Sistem Peredaran Darah Reptil

sirlkulasi darah pada reptiliaReptil adalah salah satu jenis klasifikasi dari hewan vertebrata atau hewan yang memiliki tulang punggung. Hewan yang termasuk dalam jenis golongan vertebrata yaitu ular (sanca, king cobra, piton, dll), buaya, kadal, penyu, terapin, komodo, bunglon, dan sebagainya. Hewan jenis reptil memiliki ciri khusus yang berbeda dengan hewan vertebrata lainnya. (baca: Pengertian Fauna) Adapun yang menjadi ciri khusus (baca: Ciri Hewan Karnivora Herbivora Omnivora) tersebut yaitu semua jenis yang masuk kategori reptil memiliki kulit sisik yang tebal sepanjang tubuhnya, dan memiliki berdarah dingin. Menurut klasifikasinya, reptil digolongan ke dalam kelompok reptilia. Menurut asal bahasanya, reptilia sendiri diambil dari istilah reptum yang memiliki terjemahan merayap/melata. (baca: Ciri Mamalia dan Contohnya)

Sistem peredaran darah pada jenis hewan melata (reptil) masih lebih baik daripada sistem peredaran pada jenis hewan amfibi. Reptil lebih baik daripada amfibi disebabkan sudah ada sekat atau terpisahnya antara darah yang tidak memiliki oksigen dengan darah yang mengandung oksigen pada jantung. Letak jantung reptil dapat ditemukan pada rongga dada, didepan vetral. (baca: Lima Manfaat Hewan bagi Manusia)

Pada umumnya secara garis besar, hewan berjenis reptil memiliki jantung yang terbagi menjadi 4 ruang yakni dua bilik (2 ventrikel) dan dua serambi (2 atrium). Bilik kiri (ventrikel kiri) dan bilik kanan (ventrikel kanan) terdapat sekat yang tidak sempurna. Akibat sekat yang tidak sempurna ini, maka darah yang ada di bilik kiri dan bilik kanan dapat bercampur satu sama lain. Kondisi inilah yang menyebabkan hewan reptil umumnya berdarah dingin. Pengecualian pada jantung jenis alligator, antar sekat ventrikel memiliki lorong kecil yang dinamakan foramen panizzae.

Fungsi Foramen Panizzae

  • Memastikan penyebaran oksigen yang memadai untuk sistem pencernaan.
  • Menjaga sirkulasi dan keharmonisan tekanan darah yang ada pada jantung pada saat berenang

Sistem peredaran darah pada hewan reptil terbagi menjadi pembuluh nadi paru-paru dan serambi (aorta). Kadal memiliki 2 serambi (aorta), yaitu aorta yang terdapat pada bagian kanan dan aorta yang terdapat pada bagian kiri. Darah yang ada pada aorta kanan yang berasal dari bilik kiri mengandung banyak oksigen yang nantinya akan diedarkan ke seluruh sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh. Aorta ini akan membuat aliran dari arteri utama menuju ke bagian seluruh tubuh.

Darah yang telah menyebar keseluruh tubuh jenis hewan reptil ini akan masuk kembali ke serambi kanan sebelum masuk ke jantung kembali. (baca: Klasifikasi Reptil) Pembuluh nadi yang ada di paru-paru dimana sebelumnya membawa darah dari bilik kanan yang membawa CO2 dari seluruh tubuh. Pada saat masuk ke paru-paru, darah yang mengandung kadar CO2 itu akan dibuang dan seketika juga CO2 akan berganti dengan O2 yang berguna bagi tubuh reptil. Lalu darah yang mengandung oksigen tersebut, akan masuk ke jantung menuju serambi kiri. Sistem peredaran darah inilah yang menyebabkan sistem peredaran darah reptil dijuluki dengan sistem peredaran darah ganda. Disebut demikian karena peredaran darah pada hewan reptil akan masuk ke jantung lebih dari 1 kali yaitu ada 2 kali.

Selain itu reptil juga dikenal memiliki peredaran darah yang tertutup. Peredaran darah reptil secara garis besar terbagi menjadi peredaran darah besar (panjang) dan peredaran darah kecil (pendek).

Peredaran Darah Reptil

1) Peredaran darah kecil atau pendek

Jenis peredaran ini yaitu peredaran yang mengangkut darah mulai dari jantung, masuk kedalam paru-paru, lalu masuk lagi ke jantung. CO2 yang berasal dari bilik sebelah kanan akan menuju masuk ke paru-paru melalui pembuluh darah arteri pulmonalis. Didalam paru-paru, alveolus akan bekerja dengan cepat mengganti atau menukar karbondioksida (CO2) menjadi okesigen (O2). Setelah itu darah akan menuju ke serambi yang ada pada kiri jantung melalui pembuluh darah vena pulmonalis. (baca: Sistem Pernafasan pada Ikan

2) Peredaran darah besar atau panjang

Peredaran darah ini dimulai dari saat darah yang kaya O2 yang berasal dari bilik kiri jantung dialirkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. (baca: Sistem Pernafasan Hewan Vertebrata)Oksigen ini akan diserap oleh sel-sel tubuh reptil dan O2 akan segera berubah menjadi karbondioksida. Darah yang sudah berubah menjadi CO2 ini akan diangkut kembali ke jantung (serambi kanan) melalui pembuluh darah vena. (baca: Sistem Pernafasan Hewan Invertebrata)

Secara garis besar sistem peredaran darah golongan reptil dibagi menjadi tiga pola.

Tiga Pola Peredaran Darah Reptil

1) Model Crocodillan

Contoh hewan yang masuk dalam jenis ini yaitu buaya, komodo, alligator, biawak, dan sejenisnya. Jantung model reptil ini memiliki empat  ruang yaitu 2 serambi (atrium) dan 2 bilik (ventrikel) (baca: Sistem Pernafasan Reptil). Antara serambi kanan dan serambi kiri terdapat lorong kecil yang disebut Foramen Panizza. Lorong ini menyambungkan dua jenis pembuluh darah arteri (yaitu arteri kiri dan arteri kanan). (baca: Proses Metamorfosis pada Hewan) Dimana darah yang memiliki sedikit oksigen yang masuk dari serambi (atrium kanan) lalu diangkut ke bilik kanan. Kemudian darah akan menuju paru-paru dan dari paru-paru akan mengalir ke serambi kiri (atrium kiri). Darah yang sudah mengandung banyak O2 ini akan dibawa oleh bilik kiri (ventrikel kiri) untuk disebar ke seluruh tubuh. Walaupun terdapat foramen (lorong kecil), tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan foramen tetap tertutup, agar menjaga darah tidak tercampur satu sama lain. (baca: Jaringan Ikat pada Hewan)

2) Model Squamata

Contoh dari jenis reptil ini yaitu penyu, kura-kura atau hewan yang memiliki cangkang keras dipunggungnya. Perbedaan utama model ini dibandingkan model yang lain yaitu memiliki ciri khas yang hanya memiliki tiga ruang jantung yaitu 1 bilik (ventrikel) dan 2 serambi (atrium) (baca: Sistem Pernafasan Pada Hewan).  Prosesnya yaitu ruang serambi kanan (atrium kanan) yang membawa banyak karbondioksida (CO2) masuk menuju cavum venosum ventrikel. Serambi kiri ini terdapat banyak O2 dari paru-paru menuju cavum arteriosum. Tekanan dalam bilik pada model ini akan menyebabkan tercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah yang sedikit oksigen pada bilik (ventrikel). (baca: Hewan-Hewan Aneh di Dunia)

3) Model Varanid

Contoh reptil ini yaitu kelompok kadal (bunglon, kadal) atau jenis reptil yang memiliki kemampuan metabolisme yang tinggi dibandingkan jenis reptil yang lain (baca: Ular Terbesar di Dunia). Model ini mirip dengan model squamata yang terdapat 3 ruang jantung, namun terdapat perbedaan sedikit. Perbedaannya yaitu cavum venosumnya sedikit kecil jika dibandingkan pada model squamata. Peredaran darah ini meminimkan terjadinya darah yang bercampur antara darah yang sedikit oksigen dengan darah yang banyak oksigen. (baca: Hewan Terbesar Di Dunia)