Urban farming yang merupakan salah satu mekanisme pertanian, istilah untuk menjelaskan kegiatan bertani atau berkebun bagi penghuni kota, menjadi tren akhir-akhir ini. Seperti bertani atau berkebun konvensional, kegiatan ini meliputi praktek budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan.
Perumahan di kota rata-rata hanya memiliki ‘jatah’ ruang terbuka yang minim dan perlu dilakukan cara rehabilitasi pertanian. Karena itu, menata sebuah taman untuk budidaya bahan pangan pun menjadi tantangan tersendiri. Coba contek beberapa tips urban farming ala Pinterest berikut ini, untuk menciptakan taman fungsional mudah dan hemat biaya.
Bagaimana Cara Melakukan Urban Farming?
Kita dapat membuat taman mikro yakni cara intensifikasi pertanian dengan memanfaatkan ruang kecil yang ada untuk menanam pohon. Ruang tersebut bisa di balkon, teras, atau atap rumah. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merealisasikan urban farming.
- Wadah tanaman
Kita bisa menanam pohon di tanah langsung atau menggunakan wadah berupa pot, botol, ember bekas, ban mobil bekas, atau media penampung lainnya.
- Media penanaman
Gunakan tanah kebun sebagai media penanaman. Kita juga bisa mengganti tanah kebun dengan benda-benda substrat, seperti kulit kacang, sabut kelapa, sekam padi, atau tanah Bila substrat juga tidak tersedia, kita bisa menggunakan air yang dicampurkan dengan larutan pupuk.
- Pengairan
Untuk pengairan atau irigasi, kita bisa memanfaatkan air hujan atau air sisa yang masih layak. Air yang diperlukan untuk menyiram tanaman, relatif sedikit. Untuk taman seluas satu meter persegi, hanya membutuhkan kurang dari 3 liter air per hari.
- Tanaman
Di taman mikro untuk urban farming, kita bisa menanam berbagai sayuran siap saji, seperti kol, selada, mentimun, tomat, dan bawang. Sebagai variasi, coba tanam pula tanaman herba, seperti kunyit, lengkuas, dll.
Meski mini, taman urban farming ini terbilang relatif produktif. Studi yang dilakukan oleh FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan bahwa satu meter persegi taman mikro dapat menghasilkan sekitar 100 bawang tiap empat bulan, 10 kol tiap tiga bulan, sekitar 200 tomat atau 30 kg per tahun, atau 36 bonggol selada per dua bulan.
Meski begitu, perlu diingat bahwa pemilihan tanah ataupun air untuk irigasi menjadi dua faktor yang penting. Hindari menggunakan tanah atau air yang terkontaminasi unsur-unsur berbahaya. Selain itu, hindari juga menggunakan bahan pestisida yang dapat meracuni tanah dan hasil tanam.
Jangan lupa untuk selalu mengenakan sarung tangan, dan mencuci tangan setelah berkebun dan sebelum makan. Berhati-hatilah untuk tidak membawa serta kotoran dari kebun ke dalam rumah. Cuci hasil urban farming sebelum disimpan atau dimakan, dan ajarkan anak-anak untuk melakukannya juga.
Tips Melakukan Urban Farming
- Menumbuhkan di air
Belum banyak orang yang tahu bahwa ada beberapa jenis sayuran yang bisa tumbuh hanya dengan diletakkan di sebuah wadah berisi air. Jangan lupa untuk memotong bagian ujung bawahnya sekitar 1-2 inci sebelum direndam dalam air. Berikut ini beberapa sayuran yang bisa tumbuh di dalam air: Bok Choy/kubis Cina, kubis, seledri, adas, daun bawang putih, daun bawang, serai dan selada.
- Garam Inggris
Ya, garam Inggris ternyata bisa membantu membuat tanah di taman Anda menjadi lebih subur dan sehat. Hal ini karena kandungan magnesium dan sulfat yang sangat penting untuk tanaman. Cara penggunaannya cukup mudah, untuk tanaman dalam pot, campurkan beberapa sendok makan garam dan air dalam sebuah pot penyiram.
Sirami campuran air dan garam ini sekali atau dua kali sebulan. Anda juga bisa menaburinya secara langsung di tanah kebun. Tomat dan paprika adalah tanaman yang membutuhkan garam inggris ini karena mereka cenderung kekurangan magnesium.
- Membuat meja tanaman
Tanaman yang terhampar di bawah seringkali rusak oleh hewan peliharaan . Oleh karena itu tanaman yang diletakkan di wadah tinggi seperti meja merupakan ide yang cemerlang. Cara membuatnya juga relatif sederhana, mirip seperti membuat meja biasa, namun ditambahkan sisi pembatas di sekelilingnya dan mulai menanam.
- Menanam vertikal
Pada dasarnya tanaman Anda bisa tumbuh dimana saja, termasuk di batako yang disusun jenjang menyerupai anak tangga. Coba cara diatas untuk inspirasi tanaman vertikal.
- Taman tanpa air
Jika Anda tinggal di daerah yang cukup panas, mengapa tidak membuat taman dengan pilihan tumbuh-tumbuhan yang tidak memerlukan penyiraman yang banyak seperti contoh diatas?
- Menyuburkan tanah tanpa kompos
Daripada harus membeli tanah kompos, mengapa tidak membuatnya sendiri? Faktanya beberapa bahan dapur bisa dimanfaatkan sebagai penyubur tanah. Misalnya remahan cangkang telur yang memberi kalsium untuk tanah Anda. Kemudian kopi bubuk yang berperan penting sebagai pupuk. Serta, kulit pisang yang bisa memicu perkembangan pesat mikro organisme di tanah.
- Penghilang hama organik
Dedaunan hijau yang segar seringkali rusak membentuk lubang kecil akibat ulah hama serangga. Tapi banyak orang yang enggan menggunakan penyemprot pestisida karena bisa menghilangkan sifat organik tumbuhan tersebut. Untuk itu Anda bisa membuat sprai organik khusus yang terbuat dari bawang putih dan daun mint.
Caranya, tumbuk dua buah siung bawang putih dan tiga lembar daun mint. Terakhir, campurkan dengan air dan masukkan kedalam botol spray setelah didiamkan semalaman. Larutan ini siap diseprai ke daun yang banyak diserang hama. Jangan lupa kocok sebelum digunakan.
Semoga menginspirasi! Sampai jumpa di artikel berikutnya, Terima kasih.