Tidak bisa disangkal lagi bahwa setiap makhluk hidup yang telah diciptakan Tuhan akan mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan, tak terkecuali hewan. Namun, beberapa hewan mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan yang sama sekali berbeda dengan perkembangan pada manusia, karena beberapa hewan tersebut mengalami proses metamorfosis selama proses tumbuh dan kembangnya.
Nah, tahukah anda apa itu metamorfosis? Metamorfosis merupakan suatu proses perkembangan secara biologis pada hewan yang melibatkan perubahan bentuk fisik maupun struktur-strukturnya setelah kelahiran atau penetasan hewan tersebut. Anda penasaran bukan untuk mengetahui bagaimana proses metamorfosis pada hewan bisa terjadi dan hewan apa saja yang mengalami metamorfosis tersebut? Anda akan menemukan jawabannya pada artikel di bawah ini.
Baca Juga: Perbedaan Metamorfosis dan Metagenesis
Berikut adalah beberapa proses metamorfosis pada hewan :
Proses Metamorfosis Pada Serangga
Umumnya, hewan yang tergolong dalam serangga mengalami proses metamorfosis karena mengalami perubahan bentuk yang signifikan antara sesaat setelah hewan ini ditetaskan dan saat hewan serangga ini telah dewasa. Proses metamorfosis serangga sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu metamorfosis sempurna maupun metamorfosis tidak sempurna. Berikut ulasannya untuk anda.
- Metamorfosis Sempurna
Jenis metamorfosis serangga yang pertama adalah metamorfosis sempurna atau yang biasa disebut holometabola. Metamorfosis suatu hewan dapat dikatakan sebagai metamorfosis sempurna bila suatu hewan mengalami 4 fase selama proses metamorfosisnya, yang masing-masing fasenya akan diuraikan seperti penjelasan dibawah ini.
Fase Telur
Fase metamorfosis yang pertama adalah fase telur. Pada fase ini, serangga betina yang memiliki fase metamorfosis sempurna akan meletakkan telur-telurnya di tempat dan lingkungan yang sesuai dengan karakteristik telur mereka sehingga nantinya perkembangan telur tersebut dapat berjalan secara maksimal.
- Misalnya kupu-kupu. Induk betina kupu-kupu akan meletakkan telur-telurnya diatas daun karena nantinya larva dari kupu-kupu ini akan hidup dan hinggap di dedaunan.
- Lain lagi dengan nyamuk. Induk betina nyamuk akan meletakkan telur-telurnya di permukaan air yang tenang, karena nantinya larva nyamuk memang akan hidup di dalam air.
Pada fase telur ini, embrio dari hasil fertilisasi antara sel telur dan sel sperma akan terus mengalami pembelahan sesuai dengan karakteristik masing-masing hewan. Nah, setelah melewati fase telur ini, fase yang selanjutnya adalah fase larva atau fase hewan muda.
Fase Larva
Nah, fase yang berikutnya adalah fase larva atau fase hewan muda. Fase ini terjadi ketika telur-telur telah menetas, dan dengan seketika hewan-hewan muda ini akan beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang telah dipilihkan oleh para induk mereka.
- Misalnya pada kupu-kupu, dimana fase larva dari kupu-kupu biasanya berbentuk ulat. Ulat ini akan menyesuaikan lingkungan yang telah dipilihkan oleh induk betina-nya, yaitu di dedaunan.
- Begitu pula dengan larva pada nyamuk, dimana mereka akan beradaptasi untuk hidup di bawah permukaan air, kemudian sesekali akan naik ke permukaan air untuk mengambil nafas.
Biasanya, para larva ini memiliki kulit luar yang biasa disebut eksoskeleton. Nah pada fase larva ini, secara berkala para hewan muda ini akan mengalami penggantian eksoskeleteon seiring dengan semakin besar ukuran mereka, karena memang eksoskeleton ini harus menyesuaikan ukuran hewan muda ini yang semakin lama semakin besar akibat perumbuhan. Pergantian eksoskeleton ini akan berhenti seiring dengan faktor hormonal larva tersebut, yang kemudian akan berlangsung fase selanjutnya, yaitu fase pupa.
Baca Juga: Cara Hewan Beradaptasi dengan Lingkungannya
Fase Pupa
Fase berikutnya setelah fase larva adalah fase pupa. Nah, fase pupa ini dalam bahasa indonesia berarti kepompong, dan memang demikianlah hal yang terjadi pada hewan semacam kupu-kupu dan nyamuk. Fase pupa dalam sebuah metamorfosis sempurna dapat dikatakan sebagai fase transisi. Nah, apa yang terjadi pada serangga selama fase pupa? Berikut penjelasannya.
- Dalam fase ini para pupa akan mengalami masa istirahat dengan dilindungi oleh sebuah rangka luar yang disebut dengan kokon.
- Walaupun disebut sebagai masa istirahat, namun para pupa tersebut akan secara terus menerus mengalami proses metabolisme sebagai langkah pembentukan organ-organ yang sangat berguna untuk fase selanjutnya.
- Biasanya, selama fase pupa atau kepompong ini, para pupa tidak membutuhkan pasokan makanan sama sekali karena para pupa tersebut akan mendapatkan asupan makanan dari simpanan cadangan makanan yang mereka dapatkan pada saat fase larva. Nah, pada fase larva memang biasanya hewan muda tersebut memakan banyak sekali makanan, dan sebagian telah disimpan sebagai asupan energi saat memasuki fase pupa.
- Ketika proses metabolisme dan pertumbuhan dalam pupa sudah sempurna, maka saatnya mereka terlepas dari pupa tersebut dan menuju ke fase selanjutnya.
Fase Dewasa
Fase yang terakhir pada metamorfosis sempurna sebuah hewan adalah fase dewasa atau yang biasa disebut fase imago. Fase dewasa ini terjadi apabila proses metabolisme dan pertumbuhan organ-organ dalam pupa sudah sempurna, dan para pupa tersebut telah siap keluar dari cangkangnya. Biasanya pada fase imago ini para hewan akan memiliki cara makan yang sama sekali berbeda jika dibandingkan dengan apa yang mereka makan pada saat memasuki fase larva.
- Misalnya pada kupu-kupu yang akan memakan nektar pada bunga.
- Atau nyamuk yang akan mengkonsumsi darah manusia dan hewan.
Nah, pada fase imago ini pula para hewan yang mengalami metamorfosis sempurna akan mengadakan perkawinan antara spesies yang jantan dengan spesies yang betina sehigga mereka dapat berkembang biak dan menetaskan telur-telur yang baru, untuk mengulangi siklus metamorfosis sempurna sesuai urutan yang telah diuraikan ini.
Baca Juga: Sistem Pernapasan pada Serangga
Setelah anda mengetahui berbagai ulasan lengkap mengenai metamorfosis sempurna pada hewan, mungkin anda bertanya-tanya bukan selain kupu-kupu dan nyamuk, hewan-hewan apa sajakah yang mengalami proses metamorfosis sempurna? Berikut ini adalah contoh hewannya.
- Nyamuk
- Kupu-kup
- Tawon
- Lebah
- Kumbang
- Ngengat
- Semut
- Lalat
- Metamorfosis Tidak Sempurna
Jenis metamorfosis serangga yang kedua adalah metamorfosis tidak sempurna atau yang biasa disebut sebagai metamorfosis himemetabola. Nah, perbedaan antara metamorfosis sempurna dan tidak sempurna ini adalah pada fase-fase perkembangannya. Pada metamorfosis tidak sempurna, para hewan muda tidak mengalami fase pupa sehingga secara bentuk, antara hewan muda dan hewan yang dewasa nantinya tidak mengalami perubahan yang berarti. Berikut ini uraian atas fase-fase yang terjadi saat proses metamorfosis tidak sempurna
Fase Telur
Sama seperti pada hewan dengan metamorfosis sempurna, para telur-telur ini akan ditempatkan oleh para induk mereka di tempat yang sesuai dengan karakteristik masing-masing demi perkembangan embrio yang maksimal. Nah, pada fase telur ini, biasanya embrio-embrio dari calon hewan muda ini akan dilindungi oleh sebuah cangkang yang mengandung zat kitin hingga akhirnya telur-telur ini akan menetas dan berubah menjadi hewan muda atau yang biasa disebut nimfa.
Fase Nimfa
Fase selanjutnya setelah fase telur terjadi adalah fase hewan muda atau yang biasa disebut dengan fase nimfa. Nah, fase inilah yang menjadi perbedaan antara metamorfosis sempurna dengan metamorfosis tidak sempurna.
Mengapa fase ini dikatakan sebagai perbedaan utama antara meamorfosis sempurna dan tidak sempurna?
Pada proses metamorfosis tidak sempurna, para hewan muda yang terbentuk akan sangat mirip dengan bentuk dewasanya, berbeda dengan fase metamorfosis sempurna yang bentuk hewan mudanya akan berbeda dengan bentuk dewasanya. Hal tersebutlah yang membuat fase hewan muda pada metamorfosis tidak sempurna lebih sering disebut fase nimfa dibandingkan fase larva.
Persamaan Fase Nimfa dengan Fase Larva pada Metamofosis Sempurna?
Pada fase nimfa ini, para hewan muda akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan pada organ-organnya, termasuk organ reproduksinya. Sama seperti hewan muda pada metamorfosis sempurna yang mengalami pengelupasan eksoskeleton, hewan muda pada proses metamorfosis tidak sempurna juga akan mengalami proses pengelupasan dan pengantian eksoskeleton secara berkala seiring dengan bertumbuh besarnya hewan-hewan muda ini.
Fase Dewasa
Fase selanjutnya sekaligus fase terakhir pada proses metamorfosis tidak sempurna adalah fase dewasa atau fase imago. Berbeda dengan metamorfosis sempurna, proses metamorfosis tidak sempurna ini tidak melalui fase pupa. Jadi, sebuah hewan muda dapat dianggap telah memasuki fase imago saat organ-organnya sudah matang, termasuk organ reproduksinya, sehingga para hewan ini dapat segera melakukan perkawinan antara spesies jantan dan spesies betina. Nah, setelah perkawinan ini spesies betina akan membentuk telur-telur baru, sehingga proses metamorfosis akan terulang.
Nah, selanjutnya pasti anda penasaran bukan hewan-hewan apa sajakah yang memiliki proses metamorfosis tidak sempurna? Berikut ini adalah contoh-contoh hewan dengan proses metamorfosis tidak sempurna.
- Belalang
- Kecoa
- Jangktik
- Rayap
- Kepik
- Walang
- Capung
- Anggang-anggang
- Tonggeret
Telusuri Artikel Tentang Hewan Lainnya
- Fungsi Hati Kelinci
- Cara Menjinakkan Kucing Peliharaan
- Sistem Pernapasan Hewan Invertebrata
- Sistem Pernapasan Hewan Vertebrata
- Sistem Pernapasan pada Ikan
- Ikan Pari
- Manfaat Hewan bagi Manusia
- Hewan Reptil
- Hewan Berdarah Dingin dan Panas
Proses Metamorfosis Pada Amfibi
Setelah anda mengetahui berbagai macam proses metamorfosis pada serangga, sekarang anda dapat melihat bagaimana proses metamorfosis pada hewan amfibi, atau hewan yang memiliki kemampuan untuk hidup baik di darat maupun di air. Nah, pada dasarnya proses metamorfosis amfibi ini termasuk ke dalam proses metamorfosis sempurna, dimana sama seperti serangga, hewan-hewan amfibi sebagian besar juga melewati fase telur, kemudian larva, pupa, dan imago. Hewan amfibi juga biasanya juga mengalami perubahan baik secara morfologi maupun fisiologi disaat proses metamorfosisnya.
Untuk melihat secara jelas proses metamorfosis pada hewan amfibi, mari kita melihat pada proses metamorfosis dari hewan amfibi yang cukup umum ditemui, yaitu katak.
Fase Telur
Proses pertama dalam proses metamorfosis amphibi tentu saja fase telur. Katak ini akan menghasilkan banyak sekali telur, namun tidak semua telur ini akan jadi dan berubah menjadi katak. Telur katak biasanya akan disimpan oleh induknya pada permukaan air yang tenang sehingga tidak merusak struktur kulitnya. Nah, biasanya setelah 21 hari, katak ini akan menetas dan proses metamorfosis pun akan berlanjut ke fase berikutnya.
Fase Larva
Fase kedua adalah fase larva. Nah, fase larva pada katak ini biasanya disebut sebagai fase kecebong, karena memang katak setelah menetas akan langsung berupa kecebong. Kecebong ini biasanya menggunakan insang pada permukaan kulitnya untuk bernafas dan biasanya mereka akan mencari makanan berupa alga.
Pada fase ini pula biasanya hewan amfibi mengalami perubahan morfologi. Nah, contohnya akan dijelaskan pada kasus kecebong pada katak
- Pada usia sekitar 4 minggu, insang yang terdapat di permukaan kulit ini akan tertutupi oleh pertumbuhan kulit, sehingga insang akan tertutup kedalam kulit dan menjadi tidak terlihat lagi seiring dengan perkembangan kecebong ini menjadi katak muda.
- Pada usia sekitar 7 minggu, akan mulai terlihat kaki depan maupun kaki belakang dari kecebong ini, dan juga bentuk kepalanya juga mulai memanjang.
- Pada akhirnya, setelah memakan waktu 9 minggu kecebong ini telah memiliki bentuk layaknya sebuah katak, dan hal ini menandai fase selanjutnya dari katak maupun hewan amphibi secara umum.
Fase Katak Muda
Pada fase yang disebut sebagai fase katak muda ini memang berbeda dengan fase pupa pada metamorfosis serangga, namun fase ini memiliki kemiripan fungsi dengan fase pupa pada metamorfosis sempurna serangga, yaitu proses pematangan organ-organ dalam hewan amfibi.
Selain itu, pada fase ini biasanya hewan amphibi mengalami perubahan fisiologi setelah pada fase larva mengalami perubahan fisiologi. Disebut sebagai perubahan fisiologi karena pada fase ini, hewan amphibi biasanya akan mengalami perubahan fungsi pada sistem pernafasan mereka. Seekor katak muda misalnya, setelah berumur 12 tahun akan meninggalkan perairan seiring dengan hilangnya insang pada permukaan kulit mereka dan berfungsinya paru-paru secara maksimal untuk bernafas di darat.
Fase Dewasa
Nah fase selanjutnya setelah berbagai perubahan fisiologi dan morfologi pada hewan amfibi adalah fase dewasa, sama dengan proses metamorfosis pada serangga. Pada saat fase dewasa ini, para amphibi seperti katak misalnya, sudah mulai aktif mencari makanan sendiri dan melakukan perkawinan antara spesies jantan dan spesies betina untuk menghasilkan telur-telur baru dan proses metamorfosis pun terulang.
Baca Juga: Sistem Pernapasan pada Hewan Amphibi
Hewan Yang Tidak Mengalami Proses Metamorfosis
Setelah anda mengetahui beberapa proses metamorfosis yang biasanya terjadi pada serangga maupun amphibi, pasti anda penasaran bukan untuk mengetahui apakah ada hewan yang tidak mengalami proses metamorfosis. Jawabannya tentu saja ada dan hal tersebutlah yang akan dibahas pada segmen ini.
Secara umum, hewan-hewan yang berklasifikasi sebagai hewan mamalia dan hewan unggas tidak mengalami proses metamorfosis. Hal ini dikarenakan anak-anak mereka hanya bertumbuh menjadi dewasa, dan tidak mengalami perubahan habitat maupun perubahan morfologi dan fisiologi. Contohnya adalah hewan mamalia, yaitu kucing maupun hewan unggas, yaitu ayam. Dibawah ini akan dijelaskan mengapa kucing dan ayam tidak mengalami proses metamorfosis.
Daur Hidup Pada Kucing
Daur hidup kucing berawal dari kucing betina yang melahirkan seorang anak kucing, kemudian anak kucing tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi kucing dewasa seiring perkembangan waktu tanpa melewati berbagai proses yang melibatkan perubahan bentuk maupun habitat tempat tinggal.
Baca Juga: Sistem Pernapasan Mamalia dan Ciri-ciri Mamalia
Daur Hidup Pada Ayam
Patut dicatat bahwa tidak semua hewan yang bertelur memiliki proses metamorfosis. Ayam merupakan hewan unggas yang bertelur dan tidak melewati proses metamorfosis. Daur hidup ayam adalah ayam betina akan menghasilkan telur, telur tersebut kemudian menetas menjadi anak ayam, yang kemudian akan terus tumbuh menjadi ayam dewasa tanpa melewati berbagai proses yang melibatkan perubahan bentuk maupun habitat tempat tinggal.
Nah, sekarang anda telah mengetahui segala hal yang perlu anda ketahui tentang proses metamorfosis pada hewan. Memang proses metamorfosis hewan merupakan suatu peristiwa yang luar biasa dan menunjukkan betapa hebatnya Sang Pencipta dalam menciptakan berbagai macam hewan dengan berbagai macam keunikan pula.