Ekosistem terumbu karang dibentuk oleh sekumpulan organisme biotik filum Cnidaria yang bersimbiosis dengan berbagai organisme biotik lain dan abiotik di laut. Organisme biotik yang umumnya dapat ditemukan adalah mikroalga dan makroalga, berbagai hewan kelas Anthozoa (hewan bertentakel), ribuan hewan polip (hewan kecil), ikan – ikan kecil, udang – udangan, dan lain – lain.
Terumbu karang membentuk habitat untuk berbagai interaksi antar organisme dalam ekosistem yang ada dilautan. Keindahan terumbu karang salah satunya disebabkan adannya polip yang hidup berkoloni dengan berbagai bentuk dan warna. Terumbu karang memiliki daya tarik yang kuat untuk dijadikan tempat menyelam. Hingga saat ini masih banyak organisme di terumbu karang yang belum teridentifikasi. (baca juga: interaksi dalam ekositem)
Pengertian Terumbu Karang
Ahli biologi menyatakan terumbu karang sebagai ekosistem yang terbentuk dengan dominansi keberadaan koral. Berbeda dengan ahli geologi yang menyatakan terumbu karang sebagai batuan – batuan yang membentuk struktur sedimen kapur atau kalsium karbonat. Terumbu karang memiliki dominansi yang menjadi habitat hewan ordo Scleractina (organisme yang dapat menghasilkan kapur). Kapur yang tersedimentasi pada terumbu karang berasal dari koral maupun alga. (baca juga: ekosistem rawa)
Habitat Terumbu Karang
Terumbu karang bisa ditemukan di pinggir pantai atau laut dengan kedalaman yang masih dapat di jangkau oleh sinar matahari. Pada umumnya terumbu karang dapat ditemukan pada kedalaman sekitar 50 meter di bawah permukaan laut. Beberapa jenis terumbu karang ditemukan di laut dalam pada dasar laut namun tidak membentuk karang. Ekosistem terumbu karang pada umumnya ditemukan di perairan tropis dengan sinar matahari yang banyak sepanjang tahun. Terumbu karang ditemukan sangat sensitif terhadap perubahan suhu, perubahan salinitas, dan sedimentasi. Terumbu karang sangat menyukai contoh ekosistem alami di perairan tanpa ada terjadinya gangguan. (baca juga: pelestarian ekosistem)
Pada tahun 1998 saat isu global warming menyebar dan bumi mengalami perubahan suhu yang signifikan, ditemukan pemutihan karang – karang (coral bleaching). Pemutihan tersebut disertai dengan kematian massal mencapai 90 – 95 %. Kenaikan suhu yang terjadi hanya 2 derajat hingga 3 derajat saja. Hal tersebut menunjukkan betapa sangat sensitifnya ekosistem terumbu karang. Apabila karang memutih dan mengalami kematian maka akan banyak organisme lain yang kehilangan habitatnya. Kepunahan dari karang bisa diikuti dengan kepunahan organisme lain.
Terumbu karang membutuhkan tempat dengan suhu lebih dari 20 derajat Celcius. Terumbu karang juga hanya bisa hidup di laut yang bebas dari pencemaran dan limbah. Semakin bersih suatu laut maka akan semakin indah warna warna yang dipancarkan terumbu karang. Apabila laut terpapar oleh polusi, terumbu karang tidak akan memancarkan warna – warna yang indah. (baca juga: keseimbangan ekosistem)
Manfaat Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang adalah kekayaan sumber daya pesisir pantai selain pentingnya fungsi hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang adalah habitat untuk berbagai organisme yang indah. Indonesia memiliki panjang pesisir lebih dari 60.000 km2 dengan kekayaan terumbu karang yang sangat melimpah. Banyak tempat terumbu karang yang layak untuk dikunjungi dan menjadi destinasi wisata kelas dunia.
Beberapa daerah yang dapat dinikmati keindahan terumbu karang adalah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Indonesia memiliki satu per delapan terumbu karang yang ada di dunia. Keanekaragaman biota yang ada di perairan Indonesia sangat banyak. Terumbu karang sangat bermanfaat bagi kehidupan organisme laut maupun bagi manusia, manfaat ekologi maupun bidang ekonomi. Berikut adalah beberpa manfaat dari keberadaan terumbu karang.
Terumbu karang sangat bermanfaat untuk habitat ikan – ikan yang ada di laut. Ikan – ikan yang ada diterumbu karang sangat memiliki ragam warna dan corak. Banyak ikan – ikan dengan warna indah yang dapat dinikmati dengan mata. Biota lain seperti udang, kepiting, dan hewan – hewan bertentakel juga akan mudah ditemukan di terumbu karang. Ikan – ikan konsumsi manusia juga dapat ditemukan di terumbu karang seperti ikan kerapu, ikan batu karang, ikan ekor kuning, ikan baronang. Ikan – ikan tersebut memiliki harga jual yang cukup tinggi. Jika terumbu karang hilang akan berdampak pada hilangnya berbagai biota laut yang dapat dinikmati keindahannya maupun di nikmati kelezatannya.
Terumbu karang adalah habitat untuk berbagai biota laut. Jika manusia berkunjung menikmati keindahan bawah laut, hal tersebut akan menjadi upaya edukasi dan kampanye konservasi. Keberadaan terumbu karang sangat penting untuk mahluk hidup laut maupun mahluk hidup di darat agar tercipta keseimbangan di dunia ini. (baca juga: penanaman terumbu karang)
Beragam biota yang ada di terumbu karang menarik untuk diteliti. Upaya tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya konservasi dalam menjaga ekosistem bawah laut. Penelitian juga dapat berdampak bagi pemanfaatan pada berbagai bidang. Misalnya pada bidang obat – obatan, kosmetik, makanan, dan lain – lain.
Terumbu karang juga diketahui sebagai penahan abrasi pantai. Jika terumbu karang rusak maka ombak tidak dapat ditahan untuk menggerus pasir. Gelombang laut dapat terkendali dengan adanya terumbu karang. Terumbu karang akan memecah gelombang ombak yang sangat besar di laut. Hal tersebut menyebabkan ombak yang sampai ke bibir pantai bersahabat.
Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
Orang Indonesia sangat beruntung karena hidup di negara dengan potensi kekayaan alam terumbu karang tertinggi di dunia. Indonesia juga merupakan exportir terumbu karang terbesar dan pertama di dunia. Kerusakan yang kini dialami oleh Indonesia sangat meningkat. Berdasarkan data, terumbu karang alami di Indonesia hanya tersisa 6,2 persen saja. Kenyataan tersebut sangat memprihatinkan kita semua.
Laju eksploitasi terumbu karang masih sangat tinggi yang menyebabkan kerusakan semakin parah. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) telah berupaya membatasi perdagangan terumbu karang yang dilakukan oleh Indonesia. Namun hingga kini masih saja terjadi hal tersebut. Apabila tidak ditangani dengan baik, upaya perusakan ini akan berakibat pada kepunahan terumbu karang di Indonesia. Banyak prilaku yang dapat membahayakan kelangsungan terumbu karang. Berikut adalah beberapa prilaku manusia yang berpotensi untuk merusak terumbu karang.
1. Membuang Sampah Sembarangan
Upaya pelestarian lingkungan hidup salah satunya adalah menghilangkan budaya membuang sampah sembarangan. Pencemaran air laut akan berdampak pada kerusakan terumbu karang. Terumbu karang sangat menyukai laut tanpa polusi dan bersih. Salah satu upaya ntuk menjaga kelestarian terumbu karang di laut adalah menghentikan budaya membuang sampah bukan pada tempatnya.
2. Menyentuh atau Membawa Pulang Terumbu Karang
Terumbu karang sangat sensitif terhadap sentuhan. Penyelam yang ingin hendak melihat keindahan bawah laut biasanya dilarang untuk menyentuh, menginjak, dan lain – lain. Sekali sentusan saja terumbu karang bisa mengalami kematian. Kematian terumbu karang amat mudah, berbeda dengan pertumbuhannya. Pertumbuhan terumbu karang sangat lambat dan membutuhkan beberapa tahun untuk mencapai 1 cm. Oleh karena itu, jika ingin menikmati keindahan bawah laut, pastikan memiliki skill berenang dan pengetahuan konservasi yang baik.
3. Melakukan Pemborosan Air
Pemborosan air juga merupakan salah satu hal yang berdampak tidak baik untuk kelangsungan hidup terumbu karang. Terumbu karang akan lebih banyak merasakan limbah air yang kotor. Limbah air yang dibuang ke laut akan mematikan terumbu karang yang ada di sana. Jika kita berupaya untuk hemat air dalam kehidupan sehari – hari sama dengan upaya menyelamatkan kelangsungan hidup terumbu karang yang indah.
4. Penggunaan Pestisida Buatan
Penggunaan pestisida buatan akan menghasikan limbah pestisida yang mencemari perairan sungai. Air sungai yang kotor akan bergerak ke laut dan berdampak pada berbagai biota laut. Salah satunya adalah ekosistem terumbu karang yang sangat membutuhkan ekosistem laut alami yang bersih dan asri.
5. Jangkar Pelaut
Pelaut terkadang membuang jangkarnya sembarangan di pesisir hingga tidak memperhatikan keberadaan termbu karang yang cantik. Hal tersebut sangat membahayakan terumbu karang karena dapat membunuhnya. Sentuhan saja dapat menyebabkan kematian apalagi bobot jangkar yang berat.
6. Penambangan, Reklamasi, Penangkapan Ikan yang Salah
Terumbu karang sensitif sekali pada perbahan lingkungan yang terjadi. Penambangan, reklamasi, dan penangkapan ikan yang salah juga memiliki dampak yang tidak baik untuk kelangsungan terumbu karang.
7. Predator Pemakan Terumbu Karang.
Siput dan penyu adalah predator yang dapat memakan terumbu karang. Predator tersebut cukup membahayakan kelangsungan terumbu karang.
Berikut adalah penjelasan dari Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia Terlengkap yang wajib diketahui karena sudah dijelaskan secara terperinci sehingga sangat mudah untuk di pahami.
Definisi dari pupuk ialah bahan yang dijadikan sebagai penambah pada sebuah media tanam untuk membantu…
Pupuk berbahan organik menjadi satu-satunya input yang bisa diberikan ke dalam lahan sawah. Konsentrasi nutrisi…
Sebelum membahas tentang manfaat Bioteknologi, ada baiknya kita paham duluapa itu Bioteknologi. Secara umum Bioteknologi…
Definisi dari red tide merupakan kejadian yang terjadi secara alami pada air laut yang mengalami…
Definisi dari red tide ialah fenomena dimana ditemukan perkembangan jumlah fitoplankton yang sangat drastis berkali…
Dr Roslan Yusni Hasan atau Ryu Hasan selaku pakar neurologi mengatakan, dalam menjawab mengenai LGBT…