Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata

Sebelum membaca artikel ini lebih lanjut, hendaknya kita mengetahui tentang pengertian fauna dan penggolongannya. Dalam dunia biologi, ada yang disebut dengan ilmu taksonomi. Taksonomi adalah ilmu yang menggolongkan makhluk hidup ke dalam beberapa golongan sesuai dengan kriteria tertentu.

Dalam ilmu taksonomi, kita menyebut hewan sebagai sebuah kesatuan dalam kingdom (kerajaan) animalia. kingdom animalia memiliki beberapa filum, salah satunya adalah chordate (hewan bertali punggung). Vertebrata dan invertebrate merupakan subfilum dari chordate.

Vertebrata adalah hewan bertulang belakang. Yang termasuk vertebrata adalah pisces, amfibi, reptile, aves, dan mamalia. Sementara itu invertebrate adalah hewan tak bertulang belakang. Yang termasuk invertebrate adalah porifera, coelenterate, cacing, dan insect. Baca pula artikel sistem pernapasan hewan invertebrate dan sistem pernapasan pada serangga.

Seperti artikel yang telah lalu, kita masih akan membahas mengenai sistem ekskresi pada hewan. Yaitu sistem yang berperan dalam proses pengeluaran zat sisa metabolism dari dalam tubuh. Akan tetapi, kali ini kita hanya akan fokus pada sistem ekskresi pada hewan vertebrata. Baca pula artikel:

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai sistem ekskresi dari hewan vertebrata yang meliputi sistem ekskresi pada pisces, amfibi, reptile, aves, dan mamalia. Kelimanya memiliki sistem ekspresi yang serupa naamun tak sama. Baca pula artikel sistem pernapasan hewan vertebrata.

Sistem Ekskresi Pisces

Pisces atau ikan memiliki alat ekskresi berupa insang, kulit, dan ginjal. Insang untuk sistem pernapasan pada ikan, kulit berperan dalam hal serupa, dan ginjal berperan dalam pengeluaran urin sebagai zat sisa metabolism.

Ginjal pada ikan dibagi menjadi dua:

  • Mesonefros

Ginjal ini berkembang pada masa embrio. Namun setelah dewasa, ikan tak lagi banyak menggunakannya untuk menyaring urin.

  • Opistonefros

Ginjal ini berbentuk panjang dan warnanya kemerahan. Ginjal ini banyaak dipakai ikan pada waktu dewasa untuk menyaring urindan mengatur kekentalannya.

Baik ikan air tawar maupun ikan air laut memiliki cara kerja pengeluaran urin yang berbeda. Cara kerja ini bergantung dengan kaidah osmosis. Yaitu cairan yang berkonsentrasi rendah akan berpindah ke dalam cairan berkonsentrasi tinggi.

Pada ikan yang hidup di air tawar, karena konsentrasi air tawar lebih rendah dibanding tubuh ikan (karena tubuh ikan mengandung banyak nutrisi makanan sedangkan air tawar tidak mengandung garam), air akan masuk ke dalam tubuh ikan. Tubuh ikan akan mengandung banyak air dan bisa menggembung. Untuk mengatasi hal ini, ikan air tawar beradaptasi dengan sedikit minum dan mengeluarkan banyaak urin. Kebiasaan seperti ini akan menjaga homeostasis tubuh ikan air tawar.

Sementara itu pada ikan yang hidup di air laut, karena konsentrasi air laut lebih tinggi dibanding tubuh ikan (karena air laut mengandung garam, yang konsentrasinya lebih tinggi dibanding zat makanan pada tubuh ikan), air akan keluar dari tubuh ikan ke air laut. Ini bisa mengaakibatkan tubuh ikaan mengerut. Untuk mengatasinya, ikaan air laut akan minum lebih banyak dan mengeluarkan sedikit urin. Kebiasaan seperti ini akan menjaga homeostasis dalam tubuh ikan air laut.

Sistem Ekskresi Amfibi

Hewan amfibi adalah hewan yang dapat hidup baik di daratan maupun di lautan. Contoh yang paling dikenaal dari hewan amfibi adalaah katak. Sistem ekskresi pada amfibi dikerjakan oleh paru-paru, kulit, dan ginjal.

Paru-paru daan kulit berperan dalam sistem pernapasan pada hewan amfibi. Paru-paru dilakukan amfibi untuk bernapas di daratan. Sementara itu, kulit digunaakan sebagai alat baantu pernapasan selama amfibi tersebut berada di dalaam air. Hal ini kaarenaa paaru-paru amfibi tak dapaat bekerja maksimal di dalam air.

Ginjal paadaa amfibi berperaan pula sebagai alat penyaring dan pengeluaran urin. Amfibi menggunakan ginjal jenis opistonefros. Ginjal paanjang ini akan bermuara di saluran urogenital, yaitu tepaatnya di lubang kloaka.

Sistem Ekskresi Reptil

Contoh dari hewan reptile adalah cicak, buaya, bunglon, biawak, dan juga komodo. Spesies reptile mungkin memang tak sebanyak spesies jenis lainnya. Akan tetapi kita masih perlu untuk mempelajarinya. Baca pula artikel sistem peredaran darah pada reptile dan sistem pernapasan pada hewan reptile.

Sistem ekskresi pada reptile dijalankan oleh organ ginjal. Seperti hewan sebelumnya, ginjal pada reptile juga berfungsi untuk menyaring dan mengeluarkan urin. Jenis ginjal yang digunaakan oleh reptile adalah metanefros yang jumlahnya sepasang. Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros, yaitu yang bekerja setelah masa embrio reptile berakhir. Sebagian besar zat sisa metabolism pada reptile berupa asam urat yang berwarna putih. Pada jenis reptile seperti buaya, juga dikeluarkan zat sisa berupa ammonia.

Sistem Ekskresi Aves

Aves adalah kelompok burung atau unggas. Aves juga memiliki ginjaal sebagai alat ekskresinya. Ginjal pada aves juga berfungsi dalam penyaringan dan pengeluaran urin. Jenis ginjaal yang digunaakan ole haves sama seperti yang digunakan pada reptile, yaitu metaanefros yang jumlahnya juga sepasang.

Sisa nitrogen pada aves dikeluarkan dalam bentuk senyawa asam urat yang menyatu dengan feses. Hal ini karena ginjal aves bermuara padaa kloaaka yang berdekatan dengan usus. Pada jenis burung laut, juga dikeluarkan senyawa garam.

Sistem Ekskresi Mamalia

Disebut mamaliaa karena ciri-ciri hewan mamalia yang paling dominan adalah menyusui. Mamalia termasuk manusia di dalamnyaa, merupaakan hewan dengan tingkat tertinggi. Segala sistem dalam tubuhnya sudah menyerupai sistem pada tubuh manusia. Baca pula artikel sistem peredaran darah pada mamalia. Alat ekskresinya berupa paru-paru, ginjal, kulit, dan hati.

Paru-paru jumlahnya sepasang. Berisi gelembung-gelembung udara bernama alveolus. Di alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Oksigen akan dibawa ke jaringan sedangkan karbon dioksida dikeluarkan dari tubuh.

Ginjal jumlahnya juga sepasang. Berfungsi menyaring urin, mereabsorbsi, dan menyerap kembali zat yang masih dibutuhkaan tubuh. Urin lalu dikeluarkan melalui uretra. Beberapa komponen urin adalah asam urat dan ammonia.

Kulit berfungsi untuk mengeluarkan keringat. Pengeluaran keringat ini juga berperan untuk mengatur suhu tubuh mamalia. Sedangkan hati akan menghasilkan bilirubin yang juga akan dikeluarkan dalam feses dan urin.

Nah, selesai sudah kita membahas mengenai sistem ekskresi pada hewan vertebrata. Manfaat hewan bagi manusia. Oleh karenanya hendaknya kita juga menghargaai dan merawatnya. Salah satu cara untuk itu adalah dengan menaruh perhatian khusus terhadap tubuhnya, salah satunya dengan cara mempelajari sistem ekskresi pada hewan vertebrata. Semoga artikel ini dapat bermaanfaat bagi kita semua.