Akhir akhir ini, sobat tentu terbiasa mendengar adanya berita bencana alam gempa di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya yang terbesar ialah yang terjadi di Lombok dan Sulawesi tengah yakni Palu, Sigi, dan Donggala. Bencana alam gempa di Sulawesi tengah tersebut dapat dikatakan sebagai bencana alam besar pada satu dekade ini yang diikuti dengan bencana sebelumnya, yaitu bencana Lombok.
Bencana tak terduga tersebut membuka mata masyarakat untuk lebih mengerti bagaimana kondisi biologis atau lingkungan kita yang hidup di Indonesia, sebuah negara yang dilewati Ring of Fire dan sangat rawan bencana alam gempa, Nah sobat, hal ini memang berhubungan dengan ilmu biologi mengenai lingkungan,
yakni mengenai Tipe Patahan Biologis Tanah Penyebab Gempa Besar yang bernama likuefaksi. Apa dan bagaimana prosesnya hingga bisa menimbulkan bencana alam gempa yang besar hingga tsunami ya sobat? yuk simak selengkapnya dalam penjelasan berikut untuk menambah wawasan sobat.
- Patahan biologis tanah naik
Ini adalah kondisi biologis dimana sebagian tanah terdorong ke atas yang bisa terjadi karena pencemaran tanah. Hal ini diakibatkan adanya dorongan dari dalam bumi yang bisa berasal dari air tanah ataupun lava, menyebabkan lapisan tanah dipaksa untuk terangkat ke atas. Tidak hanya mendorong lapisan saja. Jika berada di dekat atau di laut, lapisan dapat mendorong air juga membuat gelombang besar yang dikenal sebagai bencana alam tsunami.
- Patahan biologis tanah turun
Kondisi biologis dimana tanah yang lain turun ke bawah. Hal ini disebabkan karena adanya pengikisan yang terjadi pada lapisan di bawah tanah yang berhubungan dengan jenis tanah yang baik untuk tanaman. Lapisan itu begitu rapuh hingga menyebabkan adanya longsor yang terjadi di bawah tanah yang tidak tampak oleh mata. Jika patahan biologis tanah ini terjadi secara besar besar, bukan tidak mungkin menyebabkan gelombang yang bergerak ke arah laut, menyebabkan terciptanya bencana alam tsunami.
- Patahan biologis tanah geser
Patahan biologis tanah yang bergeser ini terjadi secara horisontal karena faktor perubahan lingkungan. Patahan biologis tanah ini umumnya hanya memiliki pergeseran secara vertikal sehingga cara membedakannya hanya dengan melihat adanya ketidakrataan. Hal ini kebanyakan dikarenakan adanya pergerakan kerak bumi. Contoh paling mudah adalah ketika sobat melihat sebuah lokasi yang tidak lagi sejajar dengan tempat seberangnya.
- Patahan biologis tanah thrust
Juga dinamakan sebagai patahan biologis tanah reverse. Bagi warga Surabaya nih sobat, hal ini dapat dilihat secara jelas contohnya di Jalan Mayjend Sungkono dimana ada tanah yang seakan akan mau menjorok keluar. patahan biologis tanah ini merupakan hasil dari dua tanah yang sama sama saling mendorong sehingga menghasilkan salah satu tanahnya akan tampak keluar.
Selain karena adanya tipe patahan biologis tanah yang menyebabkan gempa bumi, secara biologis sebenarnya kerusakan lingkungan juga berpengaruh pada kondisi biologis bumi baik itu kondisi biologis bumi di lapisan luar atau yang dihuni manusia dan makhluk hidup lainnya dengan kondisi biologis yang berada di lapisan dalam seperti tanah, air, dsb.
Tentunya jika terjadi kerusakan lingkungan di bumi bagian atas, bukan tidak mungkin merusak kondisi biologis lapisan bumi di bawahnya pula, terbukti dengan adanya kerusakan lingkungan menyebabkan kualitas tanah yang menurun dan berkurangnya jumlah air tanah,
untuk mengurangi bencana alam, tentu jauh lebih baik dilakukan upaya dengan menjaga kesehatan lingkungan misalnya dengan penanaman pohon dan pengolahan sampah yang baik sehingga lingkungan tetap sehat dan tidak merusak kondisi biologis lingkungan.
Nah sobat, itulah sebab yang membuat bencana alam gempa besar terjadi termasuk bencana alam gempa yang terjadi di Indonesia, memang secara tidak langsung kita semua diingatkan untuk lebih baik lagi dalam menjaga lingkungan ya sobat, sehingga bisa mengurangi kerusakan lingkungan dan mengurangi terjadinya bencana alam. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.