Tanah adalah bagian dari pembahasan dalam cabang-cabang ilmu Biologi. Dalam bahasa Yunani, mereka menyebutnya pedon, dan solum dalam bahasa latin. Tahukan anda, bahwa bagian terluas yang mengisi kerak bumi kita adalah tanah?
Tanah tersusun dari batuan organik yang terbentuk dari pelapukan bebatuan dalam waktu lama dan mineral. Ia memiliki andil yang cukup penting dalam siklus hidup yang terjadi di Bumi, karena tanah mengandung unsur hara yang menjadi sumber kehidupan bagi tanaman, sementara tanaman merupakan bagian pertama dalam rantai makanan. Meski secara umum tanaman menggantungkan hidupnya pada tanah (karena sebagian besar nutrisinya berasal dari tanah). Namun dari berbagai jenis tanah yang ada di sekitar kita, tidak semuanya cocok untuk digunakan sebagai media pertumbuhan bagi tanaman.
Empat unsur yang membentuk tanah yakni mineral, bahan organik, air serta udara, harus terkandung dalam tanah dengan jumlah standart tertentu. Dengan standar angka yang baik dalam setiap unsur, barulah tanah dapat dikatakan sebagai tanah subur, atau tanah yang baik bagi tanaman. Yaitu terdiri dari 45% bahan mineral, 5% bahan organik, 25% udara dan 25% air. Setelah melihat kesuburan tanah berdasarkan keempat unsur tersebut, mari kita lihat ciri-ciri tanah yang subur, dengan kriteria keterkanduangn yang lainnya, yakni:
- Tanah mengandung banyak unsur organik.
- Ph tanah berkisar antara >6 dan <8.
- Tanah tidak mengeras setelah ditanami.
- Kelembaban tanah yang tinggi, bahkan di musim kemarau.
- Tidak memiliki lapisan padas.
- memiliki lapisan humus tebal.
- Tanah memiliki tekstur lempung.
- Tanah yang kaya dengan biota tanah.
- Tanah dapat ditumbuhi berbagai macam tanaman.
Untuk lebih mempermudah anda yang menyukai pertanian, kali kita akan membahas tentang jenis tanah yang baik untuk tanaman.
Janis Jenis Tanah yang Baik Untuk Tanaman
1. Tanah Regosol
Jenis-jenis tanah yang baik untuk tanaman, yang pertama adalah tanah regosol. Tanah ini berasal dari pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung merapi atau aktivitas gunung merapi (seperti lapili, pasir, debu dan lahar). Secara pertumbuhan, sebenarnya jenis tanah ini belum mengalami perkembangan yang sempurna. Ciri fisik dari tanah regosol, ia memiliki tekstur yang kasar, dengan Ph 6-7. Meski dikatakan subur, namun jenis tanah ini tidak dapat ditanami dengan sembarang tanaman. Ia memiliki sifat yang sulit untuk menampung air.
Tanaman yang tidak terlalu banyak memerlukan air, sangat cocok untuk ditanam disini. Itulah mengapa sebagian besar penduduk yang bermukim di daerah pegunungan yang pernah meletus, mereka lebih sering menanam jenis palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.
2. Tanah Orgonosol
Sama dengan tanah regosol, tanah orgnosol ini juga dapat kita temukan di Indonesia. Terbentuknya tanah orgonosol berasal dari pelapukan dan pembusukan bahan bahan organik. Biasanya, tanah ini akan lebih mudah kita temukan pada daerah rawa-rawa (daerah yang banyak mengandung air). Jadi jika cirinya ia mengandung banyak air, secara fisik tanah ini memang lebih lembek daripada tanah regosol tadi.
- Tanah Humus
Tanah humus adalah bagian dari jenis tanah orgonosol. Dari aspek kesuburannya, tanah humus merupakan tanah yang paling subur diantara jenis tanah orgonosol yang lainnya. Secara fisik, tanah ini memiliki warna gelap yang kehitaman, sebagai identitas bahwa ia memiliki kandungan unsur hara yang tinggi. Dalam dunia pertanian, biasanya tanah jenis ini banyak digunakan sebagai media tanam pada budidaya tanaman padi.
Anda akan lebih mudah menemukan jenis tanah humus di daerah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan sebagian Pulau Jawa. Jadi tidak heran memang jika daerah-daerah tersebut termasuk penghasil pertanian terbesar dibandingkan daerah Papua yang memiliki jenis tanah berbeda.
- Tanah Gambut
Meski tanah gambut adalah berasal dari induk yang sama dari tanah humus yakni tanah regosol, namun keduanya memiliki sifat yang amat berbeda. Dari kandungan zat organik yang ada, tanah gambut juga termasuk tanah yang memiliki banyak zat organik. Namun ia memiliki sifat yang asam. Kita tahu bahwa proses terjadinya hujan asam adalah kejadian terburuk yang dapat merusak banyak hal di bumi, termasuk tanaman. Lalu bagaimana jika tanah yang mengandung asam?
Tanah yang mengandung asam memang tidak mudah untuk ditanami dengan berbagai bibit tumbuhan. Sampai saat ini, umumnya tanah gambut digunakan untuk menanam kelapa sawit. Seperti di daerah Kalimantan dan Sumatera.
3. Tanah Latosol
Jenis tanah yang baik untuk tanaman yang ketiga ialah tanah latosol. Tanah ini terbentuk dari aktivitas pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Pada umumnya kandungan unsur hara ini dari rendah sampai sedang. Namun tanah kelebihan dari tanah latosol, ia mampu menahan erosi karena struktur tanahnya dapat menyerap air dengan baik.
Kandungan bahan organik yang ia miliki berkisar antara 3-9 % tapi biasanya sekitar 5% saja. Warna ungu kecokelatan dengan Ph 4.5-6.5 menjadi hal yang menarik perhatian. Dengan ciri warna tanah tersebut, anda mungkin akan mudah untuk mencarinya. Tapi dengan Ph yang besar pada angka tersebut, mengapa tanah ini tergolong subur?
Ternyata tanah yang juga memiliki nama lain inceptisol ini, ia memang memiliki kandungan kimiawi yang kurang baik. Namun disinilah ia melengkapi kekayaan jenis tanah di Indonesia, karena justru memang ada tanaman yang sangan membutuhkan jenis tanahnya. Seperti yang ada di persawahan. Yakni padi, sayuran dan buah-buahan.
4. Tanah Alluvial
Tanah alluvial tergolong tanah yang muda, ia terbentuk dari endapan material yang halus pada aliran sungai. Oleh sebab itu, kita akan mudah menemukannya disekitar hilir sungai. Ph rendah yang dimilikinya (5.3-5.8) menjadi salah satu kelebihannya, karena kondisi memudahkan petani untuk mencangkulnya. Pada umumnya, tanah alluvial memiliki warna kelabu dengan struktur lepas lepas.
Tidak ada angka kandungan unsur tanah alluvial yang menjadi ciri khasnya secara umum, karena tanah ini sangan dipengaruhi oleh iklim wilayahnya. Sehingga perbedaan wilayah memungkinkan adanya perbedaan kandungan unsur yang dimilikinya. Tanah ini cocok untuk ditanami padi, palawija dan beberapa jenis rumput yang sengaja dibudidayakan (seperti rumput gajah untuk makan ternak). Daerah Sumatera, Jawa dan Papua adalah pemilik terbesar jenis tanah tanah ini di Indonesia.
5. Tanah Podsolik Merah Kuning
Tanah ini seringkali disebut dengan PMK. Curah hujan yang tinggi dan suhu daerah yang rendah, akan berkemungkinan membentuk struktur tanah PMK. Berdasarkan namanya, tanah ini memang memiliki warna merah sampai kuning yang mengartikan kurang subur karena pencucian. Meski ia memiliki Ph rendah, ternyata tanah ini termasuk jenis tanah yang baik untuk tanaman pada persawahan (tanaman yang memerlukan banyak air).
6. Tanah Laterit
Tidak berbeda jauh dengan PMK, tanah laterit ini memiliki suhu yang jauh lebih tinggi dibandingkan PMK. Tanah ini berasal dari tanah subur dan kaya akan unsur hara, namun hilang karena larut dibawa air hujan. Ia memiliki unsur hara yang sangat minim. Namun meskipun tanah in tadinya subur kemudian berubah menjadi tidak subur yang diakibatkan curah hujan tinggi, namun secara khusus ia masih tergolong subur karena sangan cocok untuk tanaman jambu mete dan kelapa. Kita akan banyak menjumpainya di sebagian Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
7. Tanah Litosol
Meski bukan bagian dari tanah regosol, namun tanah litosol ini masih bisa dikatakan bahwa ia masih saudara dengan tanah regosol. Karena keduanya sama-sama tergabung dalam ordo tanah entisol. Keduanya sama-sama dihasilkan dari aktivitas gunung merapi. Namun litosol berstruktrur besar-besar dan kandungan unsur haranya rendah. Meski begitu tanah ini masih subur untuk ditanami palawija.
8. Tanah Rendzina
Nama yang cukup unik dan keren dibandingkan yang lainnya. Meski terbentuk dari batuan basalt, batu kapur dan granit. Namun teksturnya teksturnya lembut dan mampu mengikat air. Tanah rendzina sedikit mengandung hara, dan memiliki Ph yang tinggi. Sangat cocok untuk ditanami palawija. Keberadaannya tersebar di Maluku, Papua, Aceh dan Sulawesi.
9. Tanah Meditaeran
Tanah ini mudah ditemukan pada daerah yang beriklim lembab. Ia terbentuk dari batuan berkapur yang banyak mengandung karbonat. Ternyata tanah mediteran memiliki banyak kandungan air, Al, Fe dan bahan organik lainnya. Sehingga tanah ini termasuk cocok untuk dipersawahan. Keberadaannya tersebar di Jawa, Sulawesi, Sumatra dan Nusa Tenggara.
Itu tadi sembilan jeni-jenis tanah yang baik untuk tumbuhan. Beragamnya macam tumbuhan, jenis-jenis akar tumbuhan, kebutuhan tumbuhan dan lingkungan hidup yang disukai oleh tumbuhan, memungkinkan berbagai tanah untuk ditanami dengan tanaman yang berbeda-beda. Seperti pada tanah lempung yang baik untuk padi, ia tergolong subur. Namun akan menjadi seperti tanah yang tidak subur jika kita tanami palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.
Karena bukan hanya resiko atau Akibat kurang air untuk tumbuhan yang mungkin terjadi, kelebihan kandungan air pada tanah dapat mengekibatkan resiko terhadap tumbuhan tertentu yang tidak menyukai tanah berair. Sehingga yang paling penting dalam memilih jenis tanah yang baik untuk tanaman, yang pertama harus kita pertimbangkan adalah masuk pengelompokan tumbuhan apakah tanaman yang akan kita tanam? seperti apa jenis tanamannya, apakah dia menyukai air atau tidak, dan lain-lain. Barulah kita carikan tanah yang cocok. Karena tidak semua tanah yang kita anggap subur akan menyuburkan berbagai jenis tanaman.
Bagi tumbuhan, tanah berfungsi sebagai tempat bekerjanya fungsi akar pada tumbuhan. Seperti untuk menopang, mencari makanan dan lain-lain. Pencemaran tanah, dampak sampah plastik, dampak pencemaran udara, dan macam-macam pencemaran lingkungan lannya juga akan menimbulkan akibat yang buruk pada tumbuhan.
Karena selain tumbuhan butuh asupan nutrisi, kita juga mengenal pernapasan pada tumbuhan sebagaimana Ciri ciri makhluk hidup demi kelangsungannya. Untuk itu, kita harus manfaatkan benar peran biologi dalam bidang pertanian untuk dapat bertindak dengan baik, agar kelestarian tanah dan tumbuhan tetap terjaga khususnya tumbuhan yang bermanfaat bagi menusia.