Dampak Red Tide Bagi Manusia

Definisi dari red tide ialah fenomena dimana ditemukan perkembangan jumlah fitoplankton yang sangat drastis berkali – kali lipat sehingga perubahan pada warna air laut dengan berbagai warna tidak bisa dihindari. Beberapa fitoplankton yang bisa mengalami perkembangan drastis antara lain Noctiluca scintillans, Gymnodinium breve, Ptychodiscus brevis, Prorocentrum, dan Alexandrium catenella.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena red tide yaitu suhu permukaan laut yang hangat, salinitas rendah, kandungan gizi yang tinggi, dan laut yang tenang.

Selain itu, fitoplankton tersebut dapat menyebar dengan jauh karena pengaruh angin, arus, dan badai. Badai ini mengubah sistem pergerakan air laut yang mengakibatkan bertumpuknya plankton di lautan tertentu. cara transplantasi terumbu karang bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Perihal yang Menjadi Penyebab Utama Terjadinya Fenomena Red Tide

  • Adanya unsur hara di dasar laut atau eutrofikasi.
  • Terjadi perubahan hidro-meteorologi dalam skala besar.
  • Munculnya gejala upwelling yaitu pengangkatan massa air yang kaya akan unsur hara ke permukaan.
  • Disebabkan oleh adanya hujan dan masuknya air tawar ke laut dalam jumlah besar.

Terjadinya peningkatan suhu air laut akibat adanya pemanasan global memicu peningkatan metabolisme sel alga. Oleh jarena itu  kecepatan pembelahan atau reproduksi alga juga meningkat.

Aadanya ledakan populasi bencana, dalam kondisi tertentu, memang bisa menjadi salah satu pemicu bencana bagi perikanan dan nelayan. Munculnya alga dalam jumlah besar akan membuat stok oksigen di perairan berkurang.

Sehingga akan menyebabkan banyak ikan akan mati. Blooming bisa terjadi pada alga jenis apa pun. Terkadang, alga yang mengalami blooming adalah jenis yang beracun dan tidak mengakibatkan perubahan warna menjadi merah. Tetapi jika yang terjadi adalah blooming alga beracun (HAB),maka hal itu harus segera diatasi.

Adanya racun yang terkandung dalam alga akan meracuni biota laut lain, bahkan mungkin juga bisa membunuh manusia. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi blooming alga beracun adalah dengan cara menebar serbuk kimia untuk menekan pertumbuhannya.

Tapi faktanya cara itu tidak cocok karena dianggap kurang ramah dan hanya memindahkan masalah ke dasar laut. Meski demikian, belum ditemukan cara lain yang efektif untuk mengatasinya. Biasanya, hanya muncul larangan mengonsumsi produk laut dari daerah yang dilanda HAB untuk mencegah dampak buruk terhadap manusia.

Munculnya kasus red tide di Maluku Tengah, perlu dilihat apakah ada sel-sel mikro alga dalam air laut tersebut untuk memastikan penyebab berubahnya air laut menjadi merah. Ketika sebab terungkap, analisis kemungkinan dampak dan langkah untuk mencegahnya bisa diupayakan.

Selain berdampak secara ekologi, keberadaan dari red tide sendiri ternyata mampu membuat kesehatan manusia menjadi terganggu, misalnya seperti terjadinya iritasi pada kulit, terjadi keracunan akibat dampak dari mengkonsumsi ikan yang sudah mati karena terpapar red tide dan lain sebagainya.

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya red tide seperti manajemen nutrisi yang mengatur buangan dari darat ke perairan, melakukan penelitian mengenai teknologi yang dapat mengurangi red tide.

Pengendalian dampak red tide dapat dilakukan dengan pendektesian red tide serta sosialisai terhadap publik mengenai dampaknya. Menurut Alcocktahun 2007 red tide dapat dicegah seiring dengan pelaksanaan pengurangan pemanasan global.