Kebanyakan tumbuhan paku adalah polypodiopsida atau Leptosporangiatae. Kelompok ini mencakup mayoritas dari member tumbuhan paku, yaitu sekitar 9000 spesies. Polypodiopsida ini dikenal juga dengan istilah “paku sejati”,yang dicirikan dengan pertumbuhan daun secara lingkaran membuka. (Baca: Jenis-Jenis Tumbuhan Paku)
Tumbuhan paku pertama kali muncul di rekaman fosil 360 juta tahun yang lalu saat periode akhir Devonian, tetapi kebanyakan famili dan spesies sekarang tidak muncul sampai sekitar 145 juta tahun yang lalu di awal periode Certaceous setelah tanaman berbunga mendominasi lingkungan.
Tumbuhan paku bukan menjadi komoditas ekonomis yang penting, tapi ada beberapa spesies yang digunakan sebagai makanan, obat-obatan atau ornamen, dan untuk meremediasi tanah yang terkontaminasi. (Baca: Metagenesis Tumbuhan Paku)
Klasifikasi dan Contoh Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku diklasifikasikan ke dalam kelas Filices, dan kemudian ke phlyum (klasifikasi di bawah kingdom) yaitu Pteridophyta atau Filicophyta. Smith et al. (2006), mengklasifikasikan tumbuhan paku sebagai berikut: (Baca: Tumbuhan Kingdom Plantae)
Christenhusz dan Chase (2014) mengembangkan sistem klasifikasi baru untuk tumbuhan paku. Mereka menggunakan istilah “Polypodiophyta” untuk tumbuhan paku, dan membagi ke dalam 4 subdivisi seperti Smith et al., dengan 21 famili, sekitar 212 genus dan 10.535 spesies. Subidivisi tersebut antara lain:
Satu masalah dari klasifikasi tumbuhan paku adalah cryptic species. “Cryptic species” adalah spesies yang secara morfologi mirip dengan spesies lainnya, tapi berbeda secara genetik, hal ini mencegah terjadinya reproduksi atau interbreeding antar spesies. Contohnya adalah spesies Asplenium trichomanes (maidenhair spleenwort). Tumbuhan ini sebenarnya spesies kompleks yang mencakup ras diploid dan tetrapoid yang berbeda. (Baca: Peran Bakteri yang Menguntungkan)
Ada perbedaan morfologi minor antara dua kelompok tersebut, yang mana membedakan habitatnya. Untuk kasus seperti ini, tumbuhan dipisahkan menjadi spesies yang berbeda. Kemungkinan, masih banyak cryptic species yang akan ditemukan dan dinamai. (Baca: Tumbuhan yang Hidup di Lingkungan Lembab)
Deskripsi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku mempunyai morfologi yang bermacam-macam, sesuai dengan hasil proses evolusi dan adaptasinya. Tumbuhan paku yang mudah dikenal, yaitu pakis, contohnya memiliki daun yang tumbuh dari tunas menggulung membuka (circinate vernation). Selain itu, tumbuhan paku ada yang berbentuk pohon (paku pohon), semak epifit, tumbuhan merambat, hidrofit, mengapung di air, dan berupa terna dengan rimpang yang menjalar di tanah. Seperti sporophytes tumbuhan berbiji, tumbuhan paku terdiri dari batang, dedaunan, dan akar. (Baca: Pengelompokan Tumbuhan)
Batang tumbuhan paku sering disebut juga dengan rizoma, meskipun batang yang tumbuh di bawah tanah hanya terdapat pada beberapa spesies. Spesies epifit dan beberapa spesies darat lainnya mempunyai stolon di atas tanah (contohnya Polypodiaceae). Stolon atau geragih adalah modifikasi dari batang yang tumbuh menyamping dan di bagian ruas-ruasnya tumbuh calon tumbuhan baru. Selain itu, ada beberapa kelompok tumbuhan paku yang mempunyai batang tegak yang berpohon (contohnya Cyatheaceae). Batang ini bisa mencapai tinggi sampai 20 meter pada beberapa spesies seperti Cyathea brownii dan Cyathea medullaris. (Baca: Perkembangbiakan Tumbuhan)
Bagian hijau yang berfotosintesis pada tumbuhan secara teknis disebut megafil, dan pada tumbuhan paku, hal ini disebut sebagai “Ental”. Ental adalah daun unik yang dimiliki tumbuhan paku dan pucuknya tumbuh dari rimpang atau rizoma. Daun baru biasanya mengembang dengan cara membuka gulungan spiral yang disebut “fiddlehead fern”. Daun tumbuhan paku ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu trofofil dan sporofil.
Pada kebanyakan tumbuhan paku, daun-daun yang subur secara morfologi mirip dengan daun yang mandul dan berfotosintesis dengan cara yang sama. Pada beberapa kelompok, daun subur lebih sempit dari pada daun mandul, dan mungkin tidak mempunyai jaringan hijau sama sekali (seperti contohnya Blechnaceae, Lomariopsidaceae). (Baca: Fungsi Stomata)
Akar paku mirip dengan tumbuhan berbiji lainnya, yaitu sebuah strkutur non-fotosintetik bawah tanah yang mengangkut air dan nutrisi dari tanah. Tetapi, akar lumut hati (gamethophytes) sangat berbeda dengan akar tumbuhan berbiji. Umumnya, lumut hati terdiri dari:
Kegunaan dan Manfaat Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dari genus Azolla (tumbuhan kecil dan mengambang) dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk padi di Asia Tenggara. Azolla ini dimanfaatkan sebagai pupuk karena kemampuannya untuk memfiksasi nitrogen dari udara menjadi senyawa yang bisa dimanfaatkan oleh tanaman lain.
Tumbuhan paku juga telah diteliti kegunaanya dalam meremediasi logam berat, khususnya arsenik, dari tanah. Tumbuhan paku lain yang memunyai keuntungan ekonomis yaitu:
Tumbuhan paku tidak terlalu penting secara ekonomi dari tumbuhan berbiji, tetapi pada sebagian masyarakat, mempunyai kegunaan yang penting. Beberapa tumbuhan paku digunakan sebagai makanan seperti Pteridium aquilinum, Matteuccia struthipteris, dan Osmundastrum cinnaomomeum. Diplazium esculentum juga digunakan oleh masyarakat di daerah tropis sebagai makanan (seperti contohnya budu pakis, makanan tradisional Brunei). Ptisana salicina adalah makanan tradisional di Selandia Baru dan Pasifik Selatan.
Definisi dari pupuk ialah bahan yang dijadikan sebagai penambah pada sebuah media tanam untuk membantu…
Pupuk berbahan organik menjadi satu-satunya input yang bisa diberikan ke dalam lahan sawah. Konsentrasi nutrisi…
Sebelum membahas tentang manfaat Bioteknologi, ada baiknya kita paham duluapa itu Bioteknologi. Secara umum Bioteknologi…
Definisi dari red tide merupakan kejadian yang terjadi secara alami pada air laut yang mengalami…
Definisi dari red tide ialah fenomena dimana ditemukan perkembangan jumlah fitoplankton yang sangat drastis berkali…
Dr Roslan Yusni Hasan atau Ryu Hasan selaku pakar neurologi mengatakan, dalam menjawab mengenai LGBT…