Luka, setiap orang pasti pernah mengalaminya, entah itu luka ringan hingga luka berat. Luka menjadi istilah yang awam bagi semua orang. Dalam dunia kesehatan, luka ialah rusaknya jaringan tubuh di bagian tertentu. Luka menyebabkan jaringan menjadi mati atau rusak.
Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai kesempurnaan, luka yang berada dalam tubuh makhluk hidup dapat mengalami penyembuhan secara alami tentunya dengan berbagai pengaruh dari dalam seperti kondisi kesehatan dan psikis, juga dari luar seperti obat obatan dan gizi yang masuk.
Pada kesempatan kali ini saya akan menguraikan mengenai proses penyembuhan luka, apa yang dilakukan oleh tubuh hingga jaringan tubuh yang rusak tersebut dapat kembali seperti sedia kala sebelum terluka. Tentunya yang dibahas ialah luka fisik ya sobat bukan luka hati atau sejenisnya. Yuk langsung saja simak uraian berikut.
1. Fase Inflamasi
Ketika terjadi luka, pembuluh darah pada bagian yang terluka tersebut terputus sehingga terjadi perdarahan. Untuk menghentikan perdarahan, ujung pembuluh darah yang terluka akan mengkerut dan saling lengket satu sama lain sehingga membentuk seperti jala, serta trombosit akan membentuk gumpalan atau bekuan darah sebagai penyumbat untuk berusaha menghentikan perdarahan.
Sel sel dalam jaringan ikat juga menghasilkan hormon yang ada pada sistem hormon pada manusia menyebabkan penumpukan cairan pada bagian tersebut dan terjadi inflamasi sehingga timbul reaksi radang yang jelas pada bagian yang terluka tersebut berupa warna kemerahan, suhu menghangat, timbul nyeri, dan bengkak.
komponen darah leukosit (sel darah putih) akan menembus pembuluh darah menuju daerah luka. Limfosit dan monosit kemudian muncul dan menghancurkan kotoran serta bakteri yang terdapat pada luka. Pada proses ini fungsi sel darah putih lebih dominan dibandingkan dengan fungsi sel darah merah, jika dilihat dari proses awal sampai akhirnya.
2. Fase Proliferasi
Berlangsung pada akhir fase inflamasi, pada masa ini akan timbul kolagen serat yang bersifat mempertautkan tepi luka. Serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk menyesuaikan diri pada tegangan pada luka yang cenderung mengerut, sifat ini menyebabkan tarikan pada tepi luka.
Kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal, kekuatan serat kolagen akan terus bertambah membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus. Sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah lokasi mengisi permukaan luka sehingga daerah luka tersebut akan diisi oleh sel sel baru.
3. Fase Penyudahan
Pada fase ini, terjadi proses pematangan, terjadi penyerapan kembali jaringan yang berlebihan, pengerutan, dan akhirnya timbul penyerupaan jaringan pada daerah luka. Lamanya fase ini tergantung dari tingkat luka, ringan, sedang, atau luka berat, dan dinyatakan berakhir ketika radang telah hilang dan semua tanda luka ( bengkak, nyeri, dll) telah menghilang.
Tubuh secara alami akan berusaha mengembalikan semua menjadi normal selama proses pemyembuhan luka. Cairan yang berlebih dan sel radang akan diserap, sel muda menjadi matang dan kolagen yang berlebih diserap.
Pada masa ini timbul jaringan parut yang pucat, tipis, dan mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan maksimal pada luka. Perupaan pada kulit mampu menahan regangan sekitar 80% kemampuan kulit normal. Pada masa ini jaringan baru akan terbentuk menjadi jaringan penyembuh yang kuat dan luka akan sembuh.
Ketika ketiga proses telah terlewati, luka dikatakan sembuh jika lapisan kulit dan kekuatan jaringan kulit sudah memiliki kemampuan sempurna atau tidak mengganggu aktivitas normal sehingga sistem ekskresi pada kulit bisa berjalan sebagaimana mestinya. Penyembuhan luka tidak berlangsung sama bagi tiap penderita, tergantung dari masing masing kondisi biologik individu.
Demikian proses penyembuhan luka yang bisa saya ulas pada kesempatan kali ini. Semoga dapat dipahami oleh anda dan membawa manfaat. Sampai jumpa di lain kesempatan dan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel kali ini. Salam hangat selalu dari penulis.