Belalang termasuk salah satu bagian dari contoh hewan herbivora. Hewan ini mempunyai antena yang ukurannya lebih pendek dibandingkan dengan tubuhnya dan juga memiliki oviposor pendek. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang.
Artikel kali ini akan membahas tentang sistem pernafasan pada belalang, sistem pernafasan pada belalang sama dengan serangga-serangga lainnya seperi nyamuk, kupu-kupu, lebah, kumbang dll. Berikut penjelasannya :
Belalang termasuk ke dalam kelompok kelas insecta (serangga) lainnya, yang menggunakan trakea untuk bernapas. Ada 10 pasang spirakel pada tubuh belalang, dua pasang berada di bagian dada (thorax) dan delapan pasang berada di bagian perut (abdomen). fungsi kantung udara serangga merupakan komponen utama yang mendukung ketahanan hidup hewan jenis ini.
Sama seperti hewan insecta lainnya, sistem trakea pada belalang terlihat seperti rangkaian pipa-pipa yang sangat komplek. Pipa yang paling besar disebut trakea, sedangkan cabang-cabang dari pipa besar yang berdiameter lebih kecil disebut dengan trakeola. Pipa-pipa pada trakeola berhubungan langsung dengan sel-sel jaringan tubuh.
Belalang sangat berbeda dengan jenis hewan mamalia pada umumnya, sistem respirasi pada belalang atau sistem trakea tidak berhubungan dengan peredaran darah, sehingga pengangkutan oksigen dan karbondioksida pada belalang dan serangga lainnya dibawa oleh sistem tersebut. Sistem trakea menghantarkan oksigen langsung ke dalam sel – sel tubuh dan membuang limbah karbondioksida dari dalam sel.
Sistem trakea bertanggung jawab atas suplai mengantarkan gas secara langsung kedalam sel-sel tubuh. Oksigen tidak diangkut oleh darah seperti pada hewan darat lainnya, cairan darah pada belalang dan serangga lainnya bercampur dengan cairan tubuh, yang mengangkut sari-sari makanan, namun tidak mengangkut oksigen ataupun karbondioksida. cairan yang berwarna biru dari ujung cabang trakeola membantu pengikatan membran sel.
Sistem trakea terdiri dari sprirakel yaitu lubang ventilasi udara yang terletak tepat dibagian tubuh. rambut halus dibagian tepi spirakel yang fungsinya untuk menyaring udara, serta memiliki katup yang berfungsi untuk membuka dan menutup lubang spirakel.
Sel-sel epitel penyusun trakea mensekresikan kutikula (seperti bahan penyusun eksosklekton) yang mempertahankan bentuk trakea tetap tegar. Bagian trakea merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan spirakel. Trakea pada masing-masing spirakel saling berhubungan sehingga terlihat seperti tangga.
Trakea pada belalang membuat perluasan besar kantung udara, pada bagian pangkalnya kearah sumbu tubuh, ini berfungsi untuk menyimpan udara. Sel-sel yang terdapat pada epitel kantung udara ini tidak mensekresikan zat kutikula, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menyimpan udara.
Trakea membuat pencabangan-pencabangan yang diameternya lebih kecil, pencabangan tersebut disebut dengan trakeola. Cabang trakeola ini dapat keluar dari kantung udara dan ini sangat komplek sehingga trakeola akan bercabang-cabang dengan diameter lebih kecil dan berakhir dengan bentuk yang tumpul yang bersentuhan langsung dengan jaringan atau sel tubuh.
Cairan yang berada pada ujung trakeola berfungsi untuk memberikan kelembapan pada permukaan jaringan atau membran sel sehingga akan mempermudah dalam mengikat oksigen dari udara. Oksigen berdisfusi dari trakeola ke sel tubuh, sedang karbondioksida berdisfusi dari sel tubuh ke trakeola untuk dibuang.
Itulah penjelasan mengenai sistem pernafasan pada belalang, sekian artikel kali ini semoga bermanfaat. Terima kasih dan sampai jumpa lagi di kesempatan lainnya.