Polusi Cahaya dan Penjelasannya

Polusi cahaya merupakan suatu kondisi dimana cahaya berpendar berlebihan, baik itu bersumber dari cahaya buatan (artifisial) maupun cahaya alami, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.

Polusi cahaya muncul akibat penggunaan lampu-lampu di luar rumah yang sifatnya buatan, seperti lampu penerang jalan, lampu taman, lampu reklame, lampu dekorasi, lampu gedung, lampu stadion olahraga, dan lain sebagainya.

Beberapa jenis polusi cahaya yang mengancam ekosistem di bumi :

1.Trespass Light

Trespass Light dikenal sebagai cahaya tumpahan yang terjadi ketika lampu tanpa sengaja menerangi rumah dan area lain. Tumpahan cahaya adalah bentuk polusi cahaya paling subyektif karena tidak ada pedoman untuk menentukan kapan, di mana, atau berapa banyak cahaya yang tidak diinginkan.

Salah satu contoh cahaya tumpahan yaitu cahaya dari lampu jalan yang masuk melalui jendela dan menerangi kamar tidur, cahaya dari lampu dinding luar yang mengarahkan cahaya ke arah langit daripada ke tanah. pencemaran udara oleh aktifitas biologis bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

2.Glare

Glare atau cahaya silau adalah sensasi visual yang dialami seseorang ketika cahaya menyimpang, di mana cahaya di bidang visual lebih besar dari cahaya yang digunakan mata. Silau, tergantung pada intensitas, dapat mengurangi kontras, persepsi warna, dan kinerja visual. dampak biologis limbah bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Dilansir dari laman Delmarfans, pencahayaan yang salah kelola mengubah warna dan kontras langit malam hari, melampaui cahaya bintang alami, dan mengganggu ritme sirkadian (proses 24 jam kebanyakan organisme), yang mempengaruhi lingkungan, sumber daya energi, satwa liar, manusia, dan penelitian astronomi.

Waktu ke waktu ancaman polusi cahaya terus tumbuh karena permintaan cahaya buatan meningkat setiap tahun. Photopollution bukanlah fenomena baru, bahkan selama 50 tahun terakhir, ketika negara-negara menjadi semakin makmur dan urban, permintaan untuk pencahayaan luar ruangan meningkat dan polusi cahaya menyebar di luar batas kota dan ke daerah pinggiran kota dan pedesaan.

Bentuk polusi banyak ditemukan dan tampak lazim di Asia, Eropa, dan Amerika Utara, terutama di kota-kota seperti Los Angeles, New York dan Washington DC. Pada 2008, majalah National Geographic menyebut Chicago sebagai kota yang paling tercemar cahaya di Amerika Serikat.

Namun, tempat paling berpolusi di dunia adalah Hong Kong, Cina. Pada bulan Maret 2013, Universitas Hong Kong menamai kota itu yang paling ringan tercemar di dunia.

Sebuah studi oleh universitas menemukan langit malam di Tsim Sha Tsui, sebuah lingkungan perkotaan di selatan Kowloon, Hong Kong, menjadi 1.200 kali lebih terang daripada langit kota perkotaan normal.

Polusi cahaya sejauh ini sedang meningkat di seluruh dunia. Dalam sebuah artikel 2010 dari Jurnal Ekologi dan Masyarakat , Hölker dan yang lainnya menyatakan penggunaan pencahayaan buatan meningkat 20% setiap tahun, tergantung pada wilayahnya, dan mencatat ada kebutuhan mendesak akan kebijakan polusi cahaya yang melampaui efisiensi energi untuk menyertakan manusia, hewan dan lingkungan.

Polusi cahaya bisa mengganggu kualitas tidur manusia, yang berdampak pada kesehatan. Proses migrasi dan reproduksi burung, ikan, amfibi, serangga dan kelelawar juga bisa terganggu.

Penggunaan cahaya terang di malam hari juga bisa membuat tanaman membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh. Kalau Anda senang mengamati bintang atau Galaksi Bima Sakti, lupakan saja kegiatan ini, bila tren polusi cahaya terus meningkat.

Franz Holker dari Leibniz Institute of Freshwater Ecology and Inland Fisheries di Berlin, yang juga salah satu penulis kajian itu, mengatakan kondisi saat ini berada dalam titik kritis.