Titik Akupuntur Menurut Ilmu Biologi

Akupunktur secara harfiah bisa diartikan sebagai penggunaan jarum untuk membuat perlukaan pada jaringan lunak. Sementara biomedis berarti aplikasi ilmu pengetahuan alam, khususnya ilmu biologi dan fisiologi, pada pengobatan klinis.

Kata akupunktur yang identik dengan ilmu pengobatan timur ketika disatukan dengan kata biomedis yang sangat kental rasa baratnya menghasilkan pengertian yaitu aplikasi prinsip-prinsip biologi dan neurofisiologi pada akupunktur klinis.

Titik akupunktur menurut ilmu biomedik merupakan titik pada jaringan tubuh yang padat jaringan dan ujung-ujung saraf, sel-sel mast dan kapiler serta saluran limpatik. Kulit dan jaringan otot akan terlibat dalam penusukan jarum akupunktur. Oleh Melzack (1977) dinyatakan bahwa 70-80% dari titik akupunktur tidak berbeda dengan titik nyeri dan titik otot motorik. fungsi bulu halus pada permukaan kulit bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Titik akupunktur ternyata memang mempunyai potensial elektrik yang tinggi dibanding dengan titik lain di tubuh sehingga disebutkan bahwa titik akupunktur merupakan titik yang berenergi tinggi dibuktikan dengan menggunakan galvanometer.

Pemeriksaan histologis membuktikan dari preparat yang terdiri dari 34 lokasi kulit yang diambil dimana 11 diantaranya adalah dari lokasi titik akupunktur ditemukan 2 jenis titik akupunktur yakni reseptor dan efektor. Penemuan ini didasari oleh distribusi reseptor somatosensorik dan dari sejumlah ujung-ujung saraf bebas,

Dalam menentukan letak titik akupunktur di tubuh, menggunakan tanda-tanda anatomi permukaan tubuh, pengukuran perbandingan, dan pengukuran dengan jari tangan (Djuharto, 1982).

Terdapat perbedaan cara akupunktur saat ini dengan yang dilakukan masyarakat China kuno. Dahulu, masyarakat China  menggunakan batu tajam, kayu dan buluh sebagai alat untuk menekan dan menusuk bagian-bagian tertentu. aktifitas biologis obat dalam tubuh manusia bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.

Tetapi kini, alat-alat tersebut diganti dengan yang lebih modern yaitu penggunaan  jarum halus yang telah disterilkan dan dibuat dari bahan logam seperti silver needle (jarum perak), copper needle (jarum tembaga), dan gold needle (jarum emas) (Saputra, 2007).

Jarum yang ditusukkan pada titik akupunktur tidak akan terasa sakit. Apabila jarum ditusukkan lebih dalam mungkin akan terasa seperti tersetrum, sebab jarum yang digunakan sangat tajam, padat, dan jauh lebih halus dibandingkan jarum suntik.

Bentuk jarum akupunktur sangat bervariasi seperti halus, prisma, panas, listrik, dalam kulit, telinga, dan kulit. Penggunaan jarum ini tergantung pada penyakit yang diderita pasien.

Panjang jarum berkisar antara 12 mm-10 cm, dan dapat ditusukkan sedalam 6 mm-7,5 cm, tergantung  kurus atau gemuknya pasien, lokasi titik pengobatan, dan gangguan (di dalam atau permukaan tubuh). Jarum dapat dibiarkan tertancap selama beberapa detik sampai satu jam, tetapi umumnya selama 20 menit (Djuharto, 1982).

Bagi yang menghadapi penyakit yang agak kronis perawatan dijalankan sebanyak sekali atau dua kali seminggu selama satu seri pengobatan, yaitu sebanyak dua belas kali terapi. Sebaliknya, perawatan ringan diberikan bagi penyakit yang tidak terlalu kritis (Djuharto, 1982).

Dalam pengobatan, posisi pasien harus enak baik bagi pasien maupun akupunkturis supaya bisa bertahan selama waktu penusukan yang direncanakan. Posisi pasien yang baik akan mengurangi terjadinya komplikasi akibat jarum tertindih, macet, bengkok dan patah.

Posisi paling sering adalah posisi berbaring (miring, telentang, telungkup) dan duduk (kepala menengadah, bertopang dagu, lengan kedepan, kepala telungkup miring, menghadap meja, dan lengan menutup meja).

Terkadang pasien perlu membuka sebagian pakaiannya agar jarum dapat ditusukkan pada titik-titik tertentu. Umumnya titik-titik pengobatan terletak di lengan bawah dan tangan, tungkai bawah dan kaki, walaupun titik-titik akupunktur terdapat di seluruh tubuh (Djuharto, 1982).

Pemilihan titik penusukan tergantung pada lokasi gangguan dan cara akupunkturis untuk mempengaruhi tubuh. Titik ini tidak harus langsung berhubungan dengan keluhan pasien, misalnya untuk pengobatan gangguan kepala dapat saja diambil titik pengobatan pada kaki yang terletak pada meredian yang bersangkutan (Djuharto, 1982).

Dari sudut pandang biologi maka terapi akupunktur mendasar pada :

  • Adanya signal elektrik melalui konduksi jaringan saraf. Konduksi jaringan saraf ini akan menstimulasi sekresi biokimiawi dan neurotransmiter yang berperan baik sebagai analgesik demikian juga berperan dalam stimulasi sistem imun atau imunomodulator
  • Terjadinya aktivasi terhadap sistem endogen opioid di susunan saraf pusat mengakibatkan inhibisi eksitatorik sebagai analgesic
  • Perubahan sensasi mengakibatkan perubahan fungsi saraf otonom tubuh melalui perubahan komponen biokimiawi dan neurotransmiter dan neuroendokrin di otak.