5 Sistem Pernapasan pada Hewan Amphibi dan Penjelasannya

Makhluk hidup terdiri dari banyak kingdom dan spesies dan berdasarkan klasifikasi makhluk hidup dapat digolongkan dalam berbagai kategori seperti tempat hidup, makanan, anatomi tubuh dan lainnya. Amphibi adalah salah satu jenis hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang hidup di dua alam yakni darat dan air. Seperti hewan vertebrata dan invertebrata pada umumnya, katak memiliki salah satu ciri-ciri makhluk hidup yakni bernapas. Oksigen merupakan salah satu kebutuhan makhluk hidup yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada tumbuhan. Oksigen tersebut akan berperan pada proses metabolisme energi yang mencakup proses glikolisis, siklus krebs, dan sistem transport elektron. Ketiga proses tersebut terjadi pada bagian sel yang disebut mitokondria.

Ciri-ciri Amphibi

berikut adalah ciri-ciri dari hewan Amphibi ;

  • Amphibi adalah satu-satunya vertebrata yang mengalami proses metamorfosis.
  • Amphibi berkembang biak dengan cara bertelur dan telurnya dilepaskan diair atau ditempat yang lembab. Telur tersebut mengalami pembuahan eksternal yakni pembuahan yang berlangsung diluar tubuh hewan.
  • Memiliki kulit yang tipis dan lembab. Kulit amphibi meiliki pori-pori dan kapiler darah sehingga memungkinkan hewan amphibi untuk bernafas melalui kulitnya. Beberapa sepsies amphibi memiliki kelenjar racun pada kulitnya
  • Amfibi adalah salah satu hewan berdarah dingin ( baca : hewan berdarah dingin dan panas ). Berbeda dengan hewan berdarah panas yang dapat mengatur suhu tubuhnya, amphibi tidak memilki sistem termostat untuk mengatur suhu tubuh sehingga suhu tubuh amphibi dipengaruhi oleh lingkungan luar tempat ia tinggal.
  • Jantung amphibi hanya terdiri dari 3 ruang yakni 2 atrium,1 ventrikel
  • Alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit serta insang saat amphibi masih berwujub berudu. Proses respirasi dapat berlangsung secara maupun kombinasi dari keseluruhan alat pernafasannya.
  • Amphibi memiliki peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir melalui pembuluh
  • Biasanya amphibi memiliki kaki yang berselaput dan memudahkannya untuk berenang
  • Ukuran spesies amphibi yang satu berbeda dengan amphibi yang lain dan bagian tubuhnya memiliki ukuran yang bervariasi misalnya anggota bagian tubuh depan lebih kecil dari anggota tubuh bagian belakang.

Sistem pernapasan pada hewan amphibi tidak jauh berbeda dengan sistem pernapasan hewan vertebrata dan sistem pernapasan pada manusia  dan lebih kompleks dari sistem pernapasan pada hewan invertebrata . Organ utama sistem pernafasan amphibi adalah paru-paru, permukaan kulit dan insang (pada saat katak masih berudu dan hidup didalam air). Alat-alat pernapasan amphibi hampir sama dengan alat-alat pernapasan manusia namun lebih sederhana. Mekanisme pernapasan ketika katak masih berupa berudu berbeda dengan mekanisme pernapasan ketika katak sudah bermetamorfosis menjadi katak dewasa.

Daur hidup katak sebagai hewan amphibi dimulai saat katak bertelur dan telur-telur amphibi biasanya akan dikeluarkan didalam air. Telur yang menetas dalam air akan menjadi larva yang berbentuk berudu dan selanjutnya akan tumbuh dan bermetamorfosis menjadi hewan amphibi dewasa. Alat-alat pernapasan hewan amphibi berbeda dengan sedikit berbeda dengan alat-alat pernapasan pada manusia dan bergantung pada fase daur hidupnya. Pada saat fase berudu, amphibi akan bernapas dengan bantuan insang sementara saat dewasa hewan amphibi akan menggunakan paru-paru dan permukaan kulitnya yang tipis dan lembab.

Berikut adalah sistem pernapasan pada hewan amphibi :

1. Insang

Insang pada berudu terletak di belakan kepala berudu dan terdiri dari 3 pasang. Insang pada berudu akan bergetar dan oksigen yang larut dalam air akan terserap dan selanjutnya akan masuk ke kapiler darah yang banyak jumlahnya dalam insang melalui proses difusi. Setelah berumur 12 hari insang dalam pada berudu amphibi akan berubah menjadi insang luar yang tertutup oleh lapisan kulit.Fungsi insang pada berudu hampir sama dengan fungsi insang pada sistem pernafasan pada ikan.

2. Kulit

Pernapasan pada amphibi juga berlangsung melalui kulitnya. Kulit amphibi tipis dan lembab serta banyak memiliki kapiler darah. Hal inilah yang memungkinkan katak dapat melangsungkan proses difusi oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh. Mekanisme pernapasan melalui kulit dimulai saat oksigen masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan selanjutnya akan dibawa melalui pembuluh vena pada kulit paru-paru yang yang disebut vena pulmo kutanea. Selanjutnya oksigen dari vena pulmo kutanea akan menuju jantung dan dialirkan keseluruh tubuh untuk proses metabolisme. Proses ekspirasi terjadi saat karbon dioksida dipompa oleh jantung ke dalam paru-paru dan permukaan kulit dan selanjutnya karbon dioksida akan dikeluarkan melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea) lewat proses difusi.

3. Paru-paru

Paru-paru hewan amphibi memuliki fungsi yang sama dengan fungsi paru-paru manusia namun memiliki bagian-bangian yang berbeda dengan bagian-bagian paru-paru manusia. Paru-paru amphibi masih dapat dibilang sederhana dan terdiri dari sepasang kantung tipis menyerupai balon dan elastis. Paru-paru amphibi berwarna kemerahan karena banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Paru-paru terhubung dengan rongga mulut hewan amphibi melalui saluran bronkus yang pendek yang meiliki celah atau lubang pada rongga mulut yang disebut glotis. Pada glotis inilah juga terdapat larynx atau kotak suara. Fungsi bronkus pada hewan amphibi tidak jauh berbeda dengan fungsi bronkus manusia dan sistem paru-parunya sama dengan sistem pernapasan pada mamalia.

Mekanisme pernafasan katak juga tidak jauh berbeda dengan sistem pernapasan manusia. Amphibi dapat mengambil oksigen diudara melalui lubang nostril pada hidungnya dan selanjutnya dibawa ke paru-paru. Namun, berbeda dengan manusia, katak tidak memiliki diafragma sehingga rongga dadanyya tidak bisa membesar dan mengecil. Mekanisme pernapasan hewan amphibi juga diatur oleh beberapa jenis otot yaitu otot rahang bawah (musculus submandibularis), otot sternohyodeus (musculus sternohyoideus), otot geniohyoideus (musculus geniohyoideus), dan otot perut. Berikut adalah mekanisme fase inspirasi dan ekspirasi pada hewan amphibi dan biasanya fase tersebut terjadi saat rongga mulut menutup.

4. Fase Inspirasi

Otot sternohioideus berkontraksi –> rongga mulut membesar –> Oksigen masuk melalui koane (celah hidung) –> koane menutup –> otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi –> rongga mulut mengecil –> O2 terdorong ke paru-paru melalui celah-celah –> pertukaran gas di paru-paru (Oksigen diikat oleh darah di kapiler dinding paru-paru, karbondioksida dilepaskan ke lingkungan).

5. Fase Ekspirasi

Terjadi pertukaran gas di paru-paru –> otot submandibularis berelaksasi –> otot perut dan sternohioideus berkontraksi –> paru-paru mengecil –> udara tertekan keluar dan masuk ke rongga mulut –> koane membuka –> celah tekak menutup –> otot submandibularis dan geniohioideus berkontraksi –> rongga mulur mengecil –> karbondioksida terdorong keluar melalui koane.

Demikian sistem pernapasan pada hewan amphibi berikut penjelasannya. Keseluruhan alat yang ada pada sistem pernapasan hewan amphibi dapat bekerja normal dalam kondisi lingkungan yang baik. Dampak pencemaran udara dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup dan spesies hewan amphibi.