Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian material organik yang terjadi di alam bebas. Terbentuknya humus di hutan merupakan salah satu contoh pengomposan secara alami.
Prosesnya berjalan sangat lambat, bisa sampai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Kemudian umat manusia memodifikasi proses penguraian material organik tersebut. Sehingga pengomposan yang dikelola manusia bisa dilakukan dalam tempo yang lebih singkat.
1.Proses terbentuknya pupuk kompos
Planet kita memiliki mekanisme daur ulang yang luar biasa dan telah berlangsung jutaan tahun. Proses ini paling mudah dipelajari di hutan yang masih alami. pupuk yang cocok untuk meningkatkan kesuburan tanah bisa anda jadikan sebagai tambahan.
Pepohonan pada akhirnya mati dan tumbang, bangkainya pun menjadi “lantai” hutan dan bercampur dengan lumut, guguran daun kering, bahkan kotoran binatang. Ditambah dengan hujan, cacing, serangga, dan reaksi kimia rumit, terjadilah pembusukan, atau dekomposisi. Kembali menjadi tanah.
Proses pembusukan bahan organik inilah yang menginspirasi manusia untuk membuat pupuk kompos. Konsepnya sama, mengusahakan proses pembusukan. Proses dekomposisi ini pada dasarnya adalah proses penguraian.
Semua bahan yang dulunya pernah hidup (seperti dedaunan, kayu, kertas, sisa buah dan sayur di tempat sampah, jerami, dan lain-lain) bisa menjadi bahan pembuat kompos. Karena material tersebut bisa terurai dengan mudah dan cepat. apa saja yang dibutuhkan tanaman hidroponik bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.
Manusia terbiasa membuat pupuk kompos dari bahan sampah, terutama sampah organik. Karena memang sampah yang berbahan plastik butuh waktu yang sangat-sangat lama untuk diurai, konon bisa mencapai ribuan tahun.
Proses penguraian sampah organik menjadi kompos dibantu oleh jamur dan bakteri yang dikandung sampah tersebut. Tentu saja masih harus dibantu oleh teman-teman kita para pahlawan pengurai sampah. Siapa mereka?
Siapa lagi kalau bukan cacing tanah, serangga, dan binatang-binatang kecil yang siap menghancurkan sampah organik dan membuatnya terurai menjadi tanah. Tentu saja tanah ini adalah yang mengandung berbagai bahan bermanfaat dan sangat menyuburkan. Nah, tanah tersebut itulah yang kita kenal sebagai pupuk kompos.
Para petani pembuat pupuk kompos dengan cara menumpuk-numpuk sampah organik dalam area yang sudah ditentukan. Mencampur berbagai macam sampah organik tersebut dengan terlebih dahulu dipotong kecil-kecil, agar penguraian jadi lebih cepat.
Tambahkan air secukupnya, dan jaga agar tidak sampai terkena air hujan berlebih. Proses pembusukan ini bisa berlangsung dengan cepat (40 – 50 minggu).
Namun bisa juga sangat lambat, hingga 6 bulan, tergantung lingkungan. Perlu diketahui, proses dekomposisi ini menghasilkan panas juga. Sehingga para petani sesekali harus mengaduk material kompos agar panasnya merata dan menghasilkan kompos yang bagus.
2. Jenis-jenis pupuk kompos
Pengelompokan jenis-jenis pupuk kompos bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama, dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob.
Kedua, dilihat dari dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme. Ketiga, dilihat dari bentuknya ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair. Berikut ini beberapa contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai.
- Pupuk kompos aerob
Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen. Bahan baku utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau campuran keduanya.
Proses pembuatannya memakan waktu 40-50 hari, untuk lebih jelasnya silahkan baca cara membuat kompos. Lamanya waktu dekomposisi tergantung dari jenis dekomposer dan bahan baku pupuk.
- Pupuk bokashi
Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu efektif mikroorganisme (EM4) .
Inokulan ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif. Untuk mengetahui cara membuatnya, silahkan baca artikel cara membuat pupuk bokashi.
- Vermikompos
Vermikompos merupakan salah satu produk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus atau jenis lainnya.
Vermikompos dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah belatung (maggot black soldier fly).
- Pupuk organik cair
Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman.
Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat.
Demikian yang bisa penulis sampaikan pada kesempatan kali ini mengenai proses terbentuknya pupuk kompos. Semoga bisa membawa banyak manfaat bagi anda semua. Salam hangat dari penulis.