Pertanian juga dibahas dalam salah satu cabang-cabang ilmu biologi. Secara umum yang ada pada masyarakat kita, mekanisasi pertanian (Farm Mechanization) dikenal dengan beberapa pemahanan. Yang intinya, mekanisasai pertanian merupakan pengenalan ilmu teknik dan penggunaan setiap alat bantu (yang bersifat mekanis) dalam melakukan proses aktivitas pertanian itu sendiri (mulai dari mengolah tanah, menanam bibit, memupuk dan lain-lain).
Sebagian orang bahkan beranggapan bahwa mekanisasi pertanian lebih kepada traktorisasi. Pemahaman seperti ini memang patut dimaklumi, karena sebagaimana penegenalan teknologi pertanian di Negara kita pertama kali memang dengan adanya penggunaan traktor seperti: di Sekon Timor-Timur tahun 1946.
Perkembangan mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi di dunia pertanian.
Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya hidup dengan bertani, bahkan sebelum mekanisasi pertanian mulai menjadi trend. Cara klasik pertanian di Indonesia sangat mempengaruhi pada aspek waktu (lamanya pengerjaan) dan hasil yang didapat serta banyaknya tenaga yang diperlukan dalam cara klasik, memunculkan pemikiran untuk adanya terobosan baru dalam dunia pertanian. Maka dari itu, kali ini kita akan membaha tentang cara mekanisasi pertanian.
Mekanisasi Pertanian
1. Alasan Munculnya Mekanisasi Pertanian
Sebagaimana yang sempat saya singgung sebelumnya bahwa pertanian di Indonesia sudah menjadi budaya dalam beberapa daerah, namun cara klasik yang dianggap sudah kurang menguntungkan dalam hal waktu dan tenaga (terutama dalam hal waktu dan hasil), serta berkembangnya dunia teknologi kita, maka muncullah prinsip mekanisasi pertanian itu sendiri untuk mengatasi beberapa hal yang dianggap menjadi masalah dalam dunia pertanian.
Dengan adanya mekanisasi pertanian, diharapkan tidak terlalu menguras tenaga para petani, proses pengerjaan yang lebih cepat dan tepat waktu, serta hasil yang didapat dalam waktu yang lebih cepat dan lebih memuaskan.
Sehingga hal tersebut menempatkan alat dan mesin pertanian menjadi sangat penting untuk menunjang sistem pertanian dalam setiap tahapan pertanian (mulai dari pengolahan lahan atau tanah pertanian, pembibitan, penanaman, penyiangan, pemeliharaan, pemupukan, pemanenan dan bahkan sampai penanganan produk pasca panen).
2. Tujuan Mekanisasi Pertanian
Secara umum, langkah mekanisasi ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan produktifitas tenaga kerja pertanian,
- Meningkatkan produktifitas lahan pertanian.
- Menurunkan biaya produksi.
- Meningkatkan efektifitas, efisiensi, kualitas hasil, produktifitas dan mengurangi beban kerja para petani.
- Mengurangi kerusakan pada produksi pertanian.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
- Dan lain-lain
3. Cara Mekanisasi Pertanian
Tujuan dari mekanisasi akan tercapai hanya jika penggunaan dan pemilihan alat yang tepat dan penggunaan yang benar (cara mekanisasi pertanian dilakukan dengan benar). Selain itu, persiapan pra penggunaan alat juga sangat diperlukan. Pada mekanisasi pertanian, prinsip utamanya ialah alat memenuhi kebutuhan lahan, bukan malah sebaliknya. Sehingga dalam artian ini, kita harus mengenal bagaimana karakteristik lahan pertanian kita, dan apa yang ia perlukan. Barulah tentukan alat yang tepat untuk lahan tersebut.
Persiapan pra penggunaan alat mekanisai yang harus dilakukan diantaranya adalah:
- Pengelolaan lahan.
- Pengaturan dan manejemen pengairan dengan yang meliputi irigasi dan drainase.
- Pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian. Hal ini untuk mempermudah jika memang harus membutuhkan alat yang cukup besar, dan mempermudah proses transportasi pengiriman hasil serta kebutuhan pertanian.
Berdasarkan pengalaman dari dari beberapa Negara di Asia, bahwa cara mekanisasi pertanian diawali dengan:
- Penataan lahan (atau konsolidasi lahan).
- Keberhasilan dalam pengendalian air (irigasi dan drainase).
- Masukan teknologi biologis dan teknologi kimia.
Berikut adalah beberapa contoh alat mekanisasi pertanian serta cara atau prinsip penggunaannya.
Alat yang satu ini dapat membantu dalam proses penanaman. cara klasik yang biasa digunakan ialah tenaga manusia dan hewan. Namun saat ini, sudah ada alat penanam dengan sumber tenaga traktor. Meskipun tenaga penggerak yang digunakan sangat berbeda (antara cara klasik dan dalam mekanisasi pertanian) tetapi prinsip kerjanya tetap sama. Itu artinya, alat atau mesin tersebut memang dibuat untuk memenuhi kebutuhan kita. Yang prinsip kerjanya meliputi:
– Pembukaan alur atau membuat lubang.
– Mekanisme penjatuhan benih.
– Penutupan alur atau lubang.
Alat ini digunakan untuk membantu petani dalam operasi pasca tanan. Dengan tujuan untuk memelihara lahan dan tanaman yang telah di tanam. Prinsip kerjanya yaitu:
- Memberantas tumbuhan liar atau parasit yang merupakan tanaman pengganggu.
- Memperbaiki tanah serta mempertahankan kadar lengas tanah.
- Memacu kerja mikroorganisme di dalam tanah agar lebih aktif.
- Mengembangkan kandungan unsur hara tanah.
- Menggemburkan tanah.
Alat ini ada dua macam, yakni yang sederhana dan yang kompleks. Yang sederhana dapat dijalankan secara manual oleh tangan manusia. Sedangkan yang lebih kompleks lagi adalah alat yang digerakkan menggunakan traktor dengan kapasitas kerja 30-35 ha/hari.
Pemupukan dilakukan dalam dunia pertanian dengan memasukkan zat ke dalam tanah untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman supaya lebih optimal. Ada pula pupuk yang ditambahkan langsung pada bagian tumbuhan, atau pada saluran irigasi sebagai tambahan nutrisi. Inilah salah satu Peran Biologi dalam Bidang Pertanian. Sebagai petani, jika anda memahami kebutuhan tumbuhan, manfaat pupuk dan zat-zat terkait, maka kita akan merasakan manfaat biologi di bidang pertanian.
Dalam meknisasi pertanian, dikenal pula alat yang dapat membantu petani menyebarkan pupuknya (tentunya tetap memperhitungkan cara yang benar dalam pemberian pupuk: di siramkan, ditaburkan atau yang lain-lain). Mesin pemupukan dalam pertanian modern diguakan dengan menggunakan tenaga traktor, ini akan mempercepat serta menghemat tenaga.
Selain itu, karena banyaknya jenis pupuk, perbedaan manfaat serta perbedaan cara pengunaan, alat untuk pemupukan pun tidak hanya ada satu macam yang dengan tenaga traktor itu tadi. Manusia tetap bisa melakukan pemupukan untuk pupuk yang memang perle hati dalam penggunaannay.
Misalnya seperti alat pengemprot pupuk otomatis namun dapat digunakan menggunakan tangan manusia sndiri. Karena pemasangan pupuk memang harus sangat dihati-hati, alat yang satu ini akan membantu petani dengan aman dan nyaman tidak perlu dikhawatirkan.
Penerapan teknologi secagai cara mekanisasi pertanian yang gagal pernah terjadi di Srilangka yang disebabkan oleh penerapan mesin yang tidak dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. hal ini berbanding terbalik dengan Jepang yang berhasil menerapkan teknologi pertanian dengan melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal. Itulah mengapa saya katakan diawala bahwa mesin atau alat harus berprinsip memenuhi kebutuhan lahan bukan malah sebaliknya.
Meskipun penggunaan teknologi akan sangat membantu pertanian, namun prinsip-prinsip pertanian seperti cara mencegah hama, Cara Meningkatkan Hasil Pertanian, dampak penggunaan pestisida dan lain-lain, harus tetap diperhatikan.
Kita (baik yang petani maupun bukan) juga harus bersama-sama mengetahui tentang cara menjaga kesimbangan ekosistem, memperhatikan Perubahan Lingkungan dan Pelestarian Ekosistem, menjaga Keseimbangan Ekosistem, menghindari Pencemaran Tanah, melestarikan Pertanian Organik dan lain-lain agar alam kita dapat terus berkembang dengan baik memenuhi Kebutuhan Makhluk Hidup. Tidak bisa dipungkitri memang bahwa peran manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan itu sangat dibutuhkan.