4 Cara Transplantasi Terumbu Karang di Indonesia

Karang dalam klasifikasi makhluk hidup tergolong dalam ordo scleractinia, yaitu hewan invertebrata yang hidup melekat di dasar laut. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karang biasanya bersimbiosis dengan organisme uniseluler zooxanthellae agar dapat melakukan proses fotosintesis. Sedangkan terumbu karang adalah komunitas karang dan organisme lain yang hidupnya bergantung pada karang. Indonesia kaya akan keanekaragaman terumbu karang. Namun seiring dengan perkembangan dan kebutuhan makhluk hidup yang makin tinggi, kelangsungan hidup terumbu karang mulai terancam.

Banyak perilaku manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem terumbu karang seperti pembuangan limbah ke laut, penggundulan hutan, pembukaan lahan, dan sebagainya. Akibatnya banyak karang yang rusak dan mati. Masalah ini diatasi dengan melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup yang dicanangkan pemerintah dan masyarakat. Salah satu cara melestarikan terumbu karang adalah dengan cara transplantasi. Dalam artikel sebelumnya telah dibahas cara pelestarian terumbu karang oleh pemerintah dan masyarakat di Indonesia. Pembahasan kali ini akan menjelaskan cara transplantasi terumbu karang.

Pembiakan dan Transplantasi Terumbu Karang

image16Transplantasi terumbu karang adalah salah satu alternatif cara pelestarian terumbu karang. Cara ini cukup menghemat dana untuk pemulihan skala kecil. Misalnya karang yang rusak akibat terkena bagian kapal atau jangkar kapal. Ada 4 Cara Transplantasi Terumbu Karang yang perlu diperhatian. 4 Cara Transplantasi Terumbu Karang tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Mengindentifikasi Sumber Karang

Pengambilan sumber karang yang akan ditransplantasi adalah langkah yang paling menentukan keberhasilan metode ini. Begitu pula pemilihan spesies karang. Cara yang paling tepat dalam memilih spesies karang yaitu dengan memperhatikan daerah yang akan dipulihkan. Memilih spesies yang biasa tumbuh didaerah yang akan dipulihkan dapat meningkatkan keberhasilan transplantasi karang. Setelah mengetahui spesies mana yang sesuai, sumber karang dapat ditentukan. Sumber karang bisa didapatkan dari:

  • Fragmen karang yang terlepas – karena proses alami, fragmen karang dapat terlepas dari koloninya. Misalnya oleh badai. Selain itu polip karang yang beresiko rusak karena erosi atau terganggu pertumbuhannya oleh biota laut tertentu juga dapat digunakan. Selain dibiakan pada tempat pembiakan, fragmen ini bisa langsung ditanam pada tempat pemulihan.
  • Fragmen karang dari donor – pemotongan dari koloni terumbu karang juga dapat dilakukan. Namun perlu diingat pemotongan dapat berakibat buruk pada koloni pendonor. Oleh karena itu disarankan pemotongan tidak boleh lebih dari 10% bagian koloni terumbu karang.
  1. Pembiakan Pada Tempat Pembiakan

Tempat pembiakan terumbu karang bisa dibedakan menjadi dua yaitu pembiakan ex situ dan in situ.

  • Pembiakan ex situ – tempat pembiakan ini berlokasi di daratan. Biasanya pembiakan ini dilakukan untuk memenuhi suplai perdagangan karang dalam ekosistem buatan misalnya akuarium. karena membutuhkan dana yang besar dan harus dilakukan oleh ahli.
  • Pembiakan in situ – pembiakan ini berlokasi di lautan.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pembiakan ini antara lain desain tempat pembiakan, substrat yang digunakan, jumlah karang yang dibiakan, waktu pembiakan dan tingkat pertumbuhan dan adaptasi karang biakan.

  1. Metode Transplantasi

Metode transplantasi yang efektif harus disesuaikan dengan beberapa hal seperti spesies yang ditransplantasi, sifat substrat dan lingkungan pada daerah pemulihan. Metode transplantasi dibedakan menjadi:

  • Transplan tidak diikatkan pada substrat – pada lingkungan yang terlindungi, bagian karang dapat bertahan hidup tanpa harus diikat pada substrat tertentu. Hal ini juga berlaku pada karang karang yang tertransplantasi sendiri akibat badai atau serangan hewan vertebrata dan invertebrata di laut.
  • Transplan ditanam pada lubang terumbu – pada lingkungan yang terlindungi, bagian karang dengan panjang kurang dari 10 cm ditempelkan pada lubang lubang terumbu. Lubang ini ada secara alami atau dibuat sendiri oleh manusia. transplan bisa diikat hingga dapat melekat pada tempat pemulihan.
  • Transplan diikat pada substrat semen – metode ini paling sering digunakan dalam transplantasi terumbu karang. Teknik ini membutuhkan bantuan manusia dan sangat menguras tenaga. Teknik ini perlu memperhatikan kondisi lingkungan dan faktor penghambat yang ada di lingkungan daerah pemulihan.
  • Transplan diikat dengan kabel – metode ini menggunakan kabel untuk mengikatkan transplan pada struktur atau substrat buatan untuk dibiakkan. Setelah tumbuh, transplan lalu dipindahkan ke terumbu karang di lingkungan pemulihan.
  1. Pengawasan dan Pemeliharaan

Tanpa adanya pengawasan dan pemeliharaan, maka pelestarian dan pemulihan terumbu karang tidak akan berhasil. Dengan pengawasan, maka dapat diketahui perkembangan transplan karang. Beberapa hal yang bisa diketahui dari pengawasan ini adalah:

  • Karang dapat bertahan hidup atau tidak
  • Tingkat pertumbuhan dan kematian jaringan karang
  • Kondisi pengikatan struktur atau substrat
  • Kualitas karang

Dari hasil pengawasan, dapat dilakukan tindakan yang dirasa perlu untuk memelihara karang, antara lain:

  • Penempelan kembali – tindakan ini dilakukan apabila bagian karang terlepas dari tempat penempelannya, baik karena arus atau aktivitas organisme lain.
  • Pembuangan benda yang mengganggu – terkadang ada sampah plastik yang terbawa arus dan menempel pada karang transplan. Dampak sampah plastik sangat fatal pada karang. Cahaya matahari dan nutrisi lain akan terhalang oleh plastik ini.
  • Menghilangkan predator – predator karang dapat berupa gastropoda atau beberapa jenis echinodermata. Ciri ciri echinodermata salah satunya memiliki tubuh bulat dan berduri.

Faktor Penghambat

Keberhasilan pemeliharaan dan pelestarian terumbu karang juga dipengaruhi oleh faktor penghambatnya. Penempatan terumbu karang di lingkungan dengan banyak faktor penghambat akan memperkecil tingkat kesuksesan perkembangan terumbu karang. Beberapa faktor penghambat pertumbuhan terumbu karang yaitu:

  1. Perubahan Iklim

ancaman terbesar bagi kehidupan terumbu karang adalah perubahan iklim. Terumbu karang memiliki suhu dan hidup di kedalaman tertentu. Karena itu perubahan iklim khususnya akibat pemanasan global memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan terumbu karang. Ini berkaitan dengan intensitas cahaya matahari yang diterimanya. Sama halnya dengan fungsi cahaya matahari bagi tumbuhan, cahaya juga diperlukan bagian karang yang bersimbiosis dengan zoxanthellae untuk berfotosintesis.

  1. Pencemaran

Pencemaran tanah, air, dan udara yang dilakukan oleh manusia akan mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang. Pencemaran udara oleh limbah pabrik dan asap kendaraan bermotor akan menambah jumlah karbon dan sulfur di udara. Akibatnya karbon akan terlarut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam. Dampak pencemaran udara bukan hanya merusak karang, namun juga pemanasan global.
Keasaman

  1. Endapan

Endapan yang disebabkan erosi tanah di sepanjang aliran air sungai hingga laut akan menyebabkan pengendapan di laut. Endapan ini akan menutupi pori pori bagian karang dan mengganggu fungsi tubuhnya. Itulah sebabnya terumbu karang akan sulit hidup di lingkungan laut dengan banyak endapan.