1. Enzim Digunakan Sebagai Katalisator
Yang pertama, enzim mempunyai sifat – sifat yang berperan sebagai katalisator. Enzim merupakan katalis yang bisa digunakan untuk melakukan perubahan terhadap suatu laju reaksi tanpa berperan langsung atau pun ikut serta dalam proses bereaksi. Jika tidak terdapat keberadaan enzim, maka dalam suatu reaksi dirasa akan sangat sulit terjadi. Berbeda lagi jika terdapat keberadaan enzim, maka kecepatan reaksi pada enzim akan bisa mengalami peningkatan pesat dari awalnya 107 sampai 1013 kali.
Misalnya seperti pada enzim katalase yang mempunyai kandungan ion besi (Fe) dan mampu melakukan penguraian sebanyak 5 juta molekul khususnya hidrogen peroksida (H2O2) setiap menitnya pada 00C. Hidrogen peroksida hanya bisa mengalami proses penguraian oleh atom besi, tetapi waktu yang diperlukan oleh satu atom besi untuk menguraikan beberapa molekul hydrogen peroksida adalah selama sekitar 300 tahun. Kemudian satu molekul katalase yang terdapat kandungan satu atom besi akan mengalami proses penguraian dalam kurun waktu satu detik.
2. Enzim Bekerja Secara Spesifik dan Selektif
Cara kerja enzim cenderung lebih spesifik, maksudnya suatu enzim hanya bisa melakukan proses pengubahan terhadap zat – zat tertentu saja. Dengan kata lain, ternyata enzim hanya bisa ikut andil dalam mempengaruhi satu reaksi saja dan tidak bisa memberi pengaruh terhadap reaksi lain yang bukan termasuk bidangnya. Satu enzim yang bersifat khusus untuk satu substrat, contohnya pada enzim katalase yang hanya bisa melakukan hidrolisis terhadap H2O2 sehingga menghasilkan H2O dan juga O2.
Baca juga :
3. Enzim Mempunyai Sifat Bolak – Balik
Sifat-sifat yang terdapat pada enzim berikutnya ialah untuk membantu pekerjaan secara bolak-balik dengan alasan bisa ikut melakukan reaksi tanpa adanya suatu pengaruh terhadap hasil akhir dan akan melakukan pembentukan kembali terhadap hasil reaksinya yakni sebagai enzim.
Ketika enzim ikut andil dalam melakukan suatu reaksi, semua struktur kimia pada enzim akan berubah, tetapi pada proses akhir reaksi yang sudah terjadi, semua struktur kimia enzim akan mengalami pembentukan kembali ke bentuk seperti semula.
Contohnya pada enzim lipase yang bisa melakukan pengubahan terhadap lemak kemudian menghasilkan asam lemak dan juga gliserol. Namun sebaliknya, enzim lipase juga mampu melakukan proses penyatukan terhadap gliserol dan juga asam lemak sehingga bisa menjadi lemak seperti semula.
Enzim tidak hanya bisa melakukan penguraian terhadap molekul yang bersifat kompleks, tetapi juga bisa melakukan proses pembentukan terhadap molekul yang mempunyai sifat kompleks dari molekul-molekul yang mempunyai sifat sederhana penyusunnya (yakni proses reaksi bolak-balik).