Secara tradisional, tanaman berbunga dibagi menjadi dua kelompok besar atau kelas, yaitu monokotil dan dikotil. Banyak orang memakai pengelompokan tersebut karena dapat terlihat jelas tapi para ahli tanaman tidak selalu mengenal sebagai kelompok dasar. Theophrastus merupakan orang yang pertama kali mengelompokkan keduanya, yang kemudian terus berkembang.
Pada tahun 1682, John Ray merilis Methodus Plantarum Nova, yang mengelompokkan tanaman dikotil dan monokotil melalui formal taksonomi. Sistem tersebut dipopulerkan oleh ahli botani Prancis yaitu Laurent de Jussieu pada tahun 1789 yang kemudian terus diperbaiki.
Perbedaa monokotil dan dikotil antara lain:
- Jumlah kotiledon
Jumlah kotiledon yang ditemukan di embrio merupakan dasar dari penggelompokan tanaman monokotil dan dikotil. Sesuai dengan namanya monokotil merupakan tanaman yang memiliki satu kotiledon dan dikotil merupakan tanaman yang memiliki kotiledon ganda. Kotiledon sendiri merupakan daun lembaga yang diproduksi oleh embrio. Mereka menyerap nutrisi dari biji sampai mampu memproduksi daun sesungguhnya dan mulai melakukan proses fotosintesis. Monokotil sering diartikan sebagai tanaman berkeping tunggal sedangkan dikotil sering diartikan sebagai tanaman berkeping ganda.
- Struktur pollen
Monokotil memiliki struktur pollen yang tunggal. Berbeda dangan tanaman dikotil yang memiliki tiga alur pada pollen. Bentuk butir pollen pada tanaman monokotil biasanya lebih lonjong jika dibandingkan dengan tanaman dikotil. Butir pollen tetrad tunggal pada tanaman monokotil akan tersusun dalam satu bidang, sedangkan pada tanaman dikotil makan susunannya berupa tetrahedral.
- Jumlah bagian bunga atau kelopak bunga
Jika kita menghitung jumlah dari bagian-bagian bunga maka kita akan menemukan bahwa bunga dari tanaman monokotil cenderung memiliki jumlah kelipatan tiga, biasanya tiga atau enam. Bunga tanaman dikotil memiliki bagian bagian bunga yang lebih beragam misalnya empat atau lima, sepuluh, dan lain-lain. Karakteristik ini tidak bisa diandalkan karena kadang tidak mudah menggunakan bunga dan menghitung bagian-bagiannya yang mungkin sudah berkurang.
- Pola daun
Pada tanaman monokotil, selalu ada beberapa jumlah lapisan daun yang bekerja paralel sepanjang daun. Sedangkan pada tanaman dikotil terdapat beberapa pelengkap lapisan dari daun utama. Ciri ini juga sulit untuk dijadikan acuan karena ada banyak tanaman monokotil yang memiliki reticulate. Jadi secara umum dikatakan tanaman monokotil memiliki bentuk tulang daun yang melengkung atau sejajar. Sedangkan pada tanaman dikotil, pola tulang daunnya menyirip atau menjari. Tulang daun menyirip bentuknya seperti susunan sirip ikan, kita bisa melihat daun mangga , jambu, atau nangka yang memang memiliki bentuk tulang daun menyirip sehingga bisa dikategorikan sebagai tanaman dikotil. Sedangkan pada tulang daun yang menjari berupa susunan tulang daun yang berbentuk seperti jari-jari tangan. Contoh tanaman dengan tulang daun yang menjari antara lain pepaya, singkong, dan jarak.
Tanaman monokotil memilki susunan tulang daun yang sejajar atau melengkung . Tulang daun yang sejajar dapat dilihat pada tanaman tebu, padi, dan rumput. Mereka memiliki tulang daun yang seperti garis-garis lurus sejajar. Sedangkan tulang daun melengkung berbentuk garis-garis lengkung dengan ujung tulang daun melengkung. Tanaman yang memiliki tulang daun melengkung antara lain sirih, genjer, eceng gondok.
- Sistem pembuluh batang
Sistem pembuluh batang pada tanaman dikotil berbentuk silinder yang muncul seperti sebuah cincin. Sedangkan pada tanaman monokotil maka tampak berserakan di dalam batang. Bentuk pembuluh batang tersebut cukup unik sehingga bisa dijadikan pembeda antara tanaman dikotil maupun monokotil.
- Pengembangan akar
Di banyak tanaman dikotil, akan tumbuh dari bagian bawah embrio, dari daerah yang disebut dengan radicle. Pada tanaman monokotil, akar berkembang dari bagian bagian batang. Jadi tumbuhan dikotil memiliki bentuk akar tunggang sedangkan tanaman monokotil memiliki sistem akar serabut. Pertumbuhan akar pada tanaman monokotil yaitu tidak bisa tumbuh menjadi besar sedangkan pada tanaman dikotil terjadi pertumbuhan akar yang membesar. Berikut adalah bagian bagian akar monokotil dan dikotil :
Akar tunggang pada tanaman dikotil dapat dibedakan berdasarkan bentuk percabangannya antara lain:
- Akar tombak: akar tombak jika bentuk akar membesar di bagian pangkal dan meruncing di ujungnya. Selain itu ada akar serabut di seluruh bagian. Contoh tanaman yang memiliki akar tombak antara lain lobak dan wortel.
- Akar gasing: akar gasing jika bentuk pangkal akar membulat dan terdapat akar serabut di ujung yang runcing. Contoh tanaman yang memiliki akar gasing misalnya bengkoang dan biet gula.
- Akar benang: akar benang merupakan akar yang kecil memanjang. Contoh tanaman yang memiliki akar benang yaitu kacang panjang.
Sedangkan akar serabut pada tanaman monokotil dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, antara lain:
- Akar serabut kecil: akar serabut yang ukurannya kecil misalnya terdapat pada akar padi.
- Akar serabut sedang: akar serabut yang ukurannya sedang misalnya terdapat pada akar kelapa.
- Akar serabut besar: akar serabut yang ukurannya besar misalnya terdapat pada tanaman pandan.
- Perkembangan sekunder
Kebanyakan biji tanaman menumbuhkan diameternya melalui perkembangan sekunder, memproduksi batang dan cabang. Monokotil dan beberapa tanaman dikotil kehilangan kemampuan tersebut dan tidak dapat memproduksi batang kayu. Beberapa monokotil dapat memproduksi cabang atau batang substitusi seperti tanaman palem. Palem tidak memiliki batang yang sesungguhnya karena berupa daun yang saling berselingan dengan pertumbuhan sel yang membesar.
Jadi tanaman monokotil tidak memiliki kambium sedangkan tanaman dikotil memiliki kambium. Kambium sendiri merupakan lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan dengan sel-sel yang aktif membelah dan bertanggung jawab pada pertumbuhan sekunder tumbuhan. Kambium sendiri dikenal terbagi atas dua kelompok yaitu kambium gabus dan kambium pembuluh. Kedua jenis kambium tersebut sama-sama hanya terdapat pada tanaman dikotil dan gymnospermae.
- Contoh tanaman atau kelompok tanaman
Berikut adalah beberapa pengelompokan tumbuhan dari tumbuhan monokotil dan dikotil :
Tumbuhan monokotil antara lain:
- Rumput-rumputan
- Pinang-pinangan
- Pisang-pisangan
- Anggrek-anggrekan
- Jahe-jahean
Tumbuhan dikotil antara lain:
- Jarak-jarakan
- Polong-polongan
- Terung-terungan
- Jambu-jambuan
- Komposite
Jadi tanaman monokotil dan dikotil sebenarnya bisa dibedakan berdasarkan ciri-ciri pembeda yang telah disebutkan di atas. Namun yang paling jelas mungkin dapat langsung dilihat dari contoh masing-masing tanaman baik itu monokotil ataupun dikotil. Misalnya contoh tanaman monokotil yaitu rumput-rumputan. Rumput-rumputan merupakan tanaman yang memiliki akar serabut dengan daun berbentuk pita dan bertulang sejajar. Rumput-rumputan memiliki bunga yang tumbuh di ujung batang. Contoh dari rumput-rumputan antara lain padi, jagung, tebu, dan serang. Sedangkan contoh tumbuhan dikotil yaitu polong-polongan. Polong-polongan merupakan suku tumbuhan dikotil yang terbesar. Ciri-cirinya yaitu memiliki buah bertipe buah polong, dan berdaun majemuk berpangan. Contohnya yaitu kacang tanah, kedelai, jengkol, petai, dan lain-lain.