Plastik pertama kali di temukan pada tanggal 14 November 1863 oleh seorang warga Amerika berkebangsaan Belgia, dia adalah Leo Hendrik Baekeland yang merupakan seseorang yang ahli dalam bidang kimia. Plastik yang di temukan oleh Leo Hendrik Baekeland adalah plastik yang berjenis bakelit ( plastik yang tahan panas).
Namun, ada duga plastik yang bersifat lunak (seluloid). Plastik jenis ini ditemukan oleh John Wesley Hyatt, bahan yang digunakannya adalah berupa campuran dari selulosa nitrat dan kamfor yang di larutkan dalam alcohol, yang menghasilkan plastik yang dinamakan seluloid.
Sifatnya yang kurang tahan terhadap panas dan mudah terbakar membuat seluloid ini tidak terpakai dalam industri bahan plastik dan di gantikan oleh plastik jenis lain yang sering kita temui sekarang yaitu bakelit.
Berikut bahaya-bahaya plastik yang harus kamu ketahui.
- Plastik berbahaya bagi kesehatan manusia
Bahan kimia yang keluar dari plastik ditemukan dalam darah dan jaringan tubuh dari hampir semua manusia hidup. Adapun, manusia yang terpapar oleh plastik berisiko lebih besar untuk mengalami kanker, cacat lahir, gangguan imunitas, gangguan endokrin dan penyakit berbahaya lainnya.
Dilansir dari Arizona State University Biodesign Institute, terdapat dua kelas bahan kimia yang berhubungan dengan kesehatan manusia, yaitu BPA (bisphenol-A) dan phthalates (aditif yang digunakan untuk menyintesis plastik).
- Plastik mengancam kelestarian satwa liar
Sekarang ini, kehidupan satwa liar telah menyatu dengan sampah plastik. Mereka pun salah mengira plastik sebagai makanan mereka dan memberikannya kepada anak-anak mereka.
Bahkan, sampah plastik pun telah mencemari daerah-daerah terpencil dari bumi. Di laut sendiri, sampah plastik telah melebih jumlah zooplankton dengan perbandingan 36:1. contoh rantai makanan di air tawar bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.
Dilansir dari Biological Sciences, lebih dari 260 spesies, antara lain invertebrata, kura-kura, ikan, burung laut dan mamalia yang telah tercemar sampah plastik sehingga mereka mengalami gangguan makan dan pergerakan. Plastik pun mengancam reproduksi, laserasi (luka-luka pada kulit dan daging), bisul hingga kematian.
- Plastik sendiri gak bisa hilang
Plastik adalah material yang mampu bertahan selamanya. Mirisnya, 33 persen bahan plastik hanya dipakai sekali lalu dibuang, seperti botol air kemasan, kantong plastik dan sedotan.
Plastik sendiri gak bisa terurai dan hanya menjadi potongan yang lebih kecil dan kecil lagi. Dilansir dari Chemistry & Biology 2009, membuang material plastik bisa bertahan hingga 2.000 tahun, bahkan bisa lebih lama. dampak sampah plastik memang sangat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan.
- Plastik merusak air tanah bumi
Di Amerika Serikat terdapat ribuan tempat pembuangan sampah. Adapun, sampah-sampah plastik yang terkubur memiliki bahan kimia berbahaya yang mengalir keluar dan meresap hingga ke air tanah. Nantinya, air tersebut akan mengalir ke danau dan sungai.
Dr. rer. nat. Mufti Petala Patria, M.Sc menuturkan bahwa permasalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah ataupun institusi terkait, tapi masyarakat juga perlu berperan aktif dan turut berkontribusi.
Misalnya saja berperilaku bijak dalam menggunakan produk berbahan dasar plastik bahkan sebisa mungkin menghindari penggunaan barang-barang yang berpotensi menjadi sampah, bukan hanya plastik, sehingga mengurangi produksi sampah plastik ataupun sejenisnya demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
Jika permasalahan sampah plastik ini dibiarkan, menurut Dr. rer. nat. Mufti Petala Patria, M.Sc., akan berdampak pada sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil karena mengakibatkan penurunan pendapatan negara dari sektor kelautan.
lebih lanjut, Dr. rer. nat. Mufti Petala Patria, M.Sc., menjelaskan bahwa upaya pengelolaan sampah menjadi produk yang bermanfaat juga sangat penting untuk ditingkatkan dengan didukung oleh teknologi yang berkembang saat ini, misalnya saja mengkonversikan sampah menjadi energi.
Selain itu kemasan bio-plastic berbahan dasar singkong maupun tanaman lainnya juga berpotensi dikembangkan. Namun yang paling penting adalah kesadaran tiap individu untuk dapat mengurangi polusi plastik.
Demikian yang bisa penulis sampaikan pada kesempatan kali ini mengenai bahaya plastik menurut ilmu biologi. Semoga bisa membawa banyak manfaat. Salam hangat dari penulis.