Mengapa Pasir Pantai Ada yang Berwarna Putih dan Hitam?

Pasir merupakan material berupa butiran dengan ukuran 0,0625-2 mm. Pasir berasal dari berbagai macam benda, biasanya berupa bebatuan yang kemudian karena mengalami berbagai macam proses berubah menjadi butiran-butiran kecil. Bebatuan berasal dari gunung berapi yang meletus. Jenis batuan menentukan warna pasir yang berada di pantai.

Pantai yang berpasir putih misalnya, itu disebabkan batuan di pegunungan setempat yang mengandung banyak kapur. Warna pasir pantai yang hitam disebabkan batuan banyak mengandung tanah alluvial. penyebab warna air laut kebiruan dan kehijauan bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Selain warna pasir hitam dan putih yang sudah umum kita jumpai, ada pantai di Indonesia yang pasirnya berwarna pink atau kemerahan. Sebenarnya bukan keseluruhan pasir berwarna pink, tapi merupakan campuran putih dan merah. Warna merah ini berasal dari koral, pecahan kerang, dan kalsium karbonat yang berasal dari hewan laut disana.

Selain itu, warna merah ini juga berasal dari makhluk mikroskopik bernama foraminifera yang memiliki cangkang tubuh kemerahan. Kalau kamu ingin melihatnya secara langsung, pantai berpasir pink ini ada di Pulau Komodo, Flores, NTT atau di Harbour Island, Bahama.

Pantai yang berpasir hijau juga ada, yaitu di Papakolea, Hawaii. Pasir pantai ini berwarna hijau tua surealis seperti rumput karena mengandung mineral olivin, unsur utama yang dihasilkan endapan lava gunung berapi di Hawaii. sebab letusan gunung api membuat tanah subur bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Sementara itu, pasir pantai berwarna ungu dapat kita jumpai di pantai Pfeiffer, California. Rahasia warna ungu pada pasir pantai ini adalah kandungan mineral mangan pada pasirnya. Apalagi jika ditempa cahaya matahari atau bulan, semakin menambah keindahan warna ungu di pantai ini.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan warna pasir pantai.

1.Bebatuan di Sekitar Pantai

Pasir adalah material yang berasal dari proses penghancuran batu secara alami dengan waktu yang sangat lama. Tidak semua material batu yang terkikis kemudian menjadi pasir. Namun hanya bagian yang keras lah yang berubah menjadi pasir. Selebihnya larut bersama air.

Mungkin sebagian dari kamu berpikiran bahwa pasir serta merta mucul dari batu yang terhantam gelombang. Padahal tidak mutlak seperti itu. Batu berubah menjadi pasir lebih disebabkan adanya pelapukan selama ratusan hingga jutaan tahun.

Banyak hal yang menjadi faktor pelapukan ini. diantaranya seperti perubahan suhu yang drastis, cuaca yang berubah-ubah, tiupan angin yang kencang dan faktor alam lainnya.

Mudahnya, kamu dapat mengetahui asal muasal pasir di pantai dari bebatuan di sekitarmu seperti tebing dan bukit yang ada di sana. Seperti tebing yang secara terus menerus terhempas ombak, kemudian mengalami erosi atau pengikisan.

Serpihan-serpihannya terbawa ombak dan menumpuk di tepian pantai. Jadi, biasanya kalau warna perbukitan atau tebing di sekitar pantai berwana putih. Warna pasir pantainya pun biasanya juga berwarna putih.

2. Material yang Dibawa Sungai ke Muara

Air sungai mengalir dari hulu ke muara. Selama perjalanan menuju muara, pastinya air sungai akan melewati banyak bebatuan yang juga mengalami pelapukan sehingga kikisannya pun mengikuti aliran air sungai menuju muara.

Pengikisan ini biasanya dari gesekan antara arus sungai dengan batuan lainnya. Bisa juga disebabkan perubahan cuaca yang membuat bebatuan mudah lapuk dan hancur menjadi butiran-butiran kecil. Setelah sampai muara, butiran-butiran itu telah menjadi material yang sangat halus.

Proses ini berlangsung selama ribuan tahun dan sampai sekarang terus berlangsung. Coba bayangkan berapa ton material yang terbawa aliran air sungai hingga ke pantai. Sebagian material yang tidak larut oleh air akan mengendap bersama material lainnya di pantai.

3. Material yang Berasal dari Gunung Berapi

Ada yang heran bagaimana bisa lava gunung berapi bisa sampai di pantai. Padahal jaraknya dengan pantai tidak bisa dibilang dekat. Jawabannya ada pada sungai. Sungai lah yang membawa berbagai material vulkanik yang berada dekat sepanjang hulu hingga akhirnya bisa sampai pantai.

Ciri adanya material vulkanik yang berada di pantai dapat ditandai dengan adanya pasir hitam yang mengelilinginya. Material berupa bebatuan berwarna hitam tersebut merupakan lava gunung api yang mengalir ke laut kemudian mengeras.

Salah satu contohnya adalah Pantai Parangtritis. Pasir pantai yang ada di sana memiliki warna dominan hitam. Hal ini dipengaruhi oleh keberaan Gunung Merapi yang menghasilkan material vulkanik dalam jumlah besar. Bahkan aliran lavanya pernah mengalir hingga ke pantai selatan Yogyakarta.

4. Serpihan Bangkai Biota Laut

Keberadaan jutaan jenis biota laut yang beraneka jenis dan warnanya juga dapat menjadi faktor warna pasir pantai. Biota laut seperti ikan dan karang rupanya dapat menjadi material penyusun pasir pantai. Sebagaimana terumbu karang yang dapat terkikis oleh gelombang air laut.

Biota lainnya adalah hewan laut yang memiliki cangkang. Biasanya setelah mereka mati dan meninggalkan cangkangnya, dalam waktu yang cukup lama cangkang tersebut pecah dan menjadi material penyusun pasir di pantai.

Contohnya seperti Pantai Merah Muda di Lombok. Warna pantainya yang merah muda berasal dari campuran serpihan karang yang terkikis, cangkang kerang yang telah hancur dan cangkang hewan mikroskopis bernama Foraminifera yang memiliki cangkang berwarna merah cerah.