Jika kita berbicara mengenai genetik, tentunya sobat semua sudah paham ya sobat karena faktor genetik ini erat sekali hubungannya dengan kehidupan kita setiap harinya. Sebut saja dari faktor genetik yang mempengaruhi fisik, sifat, dan juga faktor ketahanan tubuh seseorang. pengertian genetika bisa anda pelajari lebih lanjut.
Adapun pengaruh genetik seseorang tersebut tentunya tidak akan terlepas dari pengaruh genetik seseorang yang merupakan faktor warisan dari dari kedua orang tuanya. Seorang anak akan mewarisi faktor gen pada manusia dari orang tuanya tergantung gen mana yang lebih cenderung kepada anak tersebut.
Berbicara mengenai faktor genetik tersebut sobat, maka bukan hanya berpengaruh pada faktor fisik semata, namun pengaruh atau respon obat yang dihasilkan pada setiap individu pada umumnya berbeda beda atau bervariasi. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor dari obat itu sendiri dan juga dari orang yang bersangkutan. Faktor yang berasal dari individu pun bermacam-macam, antara lain meliputi :
- Faktor umur
- Faktor yang diderita
- Faktor status gizi
- Faktor genetika
- Dan juga yang lainnya.
Nah sobat, salah satu faktor tersebut yang akan kita bahas lebih dalam pada ulasan kali ini adalah mengenai faktor genetika. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelahari pengaruh respon genetik terhadap metabolisme obat itu sendiri merupakan farmakogenetika. Atau dengan kata lain farmakogentika tersebut merupakan ilmu yang akan menjelaskan bahwa adanya perbedaan respon obat yang dipengaruhi oleh faktor genetik tersebut.
Dari pendekatan secara genomik, perbedaan perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya beberapa gen yang bertanggung jawab terhadap perbedaan fenotif dari amsing masing individu terebut. Oleh karena itulah sobat, sering kali kita menemukan reaksi obat terhadap setiap oramg berbeda beda.
Sebut saja pada saat orang yang mengonsumsi obat yang tidak sesuai dengan seseorang, atau katakanlah yang alergi terhadap beberapa kandungan obat, namun di lain sisi seseorang yang lain tentu tidak ada masalah dengan keadaan tersebut. Itulah hal yang seirng kita lihat oleh adanya pengaruh gen tersebut.
Salah satu conton pengaruh faktor genetik terhadap metabolisme obat dalam tubuh adalah seperti metaboliseme isoniazid. Isoniazid ( INH ) sangat lazim digunakan sebagai obat antituberkulosis. Adanya kemampuan asetilasi dari masing masing individu yang berdasarkan pada faktor genetiknya, sehingga dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, antara lain :
1.Asetilator Cepat
Yakni Individu yang tergolomg dalam asetilasi lambat memiliki ativitas enzim N-asetilastransferase-nya yang sangat lambat dan sedikit.
2. Asetilator Lambat
Sementara itu, individu yang tergolong asetilator lambat, memiliki enzim N-asetilastransferase-nya yang cukup besar.
Reaksi asetilasi itu sendiri merupakan reaksi dari proses metabolisme dalam obat yang mengadung gugus amina primer, seperti amina aromatik primer dana mina afilatik sekunder. Fungsi dari rekasi asitelkasi itu sendiri adalah untuk proses detoksifikasi, serta mengubah obat atau senyawa induk menjadi senaywa metabolitnya yang bersifat tidak aktif dan bersifat lebih polar.
Sehingga dengan demikian akan lebih mudah untuk dieksresikan keluar tubuh. Jadi, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa aktivitas dari obat INH ini yakni sebagia antituberkulosis, sangat tergantung kepada proses atau tingkat kecepatan dari reaksi asetilasinya sendiri.
Sekian sobat ulasan yang bisa penulis sajikan untuk anda pada postingan kali ini. Terima kasih bagi anda yang sudah berkunjung dan membaca postingan kali ini. Sampai jumpa diulasan selanjutnya. Salam hangat.