Efek Biologis Obat Bius dan Penjelasannya

Obat bius atau anestesi banyak membantu menyelamatkan nyawa orang. Meskipun obat bius sudah digunakan lebih dari 150 tahun, tapi hanya sedikit fakta yang diketahui tentang obat bius dan selebihnya masih menjadi misteri.

Pembiusan atau anestesi mempunyai arti tanpa sensasi. Tujuan obat bius adalah membuat mati rasa area tubuh tertentu atau bahkan membuat Anda tidak sadarkan diri (tertidur). zat adiktif bisa anda pelajari lebih lanjut untuk mendapatkan wawasan baru.

Pembiusan yang membuat seseorang menjadi tidak sadar disebut dengan bius umum. Bius lokal dan regional dilakukan pada area tertentu di tubuh dan tidak menyebabkan hilangnya kesadaran.

Pada pembiusan umum, obat bius bekerja dengan cara menghentikan sinyal saraf yang membuat Anda sadar dan terjaga agar tidak sampai ke otak. Hasilnya, Anda akan tidak sadarkan diri sehingga tidak akan merasa sakit saat dokter menjalani tindakan medis atau istilah lainnya.

Pada pembiusan lokal dan regional, obat bius akan disuntikkan di sekitar saraf yang mengirimkan sinyal nyeri. Obat bius akan bekerja dengan cara menghentikan sinyal tersebut. Efek dari pembiusan ini berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari, tergantung dari jenis dan seberapa banyak dosis yang dipakai.

Tiap jenis pembiusan memerlukan obat-obatan yang dalam dosis tertentu. Tiap obat-obatan yang digunakan memiliki waktu paruh yang berbeda. waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan obat untuk menjadi setengah dari jumlah / kadar awal obat di dalam tubuh.

Berikut Obat-obatan yang sering digunakan untuk pembiusan dan waktu paruhnya :

  • Propofol : waktu paruh antara 2-24 jam, mulai bekerja setelah 30-45 detik
  • opioid, seperti fentanil : efek muncul setelah 10 menit, waktu paruh sekitar 5-20 menit setelah pemberian
  • benzodiazepine, seperti midazolam atau diazepam : efek muncul setelah 4-8 menit, waktu paruh sekitar 20 jam
  • dll

Sebelum dilakukan prosedur medis tertentu yang memerlukan pembiusan, dilakukan tindakan pre-operatif yang bertujuan untuk mempersiapkan penderita secara fisik maupun mental agar siap menjalani prosedur pembedahan. reaksi biologis pada tubuh saat anestesi bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Perawatan pre-operatif meliputi salah satunya adalah puasa pada hari sebelum operasi. Pada orang dewasa, lamanya puasa 8-12 jam. Puasa mempunyai tujuan agar lambung penderita kosong sehingga dapat mencegah masuknya asam lambung ke saluran pernapasan saat pasien tidak sadar.

Lamanya puasa tidak berhubungan dengan lama bius. Lama bius bergantung pada berbagai hal seperti jenis obat, dosis obat, waktu paruh obat, dan kondisi kesehatan masing-masing individu.

Setelah Anda memasuki ruang instalasi bedah, biasanya Anda akan ditempatkan di suatu ruangan khusus, kemudian dokter akan memasukan obat sebagai premedikasi sebelum dilakukan pembiusan sambil menunggu ruangan operasi disiapkan.

Kemudian Anda akan masuk ke ruang operasi, dimana dokter spesialis Anestesi akan memasukkan obat bius hingga Anda masuk dalam keadaan tidak sadar. Selanjutnya dokter Anestesi akan mempersiapkan Anda untuk menjalani pembedahan, mulai dari mempertahankan jalan napas Anda hingga memposisikan tubuh Anda agar operator nyaman bekerja. Jika pasien, instrumen operasi dan operator telah siap, baru operasi akan dilaksanakan.

Kemudian setelah operasi, Anda tidak dapat begitu saja meninggalkan ruang operasi. Dokter akan memindahkan Anda kembali ke ruangan khusus untuk pemantauan post operasi sebelum Anda dapat dipindahkan ke ruang rawat.

Lamanya pemantauan bervariasi untuk tiap individu. Umumnya memerlukan waktu 2 jam hingga lebih. Diperlukan berbagai penilaian oleh dokter spesialis Anestesi sebelum Anda dapat pindah ruangan, salah satunya adalah penilaian kesadaran.

Kemajuan dalam bidang biologi sel, genetika dan biologi molekuler pada kleyataannya telah memacu para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai anestesi dan pengembangannya ke arah yang lebih baik. Tujuan utamanya adalah merancang anestesi yang bisa bekerja langsung di dalam tubuh dengan aman dan efektif pada setiap pasien.