Organisme yang dihasilkan disebut genetically modified organism (GMO). GMO pertama adalah bakteri yang dihasilkan pada tahun 1973 dan tikus pada tahun 1974.
Berbeda dengan teknik pemuliaan, jika teknik pemuliaan (selective breeding) adalah memanipulasi genetik organisme dengan memilih sifat yang sesuai keinginan, adalah memanipulasi genetik organisme dengan cara mengambil gen dari organisme lain, dan memasukkanya ke organisme tujuan.
Teknik yang telah diaplikasikan di bebrapa bidang termasuk riset, pertanian, bioteknologi industri, dan kesehatan. Tujuannya adalah untuk menambah satu atau beberapa sifat baru yang tidak ditemukan pada organisme itu. Contohnya adalah organisme transgenik yang sekarang berada di pasar seperti tanaman tahan hama, tanaman toleran terhadap herbisida, dan lain lain. Untuk memahami bagaimana rekayasa genetik bekerja, ada beberapa konsep kunci yang harus dipahami. (Baca: Manfaat Biologi di Bidang Pertanian)
Urutan dari subunit ini pada DNA mengandung kode informasi untuk sel. Seperti huruf alpabet yang mengandung 26 huruf untuk membuat kata, DNA menggunakan 5 huruf ini (A, G, T, C, U) untuk membuat instruksi bagaimana membuat protein yang organisme butuhkan untuk tumbuh dan hidup. (Baca: Perbedaan DNA dan RNA)
Bagian kecil DNA disebut gen. Setiap gen menyimpan instruksi untuk memproduksi sebuah protein. Sebuah organisme mungkin mempunyai ribuan gen. Gen-gen dalam sebuah organisme ini disebut genom. (Baca: Fungsi DNA dan RNA)
Protein adalah komponen pentin dalam sel, karena sel sebagian besar terbuat dari protein (seperti dinding sel, organel sel dan lain-lain). Protein mampu mengatur reaksi yang terjadi dalam sel. Protein juga bisa bertindak sebagai enzim, yang mengkatalis (mempercepat atau memperlambat) sebuah reaksi. Segala yang kita lihat dari organisme itu antara terbuat dari protein, atau hasil dari aksi protein. Metabolisme protein juga adalah salah satu metabolisme penting dalam tubuh organisme selain metabolisme karbohidrat dan metabolisme lemak. (Baca: Metabolisme Asam Amino)
DNA adalah ‘bahasa universal, artinya kode genetik mempunyai arti yang sama di semua organisme. Karakteristik ini penting dalam suksesnya rekayasa genetik. Ketika gen dari sifat yang diinginkan diambil dari suatu organisme dan dimasukkan ke organisme lain, hal ini membuat organisme penerima gen menjadi mempunyai kemampuan untuk mengekesrepsikan sifat atau gen tersebut. (Baca: Manfaat Biologi di Bidang Pertanian)
Rekayasa genetik bekerja dengan cara mengambil gen dari satu organisme dan memasukkannya ke organisme lain, dengan tujuan organisme penerima gen agar bisa mengekspresikan sifat yang dikode oleh gen tersebut. Proses rekayasa genetika secara umum adalah sebagai berikut:
Meskipun tujuan utama dari rekayasa genetik dan pemuliaan adalah untuk meningkatkan sifat suatu organisme, ada beberapa perbedaan kunci di antara keduanya. Jika rekayasa genetik memindahkan gen secara manual dari suatu organisme ke organisme lain, pemuliaan memindahkan gen lewat cara perkawinan atau persilangan organisme dengan harapan akan menghasilkan keturunan dengan kombinasi sifat yang diinginkan. (Baca: Pewarisan Sifat)
Teknik pemuliaan ini efektif dalam meningkatkan suatu sifat, tetapi ketika dibandingkan dengan rekayasa genetik, pemuliaan mempunyai kelemahan. Karena pemuliaan bergantung pada kemampuan untuk mengkawinkan dua organisme untuk memindahkan gen, peningkatan sifat pada dasarnya terbatas pada sifat-sifat yang sudah ada pada spesies tersebut. Rekayasa genetik memindahkan gen dari satu organisme dan menempatkannya ke organisme lain. Hal ini tidak membutuhkan perkawinan dan memungkinkan pergerakan gen antara organisme dari spesies apapun. Jadi, sifat potensial yang bisa digunakan pada dasarnya tidak terbatas. (Baca: Pengertian Totipotensi)
Pemuliaan juga kurang presisi dari pada rekayasa genetik. Pada teknik pemuliaan, setengah gen dari masing-masing tetua diturunkan ke keturunannya. Hal ini bisa menyebabkan gen yang tidak diinginkan masuk ke organisme baru. Berbeda dengan rekayasa genetik yang mengambil gen tertentu (sesuai keinginan) dan memasukkannya ke organisme penerima. (Baca: Contoh Mutasi pada Tumbuhan)
Banyak kritik mengenai penggunaan dalam beberapa bidang, termasuk kekhawatiran etik, kekhawatiran ekologis, dan kekhawatiran ekonomis. Pro dan kontra mengenai hal ini melibatkan konsumen, petani, perusahaan bioteknologi, pemerintah, organisasi non pemerintah, dan ilmuwan. Beberapa kontroversi mengenai makanan GMO (genetically modified organism) adalah apakah makanan tersebut harus dilabeli, peran pemerintah, objektivitas penelitian ilmiah dan publikasi, efek dari hasil pertanian GMO pada kesehatan dan lingkungan, efek dari resistensi pestisida, akibat dari tanaman GMO pada petani, dan peran tanaman GMO dalam memberi makan populasi dunia. (Baca: Dampak Bioteknologi terhadap Lingkungan)
Contoh dari hasil tanaman GMO adalah nasi emas (golden rice), yang bertujuan untuk menyelamatkan 250 juta anak yang menderita defisiensi vitamin A. Para peneliti menambahkan 2 gen ke dalam nasi (padi) putih, satu gen berasal dari bakteri tanah dan gen yang lain berasal dari daffodil, yang kemudian mensintesis prekursor vitamin A yang disebut beta carotene. Satu mangkuk nasi emas memiliki 60% kebutuhan vitamin A harian anak-anak.
Ada beberapa kontroversi yang mengelilingi topik ini, sebagian adalah mitos belaka, sebagian lagi menimbulkan masalah yang valid.
Hanya sedikit orang yang menyadari produk GMO di pasaran karena industri makanan tidak memberi label pada produk tersebut karena takut konsumen tidak mau membeli produknya. Meskipun dengan berpuluhan tahun penelitian, tidak ada bukti kuat bahwa produk GMO lebih bahaya untuk kita dari pada produk biasa.
Ada juga kekhawatiran tentang gen yang dimasukkan ke dalam makanan GMO bisa menyebabkan “sesuatu yang tidak diinginkan”. Contohnya, bisa saja modifikasi gen ini mengubah laju pertumbuhan atau metabolisme organisme. Ada juga kekhawatiran tentang makanan GM mungkin menyebabkan alergi baru pada manusia, atau mentransfer gen resisten antibiotik ke bakteri yang secara alami ditemukan di usus kita.
Ada beberapa penelitian mengenai bahaya makanan GMO, atau makanan GMO dapat menyebabkan tumor dari pada makanan konvensional. Tetapi, penelitian-penelitian seperti ini memiliki rancangan percobaan yang jelek, membuat hasil dari penelitian bias atau kurang valid.
Kesimpulannya, rekayasa genetika adalah sebuah teknik yang digunakan untuk merekayasa gen suatu organisme agar organisme tersebut memiliki sifat yang diinginkan. Contohnya adalah, merekayasa gen tanaman Padi agar hasil Padi mempunyai kandungan vitamin yang mencukupi. Rekayasa genetika ini hampir sama dengan teknik pemuliaan, tetapi lebih efisien dan presisi. Meskipun banyak kontroversi sampai saat ini, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa produk (GMO) berbahaya untuk kesehatan. Mungkin menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat karena populasi dunia terus menaik.
artikel pencernaan lainnya
Definisi dari pupuk ialah bahan yang dijadikan sebagai penambah pada sebuah media tanam untuk membantu…
Pupuk berbahan organik menjadi satu-satunya input yang bisa diberikan ke dalam lahan sawah. Konsentrasi nutrisi…
Sebelum membahas tentang manfaat Bioteknologi, ada baiknya kita paham duluapa itu Bioteknologi. Secara umum Bioteknologi…
Definisi dari red tide merupakan kejadian yang terjadi secara alami pada air laut yang mengalami…
Definisi dari red tide ialah fenomena dimana ditemukan perkembangan jumlah fitoplankton yang sangat drastis berkali…
Dr Roslan Yusni Hasan atau Ryu Hasan selaku pakar neurologi mengatakan, dalam menjawab mengenai LGBT…