Proses Terjadinya Hujan Es dan Penjelasannya

Hujan es ini dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail. Hail atau hujan es ini adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Salah satu pembentukan dari bola- bola es ini adalah melalui kondensasi uap air lewat proses pendinginan di atmosfer pada sebuah lapisan yang terdapat di atas level beku.

Biasanya, hanya es yang berukuran besar saja yang terjadi dengan proses seperti ini. Karena ukurannya yang besar, sehingga meski es sudah turun ke suhu yang lebih hangat dan daerah lebih rendah, tidak semua es ini menjadi cair (mencair). dampak pemanasan global pada tumbuhan bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Perlu diketahui, hujan es ini tidak hanya bisa tirun di daerah subtropis saja, namun hujan es ini juga dapat terjadi di daerah sekitar garis ekuator atau daerah pembagian musim tropis, termasuk di Indonesia.

Hujan es ini biasanya terjadinya tidak terlalu kelihatan, dan terjadinya hujan es ini disertai dengan hujan air. Hujan es ini biasanya terjadi hanya sekitar beberapa menit saja, kemudian setelah itu akan kembali ke hujan air normal seperti biasanya. proses terjadinya hujan asam bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Berikut adalah proses terjadinya hujan es :

  1. Air yang banyak tersebut tersimpan dalam satu wadah yang dinamakan samudera, laut, sungai, danau, rawa, dan lain sebagainya. Kemudian air- air tersebut akan mengalami penguapan atau disebut dengan evaporasi melalui bantuan sinar matahari. Termasuk pula dengan air yang berada di dedaunan tumbuh- tumbuhan atau di permukaan tanah.
  2. Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh- tumbuhan) tersebut dinamakan transpirasi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak sendiri- sendiri ke tempat yang berbeda- beda dengan bantuan angin, baik angin yang berhembus vertikal maupun horisontal.
  3. Lalu awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya lebih dingin dan mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya embun ini maka turunlah menjadi titik- titik hujan.
  4. Ketika telah mengembun tersebut, sudah menjadi air, dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang memiliki temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang akan jatuh ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih kuat daripada antar molekul air, kare es merupakan benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi teratur, bisa seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.

Hujan es dapat turun dalam berbagai macam ukuran. Jika ukurannya sangat besar dan disertai dengan angin kencang, fenomena hujan es ini dapat memakan banyak korban jiwa. Hal inilah yang terjadi di India pada tahun 1888.

Saat itu, badai hujan es menghancurkan kota pertanian Morabadad, India yang menewaskan hingga 230 orang dan banyak hewan ternak. Badai hujan es yang terjadi tepatnya pada 30 April 1888 ini disebut jauh lebih hebat dari biasanya dan menjadi legenda di India sebagai badai terhebat. Tidak hanya hujan es saja, badai juga disertai dengan angin kencang yang menggulingkan banyak bangunan dan rumah di daerah itu.

Walaupun badai terjadi pada siang hari, badai membawa awan yang sangat gelap dan tebal sehingga orang-orang menyebutkan suasana seperti malam hari.

Belum ada sistem peringatan yang baik pada saat itu, sehingga banyak petani di daerah itu yang tetap bekerja di ladang saat badai mulai terjadi. Sebagian besar korban meninggal seketika saat hujan es turun dan menghantam mereka.

Rekor terbesar dari bongkahan es yang pernah jatuh ke bumi ditemukan di Vivian, Dakota Selatan, Amerika Serikat pada tanggal 23 Juli 2010. Saat itu, badai petir bersama dengan hujan es dan tornado dilaporkan terjadi di wilayah Dakota Selatan.

Es yang memegang rekor terbesar ini memiliki diameter sekitar 20 cm, yang berhasil mengalahkan rekor ukuran hujan es di Amerika Serikat sebelumnya yang berdiameter sekitar 18 cm. Ukuran es ini telah menyusut jauh dibandingkan dengan saat ia pertama kali jatuh karena diukur setelah beberapa saat es menghantam tanah.