Respon Organ Tubuh Manusia Ketika Naik Pesawat Terbang

Libur panjang sejak bulan Desember tahun lalu sudah selesai bagi sebagian orang. Beberapa di antara Sobat mungkin baru saja mengalami perjalanan panjang menuju rumah dengan pesawat terbang. Tentu mabuk perjalanan pasca terbang ataupun badan yang kaku masih dirasakan.

Ya, indahnya berlibur dan manfaatnya kemarin seakan sirna, tertutup oleh kondisi fisik yang kurang baik akibat perjalanan panjang tersebut.

“Permasalahannya bukan terletak pada terlalu sering naik pesawat terbang. Namun pada panjangnya waktu penerbangan,” ungkap Victoria Sowards, seorang ahli keperawatan PassportHealth, klinik wisata nasional di AS.

Waktu penerbangan dengan durasi yang terlalu panjang dapat mengakibatkan risiko selain mabuk pascaterbang, yakni deep-vein thrombosis atau pembekuan darah di kaki Anda.

Mengenai mabuk pasca terbang, Sowards menyarankan Sobat untuk mengonsumsi suplemen melatonin. Tujuannya adalah untuk membantu Sobat tidur di tempat yang memiliki perbedaan zona waktu. Tentu, sebaiknya Sobat berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis yang Sobat perlukan.

Hindari alkohol, karena mengonsumsi alkohol sebelum atau selama menaiki pesawat terbang dapat meningkatkan efek mabuk pasca terbang dan mempengaruhi kualitas tidur Anda.

Selain itu, waktu penerbangan yang terlalu lama juga berpotensi membuat Sobat mengalami dehidrasi. “Minum banyak air putih supaya Sobat tidak kekurangan cairan,” saran Sowards. Jangan lupa, bersihkan sandaran tangan dan dudukan toilet dengan tisu disinfektan untuk mencegah risiko infeksi jamur dan kuman.

Pesawat terbang sama dengan tempat publik lainnya, selalu ada risiko terhadap penularan kuman. Terutama bila ada penumpang di dalam pesawat terbang yang sedang sakit seperti sakit flu di dalam pesawat terbang yang Sobat tumpangi, kata Sowards lagi.

Berikut adalah efek yang biasanya dialami akibat perjalanan dengan pesawat terbang dan cara menghindarinya.

  • Udara kering

Udara di dalam pesawat terbang di pompa dari luar, dampak pencemaran udara dan udara yang berasal dari ketinggian 35.000 kaki sangat kering dibanding yang kita pakai di daratan. Udara yang kering itu akan membuat kulit dan mata menjadi kering sehingga terasa gatal. Jika Anda memiliki jenis kulit berminyak, udara kering justru akan menambah minyak.

Pengaruh udara kering juga dirasakan organ pernapasan seperti dampak pewangi ruangan pada sistem pernapasan karena hidung menjadi kering dan bernapas pun jadi tidak nyaman. Kondisi ini sebenarnya membuat kekebalan tubuh menurun. “Kelembaban di udara akan menjaga saluran napas lembab sehingga lapisan dalam saluran napas bisa menangkap kuman yang masuk.

Pada udara kering, membran mukus di tulang hidung tidak berfungsi optimal,” kata Mona Gohara, dokter dermatologi. Jaga kondisi tubuh dengan minum cukup air putih dan hindari konsumsi alkohol serta kafein. Untuk menjaga kelembaban kulit, gunakan losion kulit yang berkualitas bagus.

  • Kaki bengkak

Saat kita duduk, gravitasi menyebabkan cairan berkumpul di kaki. Pada dasarnya hal itu bukan masalah karena otot-otot kaki akan memompa kelebihan cairan itu ke seluruh tubuh ketika kita bangkit berdiri dan jalan kaki. Berbeda halnya dengan duduk di pesawat terbang selama berjam-jam.

Cairan yang menumpuk itu akan menyebabkan kaki bengkak. Untuk menyiasatinya disarankan agar saat berada di pesawat terbang kita berdiri dan berjalan-jalan beberapa menit setiap satu atau dua jam. Bila Anda kebetulan duduk di dekat jendela dan tidak bisa berjalan-jalan lebih sering, lakukan peregangan pada bagian kaki.

  • Perut kembung

Tekanan udara di kabin jauh lebih rendah dibanding dengan yang kita gunakan di daratan. Tekanan yang rendah itu menyebabkan gas di usus meluas sehingga perut pun akan terasa kembung. Akibatnya kita akan merasa tidak nyaman atau bahkan ingin terus buang angin.

Walau kita tidak bisa mengubah tekanan udara di pesawat terbang, tetapi ada yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar gas di perut. Hindari makanan yang memicu gas seperti brokoli atau kacang-kacangan sebelum dan selama penerbangan.

  • Kelelahan

Saat kita terbang melintasi zona waktu yang berbeda, jam biologis tubuh akan terganggu. Hal ini akhirnya menyebabkan kita kelelahan atau tetap terjaga saat waktunya tidur. Kurang tidur itu dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, atau mood berantakan.

Cara terbaik untuk menghindarinya adalah sebisa mungkin tetap tidur sesuai jadwal, termasuk ketika sudah berada di kota tujuan. Upayakan untuk menghabiskan waktu di bawah sinar matahari karena dapat membantu tubuh memproduksi hormon melatonin yang memicu kantuk dengan normal.

  • Telinga sakit

Perubahan tekanan udara akibat ketinggian dapat berpengaruh pada telinga. Hampir setiap orang yang habis terbang mengeluhkan rasa tidak nyaman di telinga, sebagian juga merasa salah satu telinga kesulitan mendengar. Rasa nyeri itu biasanya akan reda setelah kita mendarat. Namun jika Anda menderita flu atau alergi, ketidaknyamanan itu bisa bertahan sampai beberapa hari. Mengunyah permen karet bisa mengurangi rasa tidak nyaman itu. Jika hidung sedang tersumbat karena flu, gunakan semprotan hidung sehari sebelum terbang dan ulangi setiap dua jam selama berada di pesawat terbang.

Nah sobat, itulah pengaruh naik pesawat terbang pada organ tubuh manusia dan cara mengatasinya, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.