Categories: Tumbuhan

5 Metagenesis Tumbuhan Paku

Seperti kita ketahui, manusia dan hewan adalah ciri ciri makhluk hidup yang bersifat diploid. Hal ini berarti dalam inti sel terdapat masing-masing 1 pasang kromosom. Contoh pada manusia, terdapat 44n+XY kromosom pada pria dan 44n+XX kromosom pada wanita. Hal ini memiliki pengecualian pada sel kelamin. Sel kelamin hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom pada sel tubuh (haploid). Dengan demikian sel kelamin jantan (sperma) hanya memiliki kromosom sebanyak 22n+Y dan sel kelamin betina (sel telur) hanya memiliki kromosom sebanyak 22n+X. Pengurangan jumlah kromosom ini merupakan konsekuensi dari pembelahan meiosis pada sel kelamin.

Tidak seperti manusia dan hewan, jenis jenis tanaman paku mengalami suatu pergantian fase hidup pada masing-masing generasinya yang disebut metagenesis. Proses ini mengakibatkan ada dua macam fase hidup pada tumbuhan paku berdasarkan jumlah kromosomnya, yaitu fase haploid dan fase diploid. Fase haploid pada tumbuhan paku disebut dengan generasi gametofit, yaitu generasi yang menghasilkan sel kelamin. Fase diploid tumbuhan paku disebut dengan generasi sporofit, yaitu generasi yang menghasilkan spora.

Proses metagenesis mengakibatkan apabila kini suatu tumbuhan paku adalah generasi gametofit maka anaknya akan menjadi generasi saprofit. Begitu pun yang terjadi apabila generasi sekarang adalah saprofit, maka anaknya adalah generasi gametofit. Pada tumbuhan paku, generasi saprofit adalah generasi dominan sehingga paku yang kita lihat sehari-hari adalah generasi saprofit. Berikut adalah siklus metagenesis tumbuhan paku.

  1. Gametofit pada tumbuhan paku dapat dikenali dengan struktur yang berbentuk seperti hati. Dari gametofit inilah, sperma dihasilkan oleh gametangia jantan. Sperma akan menuju gametangia betinda dengan bantuan kelembapan.
  2. Setelah sperma tiba di gametangia betina, sperma akan membuahi sel telur dan terbentuklah zigot. Zigot akan tetap berada dalam gametangia betina.
  3. Perkembangan terjadi pada zigot melalui pembelahan mitosis dan akhirnya terbentuklah sporofit dewasa (tumbuhan paku sehari-hari).
  4. Pada daun tumbuhan paku, terdapat sporangia yaitu kantung-kantung yang berisi spora. Pada sporangia terjadi pembelahan meiosis dan hasilnya adalah spora haploid.
  5. Sporangium akan melepaskan spora yang masak dan spora berkembang menjadi gametofit. Spora dapat menjadi gametofit jantan atau betina.

Dari siklus di atas, fase 1 dan 5 merupakan fase gametofit sedangkan fase 2, 3, dan 4 merupakan fase sporofit. Fase 2, 3, dan 4 berlangsung jauh lebih lama dibandingkan dengan fase 1 dan 5 sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita melihat bentuk saprofit dari tumbuhan paku.

Selain paku, lumut juga mengalami metagenesis tumbuhan lumut. Namun, yang membedakan metagenesis lumut dan paku adalah pada tumbuhan lumut fase gametofitlah yang mendominasi. Maka, tumbuhan lumut yang kita lihat sehari-hari adalah fase gametofitnya.

Baca juga artikel biologi lainnya :

Recent Posts

Pemupukan Anorganik dan Penjelasannya

Definisi dari pupuk ialah bahan yang dijadikan sebagai penambah pada sebuah media tanam untuk membantu…

5 years ago

Pemupukan Organik dan Penjelasannya

Pupuk berbahan organik menjadi satu-satunya input yang bisa diberikan ke dalam lahan sawah. Konsentrasi nutrisi…

5 years ago

Manfaat Penerapan Bioteknologi

Sebelum membahas tentang manfaat Bioteknologi, ada baiknya kita paham duluapa itu Bioteknologi. Secara umum Bioteknologi…

5 years ago

Dampak Red Tide Bagi Biota Laut

Definisi dari red tide merupakan kejadian yang terjadi secara alami pada air laut yang mengalami…

5 years ago

Dampak Red Tide Bagi Manusia

Definisi dari red tide ialah fenomena dimana ditemukan perkembangan jumlah fitoplankton yang sangat drastis berkali…

5 years ago

LGBT dari Sudut Pandang Biologi

Dr Roslan Yusni Hasan atau Ryu Hasan selaku pakar neurologi mengatakan, dalam menjawab mengenai LGBT…

5 years ago