Biomedis (Biomedicine) adalah program multidisplin yang mempelajari bidang science dan teknologi untuk diterapkan dalam memecahkan masalah kesehatan global seperti penyakit menular dan kanker.
Dirancang untuk siswa yang berminat dalam mempelajari biologi, farmasi dan inovasi untuk meningkatkan kesehatan manusia. Saat ini Biomedicine & Bioteknologi adalah bidang yang paling cepat berkembang dalam rumpun ilmu biologi. bioteknologi modern merupakan perkembangan yang terus digencarkan hingga saat ini.
Sistem Biomedis memberikan dukungan bagi para profesional medis dalam melakukan prosedur medis termasuk pengumpulan data, analisis, diagnosis, dan terapi.
Untuk mengembangkan bidang lintas disiplin ini, diperlukan ilmu dan teknik dasar, termasuk dasar elektronika dan lanjutan, komputer, anatomi dan fisiologi, fisika biomedika, transduser biomedis dan instrumentasi, serta desain sistem biomedis.
Tujuan untuk mempelajari ilmu biomedis adalah untuk menangani masalah kesehatan / obat yang belum diselesaikan dengan pendekatan klinis, tidak hanya mendukung pendekatan klinis. efek biologis obat bius bisa menjadi informasi tambahan.
Karena ruang lingkup ilmu biomedis sangat besar, ada banyak peluang bagi mereka yang bukan dokter dengan kualifikasi ilmu alam untuk mengembangkan minat mereka di bidang ini. Pendekatan dalam Ilmu Biomedis dilakukan melalui metode laboratorium, baik itu tes biologis dari pengalaman pasien, lingkungan atau hewani.
Pendekatan biomedis lebih ditekankan pada :
- Kasus – kasus proksimal seperti agen infeksi, toxin dan faktor – faktor risiko perilaku individu.
- Mekanisme biologis, patogenesis tentang perkembangan penyakit dan penularan penyakit serta interaksi penjamu ( host ) dan lingkungan.
- Pencegahan dan pengendalian penyakit yang dapat dilakukan pada level individu dan molekuler.
Salah satu contoh pendekatan biomedis yaitu akupunktur. Akupunktur secara harfiah bisa diartikan sebagai penggunaan jarum untuk membuat perlukaan pada jaringan lunak. Sementara biomedis berarti aplikasi ilmu pengetahuan alam, khususnya ilmu biologi dan fisiologi, pada pengobatan klinis.
Kata akupunktur yang identik dengan ilmu pengobatan timur ketika disatukan dengan kata biomedis yang sangat kental rasa baratnya menghasilkan pengertian yaitu aplikasi prinsip-prinsip biologi dan neurofisiologi pada akupunktur klinis.
Seperti apa prinsip kerja akupunktur ditinjau secara biomedis? Jarum dan perlukaan yang disebabkan oleh jarum tersebut mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh yang menormalkan homeostasis dan mendorong terjadinya penyembuhan oleh tubuh sendiri. Proses ini meliputi dua bagian: sentral (pusat) dan perifer (tepi).
Pada mekanisme sentral, penusukan jarum dan luka yang diakibatkannya menstimulasi bagian-bagian pada otak yang mengaktifkan sistem pertahanan tubuh (saraf, endokrin/hormon, imun, dan peredaran darah) dan menormalkan aktivitas fisiologis tubuh secara keseluruhan.
Sementara itu pada mekanisme perifer penusukan jarum dan perlukaannya memicu reaksi fisiologis di sekeliling titik penusukan yang mempengaruhi empat sistem pertahanan tubuh tadi dalam melawan rasa sakit yang ditimbulkan pada jaringan yang ditusuk dan sekaligus memperbaiki jaringan yang rusak tersebut. Reaksi beruntun empat sistem tadi, termasuk reaksi imun, yang terjadi pada titik penusukan disebut reaksi lokal penusukan.
Pengertian akupunktur jadi berkembang menjadi suatu terapi fisiologis yang dikoordinir otak dimana otak merespon terhadap stimulasi penusukan, baik secara manual atau dengan bantuan listrik, pada saraf sensoris perifer.
Lho, bukannya menurut akupunktur TCM (Traditional Chinese Medicine) titik-titik penusukan (acupoints) tempatnya spesifik pada tempat yang dijelaskan dengan konsep meridian energi tubuh? Pada prinsipnya, acupoints pada akupunktur biomedik adalah dimana saja selama ada saraf sensoris yang menempel di kulit.
Hal ini sudah dibuktikan dengan menggunakan peralatan medis yang dapat memantau aktivitas kerja otak, dimana pasien yang ditusuk pada titik meridian dengan pasien yang ditusuk pada saraf sensoris perifer ternyata mengalami perubahan aktivitas otak yang serupa.
Meskipun demikian, akupunktur biomedik akhirnya merumuskan acupoint yang didasarkan pada area-area umum yang terasa nyeri di bagian tubuh bila ditekan (pada kondisi homeostasis) dan acupoint tambahan pada area-area yang terasa sakit ketika tubuh menderita suatu penyakit (kondisi homeostasis tidak normal).
Konsep yang paling penting dalam akupunktur adalah bahwa akupunktur tidak mengobati gejala suatu penyakit namun menormalkan homeostasis fisiologis melalui stimulasi saraf yang menjadi reseptor rasa sakit sehingga mendorong terjadinya penyembuhan oleh tubuh sendiri.
Homeostasis adalah suatu keadaan dimana seluruh mekanisme dalam tubuh bekerja secara optimal dalam menghadapi lingkungan luar tubuh yang selalu berubah. Regulator utama homeostasis tubuh adalah poros Hipotalamus-Pituitari-Adrenal (HPA axis). Kelancaran interaksi antara tiga sistem itulah yang menentukan kondisi homeostasis seseorang.