Seperti kita ketahui, manusia dan hewan adalah ciri ciri makhluk hidup yang bersifat diploid. Hal ini berarti dalam inti sel terdapat masing-masing 1 pasang kromosom. Contoh pada manusia, terdapat 44n+XY kromosom pada pria dan 44n+XX kromosom pada wanita. Hal ini memiliki pengecualian pada sel kelamin. Sel kelamin hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom pada sel tubuh (haploid). Dengan demikian sel kelamin jantan (sperma) hanya memiliki kromosom sebanyak 22n+Y dan sel kelamin betina (sel telur) hanya memiliki kromosom sebanyak 22n+X. Pengurangan jumlah kromosom ini merupakan konsekuensi dari pembelahan meiosis pada sel kelamin.
Tidak seperti manusia dan hewan, jenis jenis tanaman paku mengalami suatu pergantian fase hidup pada masing-masing generasinya yang disebut metagenesis. Proses ini mengakibatkan ada dua macam fase hidup pada tumbuhan paku berdasarkan jumlah kromosomnya, yaitu fase haploid dan fase diploid. Fase haploid pada tumbuhan paku disebut dengan generasi gametofit, yaitu generasi yang menghasilkan sel kelamin. Fase diploid tumbuhan paku disebut dengan generasi sporofit, yaitu generasi yang menghasilkan spora.
Proses metagenesis mengakibatkan apabila kini suatu tumbuhan paku adalah generasi gametofit maka anaknya akan menjadi generasi saprofit. Begitu pun yang terjadi apabila generasi sekarang adalah saprofit, maka anaknya adalah generasi gametofit. Pada tumbuhan paku, generasi saprofit adalah generasi dominan sehingga paku yang kita lihat sehari-hari adalah generasi saprofit. Berikut adalah siklus metagenesis tumbuhan paku.
- Gametofit pada tumbuhan paku dapat dikenali dengan struktur yang berbentuk seperti hati. Dari gametofit inilah, sperma dihasilkan oleh gametangia jantan. Sperma akan menuju gametangia betinda dengan bantuan kelembapan.
- Setelah sperma tiba di gametangia betina, sperma akan membuahi sel telur dan terbentuklah zigot. Zigot akan tetap berada dalam gametangia betina.
- Perkembangan terjadi pada zigot melalui pembelahan mitosis dan akhirnya terbentuklah sporofit dewasa (tumbuhan paku sehari-hari).
- Pada daun tumbuhan paku, terdapat sporangia yaitu kantung-kantung yang berisi spora. Pada sporangia terjadi pembelahan meiosis dan hasilnya adalah spora haploid.
- Sporangium akan melepaskan spora yang masak dan spora berkembang menjadi gametofit. Spora dapat menjadi gametofit jantan atau betina.
Dari siklus di atas, fase 1 dan 5 merupakan fase gametofit sedangkan fase 2, 3, dan 4 merupakan fase sporofit. Fase 2, 3, dan 4 berlangsung jauh lebih lama dibandingkan dengan fase 1 dan 5 sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita melihat bentuk saprofit dari tumbuhan paku.
Selain paku, lumut juga mengalami metagenesis tumbuhan lumut. Namun, yang membedakan metagenesis lumut dan paku adalah pada tumbuhan lumut fase gametofitlah yang mendominasi. Maka, tumbuhan lumut yang kita lihat sehari-hari adalah fase gametofitnya.
Baca juga artikel biologi lainnya :
- perbedaan sel tumbuhan dan hewan
- hewan vertebrata dan invertebrata
- fungsi asam traumalin
- akson
- fungsi plastida
- fungsi lisosom
- manfaat ekologi
- fungsi cahaya matahari
- pencemaran tanah
- dampak pencemaran udara
- jaringan xilem dan floem
- fungsi ribosom
- fungsi daun pada tumbuhan
- sistem pernapasan mamalia
- bagian bagian bunga