Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir. “Transgender” tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi seksual orangnya.
Orang-orang transgender dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual.
Faktor seseorang menjadi transgender yaitu terdiri dari dua faktor yaitu faktor gen atau bawaan dan faktor luar atau lingkungan. Semua itu disebabkan oleh faktor tersebut, karena kita yakin bahwa semua orang yang bersifat trangender atau transeksual tidak menginginkan ini terjadi.
rang waria pasti berkata bahwa dia tidak meminta dilahirkan sebagai waria dengan mendandani diri seperti wanita, ia mendapatkan kenikmatan batin yang begitu dalam.
Ia seolah berhasil melepas beban psikologi yang selama ini masih memberatkannya. Sehingga kita tidak dapat menyalahkan sepenuhnya kepada orang yang mengalami kasus trangender tetapi kita harus bersama-sama menyikapinya dengan baik.
Pada umumnya seseorang yang berbeda atau tidak normal dianggap berbeda dan tidak bisa masuk dalam kelmpok yang sama, karena meraka dianggap memiliki perbedaan yang membuat orang memandanya itu tidak layak untuk hidup berdampingan.
Biasanya mereka dikucilkan dari lingkungan dan dijadikan bahan pembicaraan atau dicemooh oleh masyarakat sekitar. Bahkan mereka dianggap dapat membawa pengaruh negative untuk lingkungan masyarakat. Ada beberapa fakta tentang transgender yang perlu anda ketahui.
- Vaginoplasty sama dengan operasi ubah kelamin
Vaginoplasty merupakan tindakan untuk merekonstruksi vagina. Rekonstruksi ini dapat dilakukan sebagian atau total tergantung tujuan masing-masing.
Biasanya vaginoplasty dilakukan dengan alasan memperbaiki bentuk vagina. Sedangkan SRS (Sex Reassignment Surgery) merupakan jenis operasi vaginoplasty yang biasa dilakukan oleh male-to-female (MTF).
- Biaya mahal
Biaya yang dikeluarkan untuk operasi kelamin tidak tanggung-tanggung, konon kabarnya mencapai ratusan juta untuk mengubah jenis kelamin seseorang. penentuan jenis kelamin bisa anda pelajari lebih lanjut.
- Tidak dapat orgasme setelah operasi kelamin
Banyak yang menganggap ketika penis “dipangkas”, maka setelah operasi individu transgender tidak akan bisa mencapai orgasme. Faktanya, menurut pengalaman seorang transgender yang sudah melakukan operasi kelamin, ternyata ia masih mampu mengalami orgasme ketika berhubungan intim.
Mereka bahkan juga mengaku tetap dapat menikmati kepuasan seksual, baik melalui vagina buatan ataupun melalui dubur. Klitoris dan labia pada vagina hasil operasi memiliki tingkat sensitivitas, sehingga dapat menciptakan orgasme. kelainan pada sistem reproduksi bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.
- Kemandulan setelah operasi
Dengan mengubah kelamin melalui operasi, seorang transgender tidak dapat lagi memperoleh keturunan. Seorang transgender dari pria ke wanita tidak dapat lagi mengeluarkan sperma akibat dibuangnya testis saat operasi. Begitu pula pada wanita yang mengubah kelamin menjadi penis, biasanya rahim dan organ reproduksi lainnya ikut diangkat.
Maka dari itu, sebelum melakukan operasi kelamin, seorang transgender harus benar-benar berpikir matang mengenai keputusannya tersebut. Karena apa yang sudah diubah tidak dapat dikembalikan seperti sedia kala.
- Dapat menimbulkan gangguan mental hingga bunuh diri
Berhasil mengubah kelamin sesuai yang diinginkan tidak lantas menyelesaikan masalah bagi seorang transgender. Karena seorang transgender harus dihadapkan dengan pandangan keluarga dan masyarakat yang mungkin masih belum dapat menerima hal tersebut. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan tepat, maka dapat berujung pada masalah kejiwaan hingga percobaan bunuh diri.
- Risiko kanker
Selain operasi kelamin, para transgender biasanya juga diberikan terapi hormon untuk mendukung perubahan fisik mereka. Salah satu contohnya adalah pemberian estrogen untuk memperbesar payudara dan membentuk lekuk tubuh menyerupai wanita asli. Akan tetapi hormon ini jika distimulasi berlebihan justru dapat memicu terjadinya kanker.
“Operasi kelamin yang dijalani oleh individu transgender merupakan pilihan atau hak yang bisa saja ditempuh,” ujar dr. Theresia. Ia berpesan, mengingat risiko dan konsekuensi yang akan mereka hadapi, sebaiknya tindakan operasi ini dipikirkan secara matang sebelum dilakukan, agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari.
Demikian yang bisa penulis sampaikan pada kesempatan kali ini mengenai fakta ilmiah tentang transgender. Semoga bisa membantu dan membawa manfaat bagi anda semua. Salam hangat dari penulis.