Categories: Tumbuhan

21 Hama dan Penyakit pada Tumbuhan dan Cara Mengatasinya

Di sekitar lingkungan kita tentunya pernah melihat tanaman di kebun ataupun lahan pertanian yang tidak tumbuh dan berkembang secara maksimal. Penyebab suatu tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang tidak maksimal tidak lain dikarenakan oleh penyakit yang menyerang dan hama pengganggu. Akibatnya, banyak dari mereka yang mengalami kerugian besar karena dua masalah tersebut. Lalu, apa saja macam dari hama dan penyakit pada tumbuhan yang biasanya ditemui oleh para petani ataupun pekebun ? Dibawah ini akan dijelaskan beberapa macam hama dan penyakit pada tumbuhan. ( baca : Akibat Kekurangan Cahaya pada Tumbuhan )

Hama

Hama pada tumbuhan adalah makhluk hidup yang terdiri atas hewan yang biasanya menyerang atau mengganggu tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun macam-macam hama adalah sebagai berikut :

1. Tikus

Tikus merupakan hewan yang menduduki peringkat pertama pada kategori hama yang sering merugikan para petani. Mengapa demikian ? Hal ini terjadi dikarenakan tikus memiliki mobilitas, daya adaptasi serta perkembangbiakkan yang sangat tinggi.

Jangka waktu reproduksi tikus antara reproduksi pertama dan kedua sangatlah singkat. Biasannya, tikus akan bergerak menyerang tumbuhan pada malam hari. Adapun bagian-bagian tumbuhan yang paling diserang adalah bagian biji dan batangnya, dimana biasanya tikus sering penyerang tanaman padi.

Gigi yang dimiliki tikus ini begitu tajam, sehingga mereka sangat kuat untuk memakan biji-bijian padi. Biasanya para tikus ini membuat lubang didekat sawah dan bersembunyi diantara semak-semak.

Artikel terkait : Perkembangbiakan Hewan – Cara Berkembang Biak Hewan

Adapun cara menganggulangi hama tikus adalah sebagai berikut :

  • Menutup lubang yang ada disekitar sawah yang digunakan sebagai tempat persembunyian dan menangkapnya.
  • Gunakan ular yang sudah dijinakkan untuk mengusir atau memangsa tikus. ( baca : Ular Terbesar di Dunia )
  • Tanamlah tanaman tersebut secara bersamaan agar tikus tidak mendapatkan makanan setelah masa panen.
  • Menggunakan pembasmi tikus atau umpan beracun yang berupa potongan ubi jalar yang sebelumnya sudah direndam air campuran fosforus, akan tetapi cara ini diterapkan secara hati-hati agar tidak salah sasaran.

2. Wereng

Wereng adalah sejenis serangga kecil yang biasanya disebut sebagai kepik. Wereng biasanya menyerang daun dan batang pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan tersebut menjadi mati. Hama wereng ini menjadi salah satu vektor penyebar virus yang menyebabkan penyakit tungro. ( baca : Peranan Virus yang Menguntungkan dan Merugikan Makhluk Hidup )

Adapun cara untuk menangani hama wereng adalah sebagai berikut :

  • Mengatur Pola Tanam

Mengatur pola tanam pada tanaman dengan melakukan penaman secara bersamaan ataupun secara bergilir. Pergiliran ini dimaksudkan agar dapat memutuskan siklus hidup hama wereng. Caranya adalah dengan menanam tanaman jenis palawija atau membiarkan tanah kering selama 1-2 bulan. ( baca : Cara Perkembangbiakan Tumbuhan )

  • Menggunakan Predator

Menggunakan predator untuk memangsa atau mengusir wereng. Adapun predator tersebut diantaranya adalah kepik Micovelia douglasi, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata dan laba-laba Lycosa Pseudoannulata. ( baca : Laba-laba Terbesar di Dunia )

  • Kendali Kimia

Pengendalian secara kimia adalah dengan menggunakan insektisida. Pengendalian kimia ini dilakukan apabila 2 cara sebelumnya tidak dapat berfungsi secara efektif. Akan tetapi kendali kimia ini perlu diperhatikan lebih agar tetap efisien dan tetap menjaga lingkungan.

Artikel terkait : Ciri-ciri Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat

3. Walang Sangit

Walang sangit dengan nama latin Leptocorisa acuta adalah hama ketiga yang sering meresahkan para petani. Cara walang sangit merusak tanaman adalah dengan berloncat ataupun terbang dari satu tanaman ke tanaman lain sambil mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Pada waling sangit yang masih muda (nifma) gerakannya lebih aktif bila dibangdingkan dengan walang sangit dewasa (imago), akan tetapi walang sangit dewasa dapat merusak tanaman lebih parah dibandingkan dengan yang masih muda meskipun gerakannya tidak gesit.

Adapun cara mengendalikan hama walang sangit adalah sebagai berikut :

  • Menerapkan sistem tanam serentak
  • Menjaga kebersihan sawah dari rumput liar
  • Menangkap walang sangit
  • Menggunakan predator seperti laba-laba
  • Menanam jamur yang memberikan efek bagi walang sangit
  • Menggunakan insektisida

Artikel terkait : Ciri-ciri Makhluk Hidup

4. Ulat

Ulat merupakan hewan pengganggu yang asalnya dari kupu-kupu yang meletakkan telurnya dibagian bawah daun yang nantinya telur tersebut menetas dan menjadi larva. Larva inilah yang kemudian disebut sebagai ulat.

Biasanya larva tersebut akan memakan daun serta batang tumbuhan. Hal ini sering kita temui di lingkungan sekitar kita, maka dari itu perlu diberantas agar tidak merugikan berbagai pihak. ( baca : Daur Hidup Kupu Kupu )

Adapun cara memberantasnya adalah sebagai berikut :

  • Mengecek bagian bawah daun, apabila terdapat telur kupu berwarna putih maka segera dibersihkan
  • Genangilah tempat persemaian tersebut dengan air agar ulat tersebut naik ke atas dan mudah untuk dibasmi
  • Apabila cara sebelumnya tidak efektif, maka opsi terakhir adalah dengan menggunakan pestisida

Selain yang dijelaskan diatas, terdapat pula macam hama sebagai berikut :

  1. Kutu Kecil (Tungau)
  2. Babi Hutan
  3. Burung Pipit
  4. Belalang
  5. Lalat Buncis
  6. Kumbang
  7. Lalat Buah

Artikel terkait : Cara Mencegah Hama

Penyakit

Penyakit pada tumbuhan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus, bakteri dan jamur. Tumbuhan yang terserang penyakit akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan terkadang terdapat pula yang mengalami pertumbuhan tidak normal. Akan tetapi, penyakit yang menyerang tumbuhan tidak hanya diserang oleh mikroorganisme saja, melainkan juga dikarenakan kekurangan unsur hara atau unsur tanah lainnya. ( baca : Pencemaran Tanah )

Adapun penyakit yang menyerang tumbuhan adalah sebagai berikut :

1. Penyakit Tungro

Penyakit tungoro yang sering terjadi pada tanaman padi adalah salah satu penyakit akibat produksi pada padi nasional karena sudah kehilangan hasil yang mengakibatkan tinggi. Sehingga penyakit ini sudah menyebar di seluruh Indonesia.

Penyakit tungro ini diakibatkan dari 2 jenis virus yang juga memiliki bentuk yang berbeda yaitu berbentuk batang dan juga berbetuk bulat seperti berikut ini :

  • Rice Tungro Bacilliform Virus
  • Rice Tungro Spherical Virus

Dari kedua jenis virus yang berbentuk batang dan bulat di atas tidak mempunyai kekerabatan serologi yang bisa menginfeksi tumbuhan dengan cara bersama – sama. Dari virus diatas maka virus tungro bisa menular melalui wareng yang berwarna hijau yaitu wareng yang berperan sebagai vektor dan tidak akan terjadi multiplikasi di dalam tubuh wareng bahkan hal ini tidak akan turun ke generasi penerus dari wareng tersebut. Artikel terkait : Peranan Virus bagi Kehidupan Manusia

Gejala Penyakit Tungro :

  • Muncul seminggu sesudah inokulasi
  • Adanya diskolorasi berwarna kuning
  • Adanya klorisi pada daun

Berikut adalah penjelasan dari penyakit turngo sehingga jika anda menemui hal seperti yang diatas maka berhati – hatilah karena akan mempengaruhi jumlah hasil panen anda.

2. Penyakit Embun Tepung

Penyakit embun tepung adalah penyakit yang menyerang biji hingga mati. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang bernama Peronospora parasitica. Selain menyerang biji tumbuhan, biasanya jamur ini juga menyerang daun dan juga kecambahnya yang menyebabkan tumbuhan menjadi kerdil.

Selain membuat tumbuhan menjadi kerdil, jamur ini juga meninggalkan titik-titik hitam pada daun sehingga terlihat tidak sehat. Sehingga apabila anda melihat hal seperti ini pada tumbuhan anda maka anda segera membasminya.

Faktor yang mempengaruhi :

Faktor penyakit embun tempung ini sering terjadi di daerah yang lembab yaitu di pegunungan sehingga jika tanaman masih berusian 1 – 2 tahun bisa menjadi rusak bahkan tanaman bisa gundul atau tidak memiliki daun sedikitpun. Dan jika tanaman sudah memiliki umur yang tua maka lama kelamaan akan melemah. Selain itu cuaca di pagi hari juga merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan tanaman terkena penyakit embun tepung.

Cara mengatasi :

  • Eksklusi potagen pada tumbuhan
  • Eradikasi
  • Memberikan perlindungan pada inangnya
  • Mengembangkan inang yang masih bertahan

Cara diatas bisa berhasil jika kita menggantungkan terhadap beberapa jenis potagen, inang tumbuhan dan juga interaksi dengan tumbuhan sehingga antara satu pohon dengan pohon yang lainnya memiliki cara yang berbeda untuk menanganinya. Artikel terkait : Macam-macam Jamur

3. Penyakit Layu Cabai

Penyakit layu cabai adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang biasanya menyerang cabai. Ciri dari cabai yang terserang penyakit ini adalah daunnya menjadi mudah layu disertai daunnya yang berubah menjadi warna kuning. Penyakit layu cabai ini umumnya terbagi atas 2 macam, yaitu layu fusarium dan layu bakteri. ( baca : Klasifikasi Bakteri )

  • Layu Fusarium

Layu fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan bernama Fusarium oxysporum. Penyakit ini merupakan penyakit yang sering ditakuti oleh para petani kebun, karena apabila suatu tanaman sudah terinfeksi maka tanaman tersebut tidak dapat diobati dan menjadi gagal panen. Penyakit ini bisa menyerang tumbuhan kapan saja, tidak tergantung oleh cuaca. Akan tetapi, intensitas munculnya penyakit ini sering terjadi pada musim hujan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi, hal ini dikarenakan fusarium oxysporum akan cepat berkembang dan menyebar pada musim hujan.

Cara Pengendalian

Olahlah lahan dengan sebaik mungkin, jangan sampai tidak terurus, lakukan sanitasi dengan baik untuk mencegah terserang penyakit layu fusarium, ketika menanam gunakanlah benih yang memiliki ketahanan terhadap serangan fusarium, gunakanlah plastik mulsa untuk melindungi buah.

  • Layu Bakteri

Layu bakteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Pseudomonas solanacearum, bakteri ini merupakan sejenis bakteri parasit. Biasanya layu bakteri ini menyerang pangkal batang, bagian tunas, daun bahkan area akar pada tanaman cabai. Proses persebaran bakteri ini dibantu oleh air, dimana pada saat tanah memiliki kelembaban tinggi maka bakteri ini akan cepat menyebar dan berkembangbiak.

Pengendalian

  • Lakukan pergiliran tanaman
  • Gunakan plastik mulsa, utamanya pada musim hujan
  • Gunakan semprotan bakterisida
  • Memusnahkan tanaman yang sudah terinfeksi
  • Gunakan benih yang tahan terhadap serangan bakteri Pseudomonas solanacearum

4. Penyakit Hawar Daun Kentang

Penyakit hawar daun kentang adalah penyakit yang disebabkan karena cendawan bernama Phytophthora infestans, dimana awal mulanya disebut sebagai Botrytis infestans Mont.

Adapun gejala awal suatu tumbuhan terserang penyakit ini adalah terdapat bercak yang dapat ditemukan dibagain tepi dan ujung pada daun, lama kelamaan bercak tersebut akan membesar dan menjadi berwarna kecoklatan.

Dalam bercak tersebut terdapat massa sporangium yang memiliki warna putih dan kehijauan. Awal mulanya memang menyerang bagian daun saja, akan tetapi lama kelamaan akan menyerang bagian batang bahkan hingga bagian umbi. Biasanya penyakit ini akan berkembang cepat pada suhu sekitar 18-20 derajat Celcius.

Pengendalian

  • Lakukanlah rotasi tanaman yang bertujuan untuk memotong cadangan makanan bagi virus tersebut.
  • Lakukan pemberoan lahan yang bertujuan untuk mengosongkan lahan agar penyakit tersebut tidak penyebar.
  • Lakukan pemotongan dan pembakaran pada bagian yang terinfeksi.
  • Lakukan pemangkasan pada daun yang terinfeksi dengan cara kimia.

Artikel terkait : Tumbuhan yang Hidup di Lingkungan Lembab

5. Penyakit Mosaik

Penyakit mosaik adalah penyakit yang biasanya menyerang tumbuhan tembakau. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama Tobacco Mosaic Virus atau sering disingkat sebagai TMV. Penyakit ini dulu sering disebut sebagai Marmor tabaci Holmes atau Nicotana virus 1 (Mayer) Smith. Dalam penelitiannya, virus ini mempunyai titik inaktivasi panas pada suhu 94 derajat Celcius, dengan perbandingan titik pengeceran terahir 1 : 1.000.000 yang menyebabkan virus ini dapat bertahan lama bahkan hingga puluhan tahun.

Adapun gejala tanaman yang terserang penyakit ini adalah pada daunnya terdapat bercak hijau muda atau kuning yang tersebar, apabila semainya terinfeksi maka tidak lama kemudian semai tersebut akan mati, ukuran buahnya menjadi kecil, pada batangnya terdapat garis hitam yang menandakan bahwa terdapat jaringan yang mati.

Selain yang disebutkan diatas, terdapat pula penyakit yang menyerang tanaman lainnya yaitu :

  1. Penyakit Daun Berlubang
  2. Penyakit Semai Roboh
  3. Penyakit Pembusukkan Bawang
  4. Penyakit VSD (Vascular Streak Diaback)
  5. Penyakit Bubuk Coklat

Cara Mengendalikan

Hama dan penyakit pada tumbuhan hingga saat ini sangat merugikan banyak pihak, baik itu para petani ataupun konsumennya. Maka dari itu perlu upaya mengendalikannya. Berikut diantaranya adalah :

1. Pengendalian secara Biologis

Mengendalikan hama dan penyakit secara biologis adalah mengendalikan hama dengan menggunakan predator untuk memangsa para hama tersebut. Akan tetapi pengendalian secara biologis ini dapat dikatakan kurang maksimal, hal tersebut dikarenakan hewan predator yang kadang sulit ditemukan.

Artikel terkait : Tingkat Organisasi Kehidupan

2. Pengendalian secara Mekanis

Mengendalikan hama dan penyakit secara mekanis adalah dengan tindakan nyata untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara tradisional, dikarenakan tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, akan tetapi dengan alat-alat seperti sabit, gunting tanaman dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan waktu yang lama, hasilnya pun tidak maksimal dikarenakan perkembangan hama dan penyakit pada tanaman yang menyebar luas.

3. Pengendalian secara Kimia

Mengendalikan hama dan penyakit secara kimia adalah cara terakhir apabila cara sebelumnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Cara pemberantasan dengan kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan herbisida. Pengendalian ini memang terbilang mudah dan hasilnya maksimal, akan tetapi memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar, salah satunya adalah menimbulkan polusi udara. ( baca : Dampak Pencemaran Udara )

Itulah pembahasan tentang hama dan penyakit pada tumbuhan yang sering kita jumpai dilingkungan tempat tinggal kita dan juga upaya untuk mengendalikan dan memberantas hama dan penyakit pada tumbuhan. Semoga bermanfaat !

Recent Posts

Pemupukan Anorganik dan Penjelasannya

Definisi dari pupuk ialah bahan yang dijadikan sebagai penambah pada sebuah media tanam untuk membantu…

5 years ago

Pemupukan Organik dan Penjelasannya

Pupuk berbahan organik menjadi satu-satunya input yang bisa diberikan ke dalam lahan sawah. Konsentrasi nutrisi…

5 years ago

Manfaat Penerapan Bioteknologi

Sebelum membahas tentang manfaat Bioteknologi, ada baiknya kita paham duluapa itu Bioteknologi. Secara umum Bioteknologi…

5 years ago

Dampak Red Tide Bagi Biota Laut

Definisi dari red tide merupakan kejadian yang terjadi secara alami pada air laut yang mengalami…

5 years ago

Dampak Red Tide Bagi Manusia

Definisi dari red tide ialah fenomena dimana ditemukan perkembangan jumlah fitoplankton yang sangat drastis berkali…

5 years ago

LGBT dari Sudut Pandang Biologi

Dr Roslan Yusni Hasan atau Ryu Hasan selaku pakar neurologi mengatakan, dalam menjawab mengenai LGBT…

5 years ago