Hama merupakan musuh utama bagi para petani karena sering menyebabkan kerusakan atau gangguan pada tanaman. Akibat adanya hama, hasil panen petani sering mengalami penurunan. Bahkan, dengan adanya hama, hasil panen para petani sering mengalami penurunan. Sayangnya akhir-akhir ini jumlah hama dirasa semakin meningkat. Meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan namun hasilnya belum menunjukkan adanya kepuasan dari para petani.
Ada beberapa jenis hama yang sering kita jumpai pada berbagai jenis tanaman, baik pada padi, jagung, atau berbagai jenis tanaman budidaya lainnya. Adapun beberapa jenis hama yang dimaksud beserta cara mencegah hama adalah sebagai berikut :
1. Tikus
Tikus ternyata tidak hanya kita jumpai di sekitar rumah saja. Tikus juga sering berkeliaran di area ladang dan menyebabkan kerusakan pada tanaman. Tikus biasanya akan menyerang tanaman pada masa penyemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, bahkan ketika hasil panen berada di tempat penyimpanan. Tikus biasanya akan menyerang bagian biji dan juga batang tanaman yang masih muda. Hewan yang satu ini biasanya akan bersarang di area ladang atau sawah dengan membuat lubang-lubang pada pematang sawah atau berlindung di balik semak-semak.
Untuk mencegah dan juga mengatasi hama tikus, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Membongkar atau menutup tempat di mana tikus bersembunyi.
- Gunakan ular sebagai musuh alami tikus.
- Tanamlah tanaman secara bersamaan sehingga tanaman bisa dipanen pada masa yang sama. Dengan cara tersebut tikus tidak akan memiliki kesempatan untuk memperoleh makanan setelah tanaman dipanen.
- Gunakanlah racun tikus untuk membasmi tikus. Proses peracunan tikus tersebut akan lebih baik dilakukan ketika tanaman padi sedang berbunga dan berbiji.
2. Wereng
Wereng merupakan jenis hama yang sering menyerang tanaman padi. Hama wereng biasanya akan menyebabkan daun dan juga bagian bagian batang tumbuhan menjadi berlubang-lubang. Daun dan batang yang diserang oleh wereng akan mengering dan akhirnya mati. Untuk mencegah dan juga menangani hama wereng Anda bisa melakukan metode berikut:
- Melakukan pola pengaturan tanaman. Lakukan penanaman secara serentak atau dengan cara pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman tersebut dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng. Untuk melakukan pergiliran tanaman Anda bisa menanam tanaman palawija atau membiarkan tanah tidak ditanami apapun selama 1 hingga 2 bulan.
- Menggunakan musuh alami wereng seperti laba-laba, kepik, dan juga kumbang.
- Gunakan insektisida. Metode ini sebaiknya digunakan setelah metode lain sudah tidak mampu dilakukan.
3. Walang Sangit
Walang sangit adalah hama yang sering dijumpai pada tanaman padi. Walang sangit akan menghisap butir padi yang masih cair. Biji-biji padi yang sudah dihisap akan menjadi liat dan berubah warna menjadi hitam. Walang sangit yang sudah dewasa juga mampu memakan butir padi yang sudah keras. Daerah persawahan yang dekat dengan lingkungan hutan, populasi gulma yang sangat tinggi, serta waktu penanaman yang tidak serentak menyebabkan perkembangan walang sangit semakin cepat. Untuk mencegah hama walang sangit Anda bisa melakukan metode berikut:
- Lakukan penanaman secara serentak.
- Bersihkan gulma yang ada di lingkungan persawahan.
- Menangkap hama walang sangit pada pagi hari menggunakan bantuan jala.
- Gunakan musuh alami seperti laba-laba dan juga menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
4. Ulat
Ulat merupakan hama yang paling umum dan paling sering kita jumpai di area lahan. Hama ulat akan memakan daun bahkan pangkal batang terutama pada malam hari. Tanaman yang dimakan daunnya hanya akan tersisa rangka atau tulang dati tanaman saja. Untuk mencegah hama ulat, berikut metode yang bisa Anda lakukan:
- Membuang telur kupu-kupu yang berada di bawah daun.
- Genangi area penanaman menggunakan air dalam jumlah yang sama. Cara tersebut akan membuat ulat berkumpul di pucuk tanaman dan membuatnya lebih mudah untuk dibasmi.
- Lakukan penyemprotan menggunakan pestisida jika kedua cara di atas tidak bisa dilakukan.
5. Tungau
Tungau adalah kutu kecil yang sering dijumpai di bawah daun dan biasanya akan menyerap sari dari daun. Daun yang terserang tungau lama kelamaan akan muncul bercak-bercak kecil kemudian menguning dan gugur. Untuk mencegah hama tungau, berikut metode yang bisa Anda lakukan:
- Untuk mencegah perkembangan tungau, anda harus memutus siklus hidup tungau. Caranya adalah dengan mengumpulkan daun-daun yang diserang tungau kemudian membakarnya.
6. Uret
Uret memiliki bentuk seperti ulat. Uret biasanya akan menyebabkan kerusakan pada tanaman padi (biasanya pada bagian bagian daun. Untuk mencegah perkembangan hama ini Anda dapat melakukan metode:
- Pengendalian hama uret tersebut bisa dilakukan dengan cara mengendalikan sistem bercocok tanam yang baik sehingga vigor tanaman menjadi baik.
7. Pengorok atau Hama Putih
Hama putih biasanya akan menyebabkan daun padi menjadi putih hingga daun hanya tertinggal kerangkanya saja. Larva pengorok atau hama putih biasanya akan memanfaatkan air sebagai sumber oksigen. Larva pengorok biasanya akan membuat gulungan pada daun kemudian menjatuhkan diri di air. Untuk mencegah hama putih, berikut metode yang bisa Anda lakukan:
- Meniadakan genangan air pada area penanaman agar larva tidak bisa memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
Itulah beberapa jenis hama yang sering ditemukan pada tanaman. Masih banyak lagi hama yang bisa ditemukan pada tanaman, seperti hama penggerek jagung, ganjur, anjing tanah atau orong-orong, lalat bibit, dan lain sebagainya. Berbagai jenis hama tersebut menyebabkan adanya kerusakan pada tanaman. Untuk mencegah dan juga mengatasi masalah hama tersebut utamakanlah untuk menggunakan metode alamiah terlebih dahulu. Gunakanlah metode penggunaan pestisida sebagai metode terakhir jika cara lain sudah tidak bisa digunakan sebab seperti yang kita tahu penggunaan pestisida justru bisa memicu perkembangan hama semakin besar.
Penyebab Munculnya Hama pada Tanaman
Besar atau kecil jumlah hama pada tanaman tentu akan menyebabkan gangguan pada hasil panen petani. Namun sebelum membahas mengenai macam-macam hama pada tanaman dan juga cara menanggulangi hama, terlebih dahulu kita akan mengetahui beberapa faktor yang menyebabkan munculnya hama pada tanaman. Adapun beberapa faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Adanya Tingkat Keragaman Ekosistem
Yang dimaksud dengan tingkat keragaman ekosistem adalah banyak sedikitnya jumlah spesies tanaman yang diusahakan pada suatu area agrosistem dan berada pada waktu yang sama. Jika hanya ada satu spesies yang diusahakan maka akan disebut dengan monokultur. Sedangkan jika yang diusahakan lebih dari satu spesies maka disebut dengan polikultur. Adanya sistem polikultur di dalam usaha penanaman tanaman menyebabkan adanya keragaman spesies dan juga populasi hama di sekitar area penanaman. Hal tersebut sekaligus bisa menyebabkan kerugian berupa adanya peningkatan populasi hama tertentu. Adanya keragaman ekosistem (polikultur) menyebabkan jumlah hama meningkat, sebab jumlah tanaman yang dipakai sebagai inang oleh hama jumlahnya meningkat. Tidak hanya itu saja, berbagai faktor lain seperti kesukaan hama terhadap salah satu jenis inang tertentu, kecepatan dalam memilih inang, serta ada tidaknya musuh alami hama juga akan memberikan pengaruh.
b. Pengelolaan Tanaman
Yang dimaksud dengan pengelolaan tanaman adalah aktivitas yang dilakukan untuk menumbuhkan tanaman. Aktivitas tersebut dimulai dari memilih jenis benih, melakukan pengolahan tanah, mengairi tanaman, memberi pupuk, mengendalikan jumlah gulma, mengatur jarak antar tanaman, dan melakukan pemanenan. Berbagai kegiatan tersebut ternyata juga dapat memungkinkan untuk berkembangnya hama tanaman pada areal lahan tempat penanaman tanaman.
c. Varietas Unggul Namun Rentan pada Serangan Hama
Selama ini, penciptaan varietas unggul seringkali tidak diimbangi dengan memasukkan unsur daya tahan terhadap hama. Kebanyakan, yang diutamakan dari penciptaan varietas baru adalah sifat-sifat langsung yang berhubungan dengan hasil maksimal dari tanaman hasil varietas tersebut. Ketersediaan varietas unggul tersebut biasanya hanya diimbangi dengan penciptaan pestisida untuk menanggulangi hama. Akibatnya, kelemahan utama dari varietas unggul yang tidak tahan hama tersebut sekaligus akan meningkatkan jumlah hama di area penanaman.
d. Adanya Keanekaragaman Genetik
Dalam sebuah area dengan ekosistem alami di dalamnya, misalnya di dalam hutan, interaksi antara inang (tanaman) dengan hama adalah hal yang tidak menimbulkan permasalahan karena tanaman pada suatu ekosistem yang alami bersifat kebal atau tahan terhadap serangan hama. Namun, hal tersebut tentu akan jauh berbeda dengan kondisi di sebuah area dengan ekosistem tidak alami. Jenis tanaman yang dibudidayakan melalui rekayasa genetik atau merupakan hasil dari pemuliaan tidak bisa bertahan dari serangan hama. Hal tersebut terjadi karena daya tahan tanaman yang dibudidayakan ditentukan oleh gen tunggal atau hanya bersifat sempit. Adanya tekanan seleksi terhadap populasi hama menyebabkan hama akan beradaptasi dan menyeleksi dirinya untuk berkembang menjadi ras yang baru dan sanggup meruntuhkan daya tahan yang dimiliki oleh tanaman yang dibudidayakan dan terkadang hal tersebut menyebabkan hama menjadi sulit untuk dikendalikan.
e. Menanam Satu Tanaman Secara Terus Menerus Tanpa Adanya Pola
Petani biasanya akan menerapkan sistem penanaman dari satu tanaman secara terus-menerus selama satu tahun dari suatu varietas yang dianggap unggul sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal. Kondisi tersebut biasanya tidak diikuti dengan penerapan pola penanaman. Alhasil, hamparan lahan yang luas biasanya hanya memiliki satu varietas tanaman pada semua tingkatan umur dari masa penyemaian hingga pada masa siap panen. Sistem pertanian semacam itu akan menyediakan jumlah makanan yang cukup dan juga terus menerus bagi hama tanaman. Akibatnya, hama akan tumbuh dan berkembang biak dengan pesat hingga mencapai jumlah populasi yang dapat merusak tanaman dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi para petani.
f. Musim Tanam yang Salah
Pada jenis tanaman semusim, musim tanam di setiap wilayah tentu tidak akan sama. Kondisi tersebut biasanya akan bergantung pada ketersediaan air irigasi untuk pengairan tanaman. Namun, untuk daerah yang tidak memiliki sistem irigasi, biasanya musim tanam akan bergantung pada masa turun hujan. Waktu penanaman yang tidak tepat (terlalu cepat atau terlalu lambat) bisa menimbulkan masalah bagi tanaman. Salah satu dampak buruk waktu penanaman yang tidak tepat adalah munculnya serangan hama pada tanaman. Karena itu, sebelum melakukan penanaman sebaiknya petani mempelajari mengenai fenologi umur tanaman dengan adanya serangan hama.
g. Imigrasi Hama
Binatang merupakan salah satu makhluk hidup yang sering melakukan imigrasi (berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya), termasuk juga hama. Bahkan imigrasi hama tersebut bisa mencakup wilayah geografis yang sangat luas dan juga melewati batas-batas negara. Pada beberapa kasus, hama atau binatang lain akan melakukan migrasi secara mandiri menggunakan tenaga sendiri. Namun, pada kasus lainnya hama akan bermigrasi secara pasif dengan bantuan angin atau mengikuti benda lainnya. Ketika sampai di suatu tempat, hama-hama tersebut akan membentuk sebuah asosiasi yang baru dengan inangnya. Jika inangnya (tanaman) tidak memiliki daya tahan yang alamiah (seperti pada tanaman yang dibudidayakan) tentu hama tersebut akan menjadi masalah yang serius dan bisa saja menjadi sebuah wabah.
h. Penggunaan Pestisida
Untuk mengatasi permasalahan hama pada tanaman, para petani biasanya akan mengambil jalan cepat yakni dengan menggunakan pestisida. Membunuh hama dengan menggunakan pestisida sebenarnya akan menciptakan permasalahan baru, yaitu matinya organisme tertentu, bukan sasarannya (parasitoid dan juga predator). Hama yang dibunuh menggunakan pestisida akan menyebabkan hama lain menjadi lebih kebal terhadap pestisida. Penggunaan pestisida juga akan menyebabkan perubahan fisiologi tanaman. Secara bertahap, kondisi tersebut akan menyebabkan jumlah hama mengalami peningkatan.
Demikian beberapa faktor yang menyebabkan munculnya hama pada tanaman.