Ciri Tumbuhan Monokotil dan Dikotil Terlengkap

Ciri tumbuhan monokotil dan dikotil dapat diamati pada morfologi organ seperti pertulangan daun, kambium batang, jumlah mahkota bunga, dan lain – lain. Contoh tumbuhan berkeping satu atau tumbuhan ke dalam kategori monokotil adalah padi, pisang, bambu, jagung, tebu dan lan – lain. Tanaman yang termasuk ke dalam kategori dikotil adalah kacang-kacangan, mangga, tomat, rambutan, dan lain – lain.

Perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil menjadi dasar utama dalam klasifikasi berdasarkan jumlah kotiledonnya. Kotiledon telah dijelaskan bahwa daun lembaga yang memiliki fungsi menyimpan nutrisi untuk calon embrio. Nutrisi tersebut akan dimanfaatkan hingga embrio pada biji telah tumbuh menjadi individu baru dengan daun -daun yang dapat memproduksi makanan untuk tubuhnya sendiri melalui proses metabolisme fotosintesis.

Tumbuhan yang telah mampu untuk berfotosintesis maka dapat memproduksi sendiri energi untuk metabolisme protein, metabolisme karbohidrat, metabolisme asam amino dan protein, dan metabolisme lemak. Jumlah kotiledon pada tumbuhan yang tergolong ke dalam kelompok monokotil adalah satu, sedangkan tumbuhan yang tergolong kelompok dikotil yakni dua kotiledon.

Ciri Tumbuhan Dikotil

  • Biji pada tumbuhan yang tergolong dalam dikotil yakni berkeping dua. Hal ini dapat dilihat saat proses perkecambahan biji membelah menjadi dua bagian.
  • Tulang daun pada tumbuhan dikotil yakni daun menjari atau menyirip.
  • Bunga pada tumbuhan dikotil memiliki jumlah mahkota, jumlah kelopak, dan jumlah benang sari bunga mulai dari kelipatan 4 atau 5.
  • Pada tumbuhan dikotil  memiliki sistem perakaran tunggang yang terbentuk dari percabangan akar utama (radikula). Akar berkembang dari akar utama sehingga lebih kokoh dan menghujam ke dalam tanah. Pada tumbuhan dikotil pada umumnya  akar yang terbentuk berasal dari ujung bawah embrio atau di sebut radikula. Radikula adalah pembentuk meristem apikal yang kemudian membentuk jaringan – jaringan akar.
  • Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil pada umumnya terjadi pada pertumbuhan sekunder sehingga tubuh pada tumbuhan membesar. Pertumbuhan sekunder pada kelompok tumbuhan dikotil akan membuat terbentuknya kayu serta kulit pada setiap pohon. Pohon akan ditemukan diameter musim yang tampak pada bagian batang. Pertumbuhan karena adanya kambium tersebut memudahkan dalam melihat berapa lama umur dari pohon.
  • Berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil dapat mengamati pembentukan cincin (melingkar). Cincin tersebut teratur sehingga dapat dengan mudah mengamati susunan atas korteks dan bagian stele yang terdapat pembukuh angkut xilem dan pembuluh angkut floem. Pada berkas pengangkut yang terdiri dari jaringan pengangkut xilem dan jaringan pengangkut floem ditemukan adanya tulang daun. Pembuluh angkut xilem terdiri dari susunan pembuluh-pembuluh yang berbentuk panjang dan pembuluh yang berbentuk tabung. Pembuluh xilem memiliki fungsi untuk mengangkut air dari organ akar hingga ke organ daun. Air yang diangkut akan menggantikan air yang hilang saat proses transpirasi terjadi. Pada tumbuhan floem berfungsi untuk mendistribusikan atau menyebarkan produk hasil fotosintesis berupa makanan dari daun ke batang sehingga seluruh bagian tumbuhan dapat memperoleh energi.
  • Serbuk sari pada tumbuhan dikotil memiliki 3 alur pada tiap bulir serbuk sari.
  • Pembuluh kayu pada tumbuhan dikotil akan ditemukan kambium pada organ bagian akar dan organ batang.

Ciri Tumbuhan Monokotil

  • Biji pada tumbuhan yang tergolong kepada kelompok monokotil yaitu berkeping satu. Pada saat perkecambahan tidak ada pembelahaan.
  • Pada tumbuhan monokotil memiliki tulang daun sejajar atau tulang daun melengkung.
  • Bunga pada kelompok tumbuhan monokotil memiliki jumlah mahkota, jumlah kelopak, dan jumlah benang sari bunga mulai dari kelipatan 3. Jumlah pada bagian-bagian organ bunga dan tulang daun tidak menjadi pembeda yang pasti dalam membedakan tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Hal tersebut berdasarkan dari ditemukannya beberapa tumbuhan yang tidak sesuai dengan ciri-ciri umum keduanya
  • Sistem akar pada bagian bagian akar monokotil dan dikotil berbeda. Pada tumbuhan monokotil memiliki sistem perakaran serabut yang terbentuk dari akar samping. Akar utama tidak mengalami perkembangan sehingga perakaran lebih lemah. Pada bagian ujung akar lembaga dilindungi dengan koleoriza. Pada tumbuhan monokotil, akar yang telah terbentuk berasal dari pembengkakan akar adventif.
  • Pertumbuhan Sekunder pada tumbuhan monokotil tidak terjadi pertumbuhan sekunder. Pada kelompok ini yang terjadi hanya pertumbuhan secara memanjang. Pertumbuhan kambium tidak terjadi pada tumbuhan monokotil.
  • Pada tumbuhan monokotil memiliki berkas pengangkut yang tersebar pada  seluruh batang tanpa adanya susunan khusus. Tumbuhan kelompok monokotil tidak memiliki korteks di bagian penyusun jaringan. Pembuluh angkut xilem dan dan pembuluh angkut floem dibentuk berdasarkan dari sel-sel kambium yang bersifat meristematik. Jaringan pembuluh angkut yang terbentuk dari jaringan berkambium kemudian mengalami pertumbuhan  ke bagian luar sehingga terjadi pembentukan kulit pohon atau bark. Pada pembentukan ke bagian dalam akan membentuk batang kayu atau wood. Bagian kayu adalah sel – sel jaringan xilem yang telah mengalami kematian dan mengalami pengeringan. Jaringan pengangkut yang telah mati tersebut akan mengeras dan tumbuh padat akibat adanya kandungan lignin pada dinding sel. Penebalan secara sekunder yang menebal akibat lignin yang tersusun atas polimer fenol kompleks sehingga berguna dalam pembuatan kayu menjadi keras, padat, dan berwarna kecoklatan.
  • Serbuk Sari pada tumbuhan monokotil memiliki alur tunggal pada tiap butir serbuk sari. Pada tumbuhan dikotil memiliki 3 alur pada tiap bulir serbuk sari.
  • Pembuluh Kayu pada struktur batang dikotil dan monokotil berbeda. Pada tumbuhan monokotil tidak dilengkapi dengan pembuluh kayu. Hal tersebut dapat dlihat atau diamati pada famili rumput-rumputan atau poaceae.

Ciri Anatomi Tumbuhan Dikotil

  • Akar Dikotil

Akar pada dikotil tidak ditemukan empulur. Pembuluh xilem terdapat di bagian tengah,  sedangkan pembuluh floem terdapat di bagian luar xylem yang dibatasi oleh kambium. Pembuluh xilem memiliki dinding yang tebal, serat yang sedikit, tapi mengandung jaringan parenkim yang banyak. Perisikel pada jaringan terdiri selapis sel. Batas pada bagian ujung akar dan bagian kaliptra tidak terlihat dengan jelas.

  • Batang Dikotil

Pada jaringan epidermis memiliki lapis tunggal dengan jaringan kutikula yang tebal. Ditemukan rambut pada epidermis (multicellular hairs). Hipodermis pada umumnya berupa jaringan kolenkim. Berkas pengangkut tidak memiliki rongga . Berkas pengangkut tidak memiliki selubung. Pembuluh xilem berukuran kecil dan memiliki serat yang banyak, namun jaringan parenkim hanya sedikit Pertumbuhan xilem memiliki bentuk lingkaran tahunyang pada umumnya dapat digunakan untuk mengetahui umur pertumbuhan pada tanaman dikotil. Pada batang tidak ditemukan jaringan parenkim floem. Pada pertumbuhan sekunder akan terbentuk meristem lateral.

  • Daun Dikotil

Daun pada tumbuhan dikotil memiliki bentuk jaringan dorsiventral. Pembuluh xilem pada daun dikotil terdiri dari banyak protoxilem dan metaxilem. Stomata pada daun dikotil terdapat pada epidermis bawah (hypostomatic). Pada jaringan mesofil memiliki jaringan palisade dan jaringan parenkim spons. Daun dikotil memiliki selubung berkas pengangkut yang berasal dari jaringan kolenkim.

Ciri Anatomi Tumbuhan Monokotil

  • Akar Monokotil

Susunan jaringan tumbuhan monokotil dari luar ke dalam. Inti pada sel besar dan berkembang dengan baik bagian empulur. Pembuluh Xilem dan Floem berada saling berselingan dengan jumlah sel yang sangat banyak. Bagian Perisikel akar ada pada beberapa sel. Akar pada tumbuhan mengalami pembentukan akar lateral. Akar mengalami perkembangan kambium. Batas pada ujung bagian akar dan kaliptra tampak jelas.

  • Batang Monokotil

Batang pada tumbuhan monokotil tidak memiliki rambut pada jaringan epidermis. Pada bagian hipodermis atau lapisan bagian bawah pada umumnya merupakan jaringan sklerenkim. Pada ukuran berkas pengangkut tampak berbeda-beda. Adanya rongga protoxilem pada batang monokotil. Pada berkas pengangkut memiliki pelindung selubung berkas pengangkut. Pada batang dikotil terdapat jaringan parenkim floem Pada batang tumbuhan monokotil umumnya tidak ditemukan pertumbuhan sekunder

  • Daun Monokotil

Daun termasuk isobilateral. Pembuluh pada xilem memiliki 2 protoxilem dan 2 metaxilem. Stomata memiliki jaringan epidermis atas dan jaringan bawah atau disebut amphistomatic. Pada daun terdapat sel kipas motor/bulliform cells di jaringan epidermis atas berfungsi sebagai pembuka dan penutup daun (daun menggulung). Pada daun monokotil terdapat selubung berkas pengangkut yang terbuat dari jaringan sklerenkim.