Di masa yang akan datang disebut-sebut sebagai era Biologi,karena kemajuan riset di bidang Biologi dalam beberapa dasawarsa terakhir telah memberi landasan yang kuat bagi pengembangan berbagai teknologi untuk mengatasi masalah-masalah pangan, kesehatan dan lingkungan yang saat ini masih merupakan masalah besar yang dihadapi umat manusia.
Sebagai negara dengan biodiversitas kedua terbesar di dunia, Indonesia berpeluang memainkan peran penting dalam era tersebut. pencemaran udara oleh aktifitas biologis bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
Secara biologis pengujian biasanya menggunakan hewan coba untuk membantu menjalakan penelitian-penelitian yang tidak bisa secara langsung dilakukan dalam tubuh manusia dengan asumsi semua jaringan, sel-sel penyusun tubuh, serta enzim-enzim ada dalam tubuh hewan coba tersebut memiliki kesamaan dengan manusia.
Tikus putih (Rattus Norvegicus) merupakan salah satu hewan percobaan yang paling banyak digunakan. Terdapat lima macam basic stock tikus putih (Albino Normay rat, Rattus morvegicus) yang biasa digunakan sebagai hewan percobaan di laboraturium, yaitu Long Evans, Osborne Mendel, Shermon, Sporgue Dawley, dan Wistar, beberapa sifat tikus percobaan adalah:
- Noctural, berarti aktif pada malam hari dan tidur pada siang hari.
- Tidak mempunyai kantung empedu ( gali blader).
- tidak dapat mengeluarkan isi perutnya (muntah).
- tidak pernah berhenti tumbuh, walaupun kecepataanya menurun setelah berumur 100 hari.
Ada beberapa hewan-hewan lain yang dapat digunakan untuk evaluasi nilai gizi makanan, antara lain, mencit, (mouse, Mus musculus), marnot (Guinea pig, Cavia porcellus), kelinci (Oryctolagus cinuculus), hamster: syrian hamster (Mesocricetus auratus), Chinese/ gray hammster (Cricetulus grisuseus), anjing (Canis familiaris), dan monyet (Rhesus monkey, Macaca Mulatta). manfaat biologi di bidang makanan bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
Beberapa zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tikus hampir sama dengan manusia, yaitu:
- Karbohidrat, terdiri dari pati, gula, selulosa.
- Minyak/ lemak, asam lemak esensial (terutama linoleat dan linolenat, karena karbohidrat dapat disintesis dalam tubuhnya dari linoleat); apabila kekurangan asam lemak essensial kulitnya bersisik, pertumbuhannya terhambat dan pada kasusu berat dapat menimbulkan kematian.
- Protein, asam-asam amino esensial bagi tikus ada 410 macam, yaitu lisin, triptofan, histidin, fenilalanin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, dan arginin; arginin sesungguhnya dapat disintesis dalam tubuh tikus, tetapi hanya cukup untuk untuk pemiliharaaan dan tidak cukup untuk pertumbuhan maksimum.
- Mineral atau elemen organik, terdiri dari makro elemen: kalsium, fosfor, magnesium, kalium, natrium, khlor damn belerang, serta mikro elemen: besi, tembaga, kobalt, mangan, selenium, iod, seng dan molybdenum.
- Vitamin- vitamin, terdiri dari vitamin larut lemak ( A, D, E dan K), serta vitamin larut dalam air ( tiamin/ B1, ribovlafin, niasin/ asam nikotina, pridoksin/ B6, asam pantotenat, asam folat, sianokobalamin/ B12, kholin dan biotin.
Biasanya tikus yang digunakan untuk percobaan adalah tikus-tikus yang baru disapih (umur kurang lebih 21 hari). Sebelum percobaan dimulai harus dilakukan masa adaptasi selama 4-5 hari untuk membiaskan tikus pada lingkungan laboratorium.
Pada masa adaptasi ini dapat dilakukan pengamatan apakah tikus dapat terus digunakan dalam percobaan (tidak sakit). Pada masa adaptasi ini biasanya diberikan ransum semi sinthetik diet atau ransum yang digunakan sebagai control, yaitu kasein dan laktal bumin sebagai sumber proteinnya, dicampur dengan bahan- bahan lain (karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral).
AdSense-C]
Semua bahan- bahan makanan tersebut hanya boleh dicampurkan apabila akan digunakan dengan tujuan untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan akibat pengaruh fisik, kimia atau mikrobiologis dan sebaiknya bahan-bahan tersebut disimpan pada suhu 4 °C (dalam refrigerator).