Hubungan Faktor Biologis dan Faktor Mental Secara Umum

Tidak ada aktivitas manusia yang tidak menggunakan dimensi biologis, seperti makan, minum, tidur, mandi, dll. Dahulu manusia memahami bahwa hubungan fisik dan jiwa adalah hubungan spiritual yang tidak terjelaskan secara ilmiah, akan tetapi belakangan ini prinsip itu dapat dipahami dengan ilmu pengetahuan.

Para ahli menyimpulkan bahwa faktor biologis memberi kontribusi sangat besar bagi kesehatan mental. Otak, sistem endokrin, genetik, sensori, kondisi ibu selama hamil adalah beberapa aspek yang secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental yang akan kita bahas satu persatu, yaitu :

1.Otak

Aristoteles beranggapan bahwa jantung adalah tempat intelegensi dan dengan jantung itulah manusia itu berfikir. Akan tetapi Herophilus dan Erasistrarus yang merupakan ahli anatomi menyadari bahwa pandangan Aristoteles itu adalah salah.

Mereka berpendapat bahwa otak adalah bagian penting dari aktivitas manusia karena berfungsi sebagai penggerak sensori motoris. Keunikan manusia justru terjadi karena keunikan otak manusia itu pula. Bagian-bagian otak antara lain otak besar, otak tengah, otak kecil, sumsum lanjutan, dan jembatan varol. Bagian-bagian otak tersebut memiliki fungsi tersendiri.

Kemudian ada Neuron dan Glia, Neuron merupakan tempat emosi, intelegensi, dan afeksi. Neuron itu melekat pada sel yang disebut glia, glia juga berfungsi sebagai imunitas aktif sejak bayi dilahirkan. Kualitas neuron berbeda-beda dari setiap individ, tergantung pada zat-zat pembentuk selama dalam kandungan dan faktor genetik.

Apabila neuron rusak, tidak dapat diperbarui karena bersifat degeneratif. Terjadinya kerusakan pada otak manusia sangat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang diantaranya; demensia, epilepsi, sindrom korsakoff, dll. Gangguan mental ini terjadi karena banyak faktor misalnya; infeksi, genetik keracunan, dll.

2. Sistem Endoktrin

Otak banyak dibantu oleh sistem endoktrin. Kelenjar endoktrin adalah merupakan senyawa kimiawi, yang mengeluarkan hormon yang diangkut ke seluruh tubuh oleh darah. kelenjar endokrin terdapat tujuh macam, yaitu kelenjar pituitari, tiroid, paratiroid, adrenal, gonad, timus, dan pankreas yang tentunya mempunyai tugas masing-masing.

Gangguan mental akibat abnormalitas sistem endoktrin diketahui ada. Peningkatan kesehatan mental dan pencegahannnya dapat dilakukan melalui aktivitas dan makanan sehari-hari.

3. Genetik

Ada pengaruh faktor genetik terhadap mentalitas manusia, ada beberapa gangguan mental yang diwariskan seacara genetis di antaranya Alzeimer syndrome, phenylketunurine, Huntington syndrome, dan ketergantungan alkohol dan obat.

Gangguan mental juga dapat terjadi karena jumlah kromosom  dan strukturnya yang tidak normal. Hanya kasus-kasus tertentu saja  genetik merupakan faktor tunggal bagi munculnya gangguan mental, seperti Down’s syndrome. Yang lain bisa menjadi carier atau pewaris sifat.

4. Sensori

Sensori sangat penting bagi manusia karena merupakan yang menangkap stimuli dari luar. Sensori termasuk; pendengaran, pengecapan, perabaan, pengelihatan, dan penciuman. Apabila salah satu indera kita tidak berfungsi maka akan terjadi kecacatan-kecacatan yang akan menimbulkan kesehatan mental.

5. Faktor Ibu Selama Masa Kehamilan

Faktor ini mempengaruhi kesehatan mental anak. Faktor-faktor ibu yang turut mempengaruhi kesehatan mental anak antara lain; usia ibu, nutrisi, obat-obatan, kesehatan ibu, radiasi, dan kompikasi kehamilan dan proses kelahiran. Jadi kandungan yang sehat memungkinkan membuahkan anak yang sehat mentalnya, dan juga sebaliknya.

Jadi kesehatan mental secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh faktor biologis. Orang yang sehat mentalnya menurut Marie Jahoda memiliki karakter utama sebagai berikut:

  • Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri dalam arti ia dapat mengenal dirinya dengan baik.
  • Pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.
  • Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan,
  • dan tahan terhadap tekanan-tekanan yang terjadi.Otonomi diri yang mencakup unsur unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas.
  • Persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial.
  • Kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengannya secara baik.