga arus mengembalikan mereka kembali ke permukaan.

3. Dinoflagellata

Dinoflagellata meskipun sama-sama tergolong protista, namun dinoflagellata dan diatom memiliki fisik yang berbeda. Dinoflagellata memiliki alat gerak berupa cambuk getar (flagel) yang di dalamnya terdapat sel-sel reseptor yang digunakan sebagai alat indera untuk mengetahui keadaan lingkungannya serta sebagai alat bantu untuk menangkap makanan. Jenis fitoplankton ini berperan dalam timbulnya gejala pasang merah yang merupakan peristiwa dimana perairan laut nampak memerah. Kondisi tersebut diakibatkan oleh meledaknya jumlah populasi dari dinoflagellata ini yang dapat berakibat terjadinya kematian secara massal para penghuni laut yang lain akibat keracunan.

2. Zooplankton

Zooplankton merupakan sejenis organisme yang sebagian besar hidup di perairan permukaan dengan ukuran tubuh lebih dari 0,05 mm. Zooplankton merupakan kategori yang mencakup berbagai ukuran organisme termasuk protozoa kecil dan metazoans besar.

Spesies zooplankton tidak tersebar merata tetapi secara acak di dalam suatu wilayah laut. Zooplankton tergolong dalam jenis hewan perairan yang sumber makanannya adalah fitoplankton maupun zooplankton lainnya serta zooplankton juga dapat bertindak sebagai reservoir penyakit.

Berdasarkan siklus hidupnya, zooplankton dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Meroplankton

Meroplankton (plankton sementara) yang menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton, terutama pada tingkat larva.

2. Holoplankton

Holoplankton (plankton tetap) yang menhabiskan seluruh hidupknya sebagai plankton.

Sedangkan jika dilihat dari ukurannya, zooplankton tebagi atas 4 golongan, yaitu :

  1. Mikroplankton yang memiliki ukuran 20 hingga 200 µm
  2. Mesoplankton yang memiliki ukuran 200 µm hingga 2 mm
  3. Makroplankton yang memiliki ukuran 2 hingga 20 mm
  4. Mikronekton yang memiliki ukuran 20 hingga 200 mm
  5. Megaloplankton yang memiliki ukuran lebih dari 200 mm

Organisme yang tergolong dalam zooplankton antara lain adalah :

  1. Copepoda merupakan sejenis krustasea yang memiliki ukuran panjang sekitar 1 hingga 2 mm. Namun beberapa jenis lainnya memiliki ukuran yang lebih besar. Spesies ini hanya memiliki satu mata. Kebanyakan spesiesnya memakan fitoplankton bersel tunggal, dan nati pada gilirannya, Copepoda akan menjadi makanan bagi ikan atau hewan perairan lain yang lebih besar.
  2. Krill merupakan sejenis krustasea yang mirip dengan udang dengan panjang tubuh antara 1 hingga 2 cm. Meskipun masih terbawa oleh arus air, tapi jenis plankton ini memiliki kemampuan untuk berenang. Itulah sebabnya kenapa krill tidak sepenuhnya dianggap sebagai plankton. Sebagian besar spesies krill ini membentuk sebuah kawanan yang didalamnya terdiri dari milyaran spesies ini. Krill merupakan makanan bagi beberapa jenis hewan perairan seperti paus.
  3. Ubur-ubur merupakan salah satu hewan perairan yang tergolong dalam jenis plankton terbesar. Diameter tubuhnya bisa mencapai 2 meter dengan panjang tentakel hingga 15 meter. Ubur-ubur mengkonsumsi beberapa jenis zooplankton serta ikan kecil-kecil.
  4. Larva ikan, cacing laut, karang, dan beberapa spesies perairan lainnya telah dianggap sebagai golongan zooplankton.

3. Bacterioplankton

Bacterioplankton merupakan golongan bakteri yang semasa hidupnya bekerja untuk menguraikan sisa-sisa organisme lainnya. Sama seperti fitoplankton, bacterioplankton juga mampu melakukan fotosintesis sendiri. Spesies ini dapat ditemukan di hampir semua bagian atau tingkatan laut, tidak hanya di daerah permukaan seperti spesies plankton lainnya. Bacterioplankton menguraikan sisa-sisa organisme lainnya sehingga nutrisi mereka dapat dipergunakan kembali serta menjadi sumber makanan bagi zooplankton. Jenis dari bacterioplankton ini antara lain adalah mycoplankton, jamur, serta organisme jamur lain yang signifikan dalam siklus hara.

Berdasarkan ukurannya, plankton digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu :

  1. Megaplankton – Megaplankton yang berukuran lebih dari 20 cm (20 hingga 200 cm ) misalnya ubur ubur, ctenophore, salps dan pyrosomes (pelagis Tunicata), Cephalopoda, serta Amphipoda.
  2. Macroplankton –  Macroplankton yang berukuran 2 hingga 20 cm, misalnya Pteropods, Chaetognaths, Euphausiacea (krill), Medusa, ctenophore, salps, doliolids dan pyrosomes (pelagis Tunicata), Cephalopoda, Janthinidae, serta Amphipoda
  3. Mesoplankton – Mesoplankton yang berukuran 0,2 hingga 20 mm. misalnya copepoda, medusa, ostracoda, cladocera, chaetognaths, pteropods, heteropoda, serta tunicata.
  4. Mikroplankton – Mikroplankton yang berukuran 20 hingga 200 meter. misalnya spesies fitoplankton, protozoa foraminifera, tintinnids, ciliates, rotifera, copepoda nauplii.
  5. Nanoplankton – Nanoplanton yang berukuran 2 hingga 20 µm. misalnya diatom kecil, flagellata kecil, pyrrophyta, chrysophyta, clorophyta, serta xantophyta
  6. Picoplankton – Picoplankton yang berukuran 0,2 hingga 2 µm. misalnya sebagian besar jenis bakteri, serta chrisophyta.
  7. Femtoplankton – Femtoplankton yang berukuran kurang dari 0,2 µm. Misalnya virus laut

Plankton dapat dijumpai di seluruh wilayah perairan di bumi ini, baik itu di samudra, laut, danau, maupun jenis perairan lainnya. Variabilitas spesies ini tergantung pada beberapa faktor, seperti :

  1. Ketersediaan cahaya, hampir semua ekosistem plankton pertumbuhannya dipengaruhi oleh ketersediaannya energi surya. Misalnya saja pada daerah perairan yang memiliki ketersediaan cahaya yang rendah, maka pertumbuhan fitoplankton di daerah tersebut akan menurun.
  2. Ketersediaan unsur hara, meskipun sebagian besar wilayah di perairan tropis dan subtropis memiliki kelimpahan cahaya, namun apabila ketersediaan nutrisi seperti fosfat, nitran, serta silikat sangat rendah maka hal tersebuta akan berpengaruh pada pertumbuhan plankton.
  3. Perubahan suhu juga memberikan peranan yang penting bagi pertumbuhan plankton, dimana suhu air di suatu wilayah perairan dapat mempengaruhi kadar oksigen serta daya toksit daerah tersebut. Plankton dapat berkembang dengan optimal pada wilayah perairan yang memiliki suhu antara 25 hingga 30°C.
  4. Pergerakan air atau arus air merupakan agen yang membantu suplai makanan bagi pertumbuhan plankton.
  5. Kondisi Ph atau tingkat keasaman air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terganggunya proses fisiologis plankton.

4. Nekton

Nekton merupakan jenis organisme yang menjadi perenang aktif di wilayah perairan, baik itu air tawar maupun air laut. Nekton sering dikenal dengan predator teratas pada sebagian besar rantai makanan di laut. Kata nekton berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti berenang. Yang mendasari perbedaan antara nekton dan plankton adalah bahwa nekton memiliki kemampuan berenang tanpa harus mengandalkan arus laut. Nekton dapat dijumpai dihampir seluruh wilayah serta garis lintang perairan laut.

Ikan merupakan kelompok nekton yang paling besar, yaitu sekitar 16.000 spesies. Nekton membentuk dasar perikanan yang cukup penting di bumi ini. Dimana nekton merupakan pemangsa plankton yang memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia, seperti peningkatan gizi serta peningkatan perekonomian. Bangkai-bangkai organisme yang tergolong nekton yang menumpuk di dasar laut merupakan bahan dasar pembentukan mineral laut seperti minyak bumi dan gas.

Pada umumnya, nekton memiliki beberapa karakteristik, seperti :

  1. Mampu bergerak atau berenang sendiri tanpa mengandalkan bantuan arus air. Ia juga sangata aktif dalam berenang
  2. Merupakan konsumen dari zona pelagik
  3. Terdiri dari hewan invertebrata dan vertebrata
  4. Usia hidupnya lebih panjang daripada plankton (vertebrata masa hidupnya 5 hingga 10 tahun, sedangkan invertebrata sekitar 1 tahun).
  5. Melakukan migrasi terkait dengan proses reproduksi

Nekton terdiri dari kelompok ikan yang bertulang belakang seperti ikan cucut, ikan pari, spesies reptil laut, serta beberapa jenis mamalia laut.

Klasifikasi Nekton

Klasifikasi nekton yang pertama adalah berdasarkan kelompok ikan, nekton dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

1. Meroepilagik

Yaitu sekelompok ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di wilayah epipelagik laut, yaitu wilayah atau zona laut yang memiliki kedalaman 0 hingga 200 meter atau sekitar 656 kaki. Kelompok ini memiliki keragaman pola hidup seperti :

Kelompok organisme yang menghabiskan waktu dewasa di wilayah epipelagik namun terpisah di daerah pantai seperti lintang jinak, geger, haring.

Organisme yang memasuki wilayah epipelagik hanya pada waktu-waktu tertentu saja seperti kelompok ikan lentera yang hanya muncul di permukaan pada malam hari untuk mencari makanan.

Kelompok organisme yang menghabiskan masa dewasanya di daerah lain, namun mereka menghabiskan waktu awal daur hidupnya di zona epipelagik

 2. Holoepipelagik

Yaitu kelompok organisme perairan yang menghabiskan seluruh waktu hidupnya di zona epipelagik. Beberapa spesies yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah ikan hiu cucut martil, ikan hiu mackerel, ikan hiu cucut biru, ikan tuna, ikan terbang, ikan cucut gergaji, setuthuk, lemuru, ikan dayung, dan lain sebagainya.

Nekton juga diklasifikasikan berdasarkan kelasnya, seperti :

  1. Vertebrata, Merupakan kelompok nekton yang terdiri dari hewan-hewan bertulang belakang seperti reptil, mamalia, dan berbagai jenis ikan.
  2. Molusca, merupakan kelompok nekton yang terdiri dari hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak seperti kerang, cumui-cumi, serta gurita.
  3. Crustacea, merupakan kelompok antropoda yang memiliki kulit keras (cangkang) seperti udang, kepiting, lobster, dan lain sebagainya.

5. Benthos

Benthos merupakan sejenis organisme yang hidup di zona bentik, yaitu di dasar laut. Benthos merupakan organisme yang melimpah disedimen permukaan landas kontinen dan di perairan yang lebih dalam. Karena cahaya tidak dapat menembus wilayah bentik, maka organisme yang tinggal di lingkungan tersebut mendapatkan energi dari bahan-bahan organik yang turun dari zona yang lebih tinggi. Atau bisa dikatakan bahwa rantai makanan organisme bentik ditopang oleh benda mati atau membusuk yang melayang dari zona yang lebih tinggi. Sumber utama makanan organisme bentos adalah ganggang serta limpasan organik dari tanah. Beberapa faktor seperti suhu, salinitas, kedalaman air, serta jenis subtrat lokal yang ada sangat berpengaruh terhadap perkembangan organisme bentik tersebut.

Beberapa jenis organisme yang termasuk benthos antara lain adalah dari kelompok protozoa, sponge, Coelenterate, Rotifera, Nematode, Bryozoa, Decapoda, Ostracoda, Cladocera, Cpopoda, Pelecypoda, Gastropoda, Insekta, dan Lintah. Organisme bentik yang lain, seperti bintang laut, tiram, kerang, teripang, bintang rapuh dan anemon laut, memiliki peran yang cukup penting, yaitu  sebagai sumber makanan bagi ikan dan juga bagi manusia.

Adapun peranan organisme benthos antara lain adalah :

  • Dapat membantu mendaur ulang bahan-bahan organik
  • Berperan penting dalam siklus rantai makanan
  • Dapat membantu proses mineralisasi
  • Karena memiliki siklus hidup yang panjang serta pergerakan yang terbatas, organisme benthos bisa dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran.

Klasifikasi Benthos

Berdasarkan ukurannya, benthos dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Makrobenthos

Makrobenthos terdiri dari berbagai jenis organisme bentik yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm, sehingga organisme tresebut masih dapat terlihat oleh mata. Contoh organisme makrobenthos antara lain adalah cacing polychaete, bivalvia, echinodermata, anemon laut, karang, spons, lobster dan cumaceans

2. Meiobenthos

Terdiri dari organisme bentik yang memiliki ukuran yang kecil yaitu kurang dari 1 mm, tetapi lebih besar dari 0,1 mm. Berbagai spesies yang tergolong dalam meiobenthos ini adalah nematoda, foraminiferans, beruang air, copepoda, dan ostracode.

3. Microbenthos

Terdiri dari organisme bentik yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Contoh organisme microbenthos ini antara lain adalah bakteri, diatom, ciliates, amuba, serta flagelata.

Sedangkan berdasarkan jenisnya, benthos dibedakan menjadi :

  1. Zoobenthos, terdiri dari berbagai jenis binatang yang hidup di zona bentik
  2. Phytobenthos, terdiri dari berbagai jenis tanaman yang ada pada zona bentik terutama diatom bentik serta makroalga (rumput laut)
  3. Endobenthos, merupakan organisme benthos yang memiliki kehidupan terkubur dalam sedimen terutama di daerah lapisan oksigen atas. Contohnya adalah pena laut atau dolar pasir.
  4. Epibenthos, terdiri dari organisme bentik yang hidup di atas sedimen seperti mentimun laut.
  5. Hyperbenthos, terdiri dari organisme bentik yang hidup tepat di atas sedimen seperti cod batu.

Upaya Menjaga Biota Laut

Dari uraian di atas, kita bisa tahu bahwa banyak sekali jenis dari biota laut yang mana keberadaan mereka sangat berperan bagi kehidupan manusia. Namun, sekarang ini berbagai masalah tengah mengancam kelestarian biota laut tersebut, yaitu kepunahan masal. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor seperti kombinasi dari temperature yang tinggi, pengasaman, serta minimnya oksigen. Study telah menunjukkan bahwa perubahan iklim serta penangkapan ikan yang terjadi secara tidak terkendali juga merupakan faktor penyebab kepunahan kehidupan laut. Lalu bagaimana upaya kita untuk menjaga agar biota laut tetap lestari?

  1. Melestarikan hutan bakau yang ada di tepi-tepi pantai
  2. Pelarangan terhadap pengambilan terumbu karang yang merupakan habitat bagi ikan-ikan
  3. Pelarangan penggunaan bahan peledak atau bahan kimia lainnya serta penggunaan pukat harimau untuk menangkap ikan
  4. Tidak membuang sampah atau limbah industri ke laut

Semoga penjelasan artikel ini bermanfaat. Baca juga artikel lainnya yang masih mengenai ilmu biologi :

Recent Posts

Pemupukan Anorganik dan Penjelasannya

Definisi dari pupuk ialah bahan yang dijadikan sebagai penambah pada sebuah media tanam untuk membantu…

5 years ago

Pemupukan Organik dan Penjelasannya

Pupuk berbahan organik menjadi satu-satunya input yang bisa diberikan ke dalam lahan sawah. Konsentrasi nutrisi…

5 years ago

Manfaat Penerapan Bioteknologi

Sebelum membahas tentang manfaat Bioteknologi, ada baiknya kita paham duluapa itu Bioteknologi. Secara umum Bioteknologi…

5 years ago

Dampak Red Tide Bagi Biota Laut

Definisi dari red tide merupakan kejadian yang terjadi secara alami pada air laut yang mengalami…

5 years ago

Dampak Red Tide Bagi Manusia

Definisi dari red tide ialah fenomena dimana ditemukan perkembangan jumlah fitoplankton yang sangat drastis berkali…

5 years ago

LGBT dari Sudut Pandang Biologi

Dr Roslan Yusni Hasan atau Ryu Hasan selaku pakar neurologi mengatakan, dalam menjawab mengenai LGBT…

5 years ago