Sebab Suhu Ekstrim Mengubah Warna Tanaman Menjadi Cokelat

Dalam praktek, iklim (suhu dan cuaca) sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, ditambah lagi dengan fenomena pemanasan global akibat radiasi matahari yang penyinarannya jatuh secara total akibat lapisan ozon yang telah menipis.

Iklim merupakan komponen ekosistem dan juga factor produksi yang sangat dinamik dan sulut untuk dikendalikan salah satunya adalah suhu/temperature. Kalaupun bisa memerlukan biaya dan juga teknologi yang tinggi. reaksi biologis tubuh saat pemanasan global bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.

Karena sifatnya yang dinamis, beragam dan juga terbuka, pendekatan terhadap cuaca/iklim agar lebih berdaya guna dalam bidang pertanian, diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat terhadap karakteristik iklim melalui analisis dan juga interpretasi data iklim.

Oleh sebab itu diperlukan koordinasi dan juga kerjasama yang baik antar instansi pengelola dan pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.

Pengaruh suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar sehingga pertumbuhannya benar-benar seakan-akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatan pertanian dan mekanisme pertanian secara umum. Suhu dikaitkan sebagai derajat panas atau dingin yang di ukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan thermometer.

Misalnya kita ambil contoh, tumbuh-tumbuhan dimana tanaman layaknya mempunyai keinginan akan suhu tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik bila syaratnya tidak terpenuhi, dan juga akan berpengaruh pada proses pematangan buah makin tinggi sehu makin cepat proses pematangan buah.

1.Peranan suhu bagi tanaman pangan

Dalam proses pertumbuhan, suhu udara dan juga tanah sangat mempengaruhi, karena setiap jenis tanaman mempunyai suhu batas minimum, optimum dan juga maksimum untuk setiap tingkat pertumbuhannya.

Untuk batas suhu yang dapat mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar dari 120 derajat sampai 140 derajat Farenhait, tetapi untuk nilai tersebut beragam sesuai dengan jenis tanaman dan juga tingkat pertumbuhannya.

Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi, untuk pertumbuhan bisa terhambat bahkan sampai berhenti tanpa menghiraukan persediaan air dan kemungkinan terjadi perangsangan daun atau buah sebelum waktunya. Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang penting karena berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan hamper pada proses pertumbuhan.

Tanaman bisa mengubah frekuensi suhu dari iklim mikro bunga dan juga daun dapat menangkap isolasi pada lapisan atas sehingga suhu maksimumnya terletak dekat sekitar puncak tanaman kecuali jika tanaman masih rendah dan masih terpencar sehingga pemanasan disela-sela tanaman dari tanah akan menentukan distribusi suhu vertical.

Suhu udara merupakan factor penting dalam menentukan tempat dan juga waktu penanaman yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai factor-faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman. Misalnya, kentang di daerah suhu rendah, sedangkan padi pada daerah bersuhu lebih tinggi.

Suhu udara rata-rata yang tinggi akan baik untuk tanaman seperti kacang tanah dan kapas, sedangkan gandum, kentang, tomat dan gula bisa didataran tinggi dengan suhu udara yang lebih rendah.

Suhu udara di Indonesia dapat berperan sebagai kendali pada usaha pengimbangan tanaman padi di daerah yang mempunyai ketinggian yaitu tinggi di atas permukaan laut sebagian besar jenis padi unggul tumbuh dan juga berdaya hasil baik sampai ketinggian 700 m diatas permukaan laut.

2. Pengaruh suhu terhadap tanaman

Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kandungan air dlam tanah sehingga unsure hara sulit diserap tanaman, sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan air di dalam tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan.

Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian terutama proses perakaran tanaman di dalam tanah. Akibat aktivitas akar semakin rendah akan mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman menjadi lambat sehingga proses distribusi unsur hara menjadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman akan menjadi lambat.

Suhu maksimal dan juga minimal akan berpengaruh terhadap hasil produksi, hal inilah yang akan menyebabkan hasil panen padi di Indonesia menjadi rendah.