10 Contoh Simbiosis Antibiosis Terlengkap Beserta Penjelasannya

Contoh simbiosis antibiosis dapat dilihat dari organisme yang mendegradasi organisme lain dengan cara mengeluarkan racun atau toksik penganggu pertumbuhan. Racun yang dimiliki suatu organisme akan disekresikan guna menghancurkan organisme lain sehingga organisme tersebut dapat bertahan hidup. Pada umumnya setiap mahluk hidup dilengkapi dengan alat untuk mempertahankan diri. Salah satu alat pertahanan diri adalah zat beracun.

Zat beracun dapat disekresikan atau dikeluarkan saat keadaan terancam, dan dapat pula dikeluarkan untuk mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan. Pada intinya antibiosis adalah penghancuran organisme lain sehingga tidak dapat hidup secara bersamaan. Banyak jenis zat beracun yang dapat dikeluarkan suatu organisme sehingga dapat mendegradasi mahluk hidup lain. Berikut adalah beberapa contoh toxin yang digunakan organisme untuk menghancurkan organisme lain.

  • Zat Antibiotik Penisilin
  • Zat Aflatoksin
  • Zat Nikotinoida
  • Zat Piretroida
  • Zat Rotenoida
  • Zat Itraconazole
  • Zat Voriconazole
  • Zat Amphotericin B
  • Zat Saponin
  • Zat Flavonoid

Toksin atau racun akan bermanfaat jika digunakan sebagai mestinya terutama untuk membantu kebutuhan manusia. Toksin dengan dosis yang tepat dapat memiliki khasiat menjadi obat. Obat dengan dosis yang tidak tepat akan berubah menjadi racun. Berikut adalah berbagai contoh interaksi antar organisme yang menjalin simbiosis antibiosis di berbagai Interaksi dalam ekosistem.

1. Jamur Aspergillus flavus dan Bakteri

Jamur Aspergillus flavus memiliki toksin yang bernama Aflatoksin. Aflatoksin adalah singkatan dari Aspergillus flavus Toksin. Racun ini dapat mendegradasi bakteri sehingga jamur mendominasi suatu habitat. Jamur ini biasa ditemukan di berbagai olahan susu yang telah tidak layak untuk dikonsumsi. Jika suatu makanan terpapar dengan racun Aflatoksin akan mengakibatkan berbagai penyakit hingga kematian. Peneliti mengetahui bahwa kadar racun Aflatoksin yang berlebih dapat menimbulkan kanker hepatoseluler. Kasus penyakit ini ditemukan di kawasan Afrika dan Asia Tenggara.

Jamur ini dapat mengakibatkan berbagai gejala gangguan pernafasan seperti Atelektasis, Pneumonia, Emphysema, Bronchitis, Abses, dan lain – lain. Penyakit yang dapat diderita oleh orang yang terpapar racun ini antara lain Aspergillosis, Aspergilloma, dan Afltoxicosis. Jika seorang pasien terpapar penyakit yang disebabkan oleh Aspergillus flavus maka penderita dapat menggunakan obat Itraconazole, Voriconazole, dan Amphotericin B.

2. Jamur Penicilium sp dan Bakteri

Jamur Penicilium sp dikenal sebagai jamur yang dapat mensekresikan antibiotik untuk menghancurkan struktur tubuh bakteri. Ini salah satu cara yang dilakukan oleh jamur tersebut agar dapat tumbuh optimal pada media tumbuh yang sama. Jamur Penicilium sp dapat tumbuh subur sedangkan bakteri dihambat dan tidak tumbuh kembali.

3. Mimba (Azadirachta indica) dan Gulma

Mimba atau Mindi adalah tanaman yang biasa kita temui di pinggir jalan atau di hutan dengan konopi yang tidak terlalu rapat. Mimba (Azadirachta indica) memiliki batang yang ramping dan bisa tumbuh dengan tinggi hingga 20 meter. Mimba banyak ditemukan di pulau Jawa, Madura, dan Bali. Mimba memiliki zat metabolit sekunder yang dapat menghambat tanaman lain untuk tumbuh disekitarnya. Jika kita perhatikan, pada sekitar tanaman mimba tidak pernah ada penutupan dengan rumput.  Penanaman pohon mimba sebaiknya dilakukan dengan rentang jarak hingga 5 meter sehingga tidak ada degradasi pada tanaman lain.

4. Samama (Eucaliptus sp) dan Gulma

Samama atau Eucaliptus sp adalah tanaman yang dapat kita temui di Papua, Australia, dan Filipina. Di Australia terdapat sebutan wilayah yang disebut Australian Gost Gum Eucalyptus papuana. Hutan tersebut dipenuhi dengan tumbuhan Eucalyptus papuana. Hal unik dari tanaman Eucaliptus sp yaitu seringkali menjatuhkan dahan disaat fase pertumbuhan. Banyak penebang meninggal dunia karena tertimpa dahan Eucalyptus papuana di Australia.

Selain para penebang, orang yang sedang berkemah pun banyak yang meninggal dunia akibat tertimba dahan dari Eucalyptus papuana. Hutan Eucaliptus sp yang didominasi oleh tanaman Samama menandakan adanya simbiosis antibiotis untuk tanaman lain. Tanaman Samama akan menghancurkan tanaman yang berusaha untuk mengambil nutrisi di wilayah habitatnya. Samama (Eucaliptus sp) dapat membersihkan tanaman lain pada jarak radius lima meter.

5. Mangga (Mangifera indica) dan Rumput Liar

Pohon mangga adalah pohon yang sangat mudah kita temui di area ladang maupun area pemukiman. Mangga (Mangifera indica) diketahui sebagai salah satu tanaman yang memiliki zat metabolisme sekunder berbahaya dagi rumput. Zat tersebut disekresikan dari seresah daun mangga yang jatuh. Daun mangga yang telah rontok dari pohonnya akan menjadi herbisida alami. Pertumbuhan rumput dapat terhambat dengan adanya zat toksik dari daun mangga kering. Mangga dapat menyerap unsur hara tanah dengan sempurna.

Perawatan untuk perkebunan mangga pun menjadi lebih ringan, karena ada herbisida alami yang dihasilkan oleh tanaman mangga itu sendiri. Pestisida untuk herba alami dapat mengurangi resiko dampak penggunaan pestisida berlebihan.  Zat metabolisme sekunder yang dihasilkan oleh Mangga yakni berasal dari golonga Fenol. Zat – zat tersebut adalah Coumaric, Chlorogenic, Ferulic, Benzoic, dan lain – lain. Daun mangga segar dapat pula diolah menjadi obat cacing alami dengan direbus dan diminum air rebusannya.

6. Brokoli (Brassica oleracea) dan Jamur Verticillum sp

Brokoli adalah salah satu jenis sayuran hijau yang kaya akan Vitamin C. Penanaman Brokoli di ladang tidak memerlukan fungisida sebagai antijamur. Brokoli memiliki daya tahan terhadap jamur khususnya jamur Verticillum sp. Penyakit jamur yang diakibatkan karena fungi Verticillum sp bisa diatasi oleh imunitas dari Brokoli sendiri. Brokoli dapat mensekresikan zat anti jamur pada tubuhnya.

Zat tersebut akan melindungi Brokoli dari berbagai gangguan jamur dan Brokoli dapat tumbuh dengan baik. Tanaman Kembang Kol, saudara dekat dari Brokoli (Brassica oleracea) cukup tahan pula terhadap gangguan macam – macam jamur.

7. Tanaman Krangkong (Ludwigia adscendens) dan Rumput Liar

Tanaman Krangkong adalah tanaman dengan bunga tunggal yang dapat memanjang hingga 40 cm. Metabolit sekunder yang dihasikan oleh tanaman Krangkong (Ludwigia adscendens) yaitu Saponin, Flavonoid, dan Kardenolin. Tanaman Krangkong bisa dimanfaatkan untuk herbisida alami karena kemampuannya untuk mendegradasi rumput liar. Tanaman krangkong juga memiliki khasiat sebagai obat herbal yakni untuk anti nyeri, penurun panas, dan peluruh air seni.

8. Ageratum conyzoides dan Gulma

Babadotan adalah salah satu tumbuhan yang dikenal dapat meredakan batuk. Tanaman ini termasuk ke dalam family Asteraceae. Babadotan dapat dengan mudah ditemui di pekarangan atau lahan yang yang dipenuhi semak. Tanaman ini mampu menghancurkan tanaman lain dengan metabolit sekunder yang dikeluarkannya.

Macam – macam metabolit sekunder yang dimiliki oleh Ageratum conyzoides yaitu Coumarin, Alkaloid, Minyak Esensial, Tanin, dan Flavonoid. Tanaman ini mudah ditemui di iklim subtropis maupun tropis. Babadotan seringkali dianggap gulma karena pertumbuhannya yang luas dan mampu mendegradasi tanaman pangan. Tanaman ini juga biasa digunakan sebagai herbisida alami di tanah yang cocok untuk  pertanian padi.

9. Digitaria adscendens Henr dan Gulma

Tanaman adalah tanaman berperawakan semak yang mudah ditemui. Digitaria adscendens memiliki akar serabut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 60 cm. Kandungan metabolit sekunder yang terkandung dari tanaman ini membuat Digitaria adscendens dengan mudah menghilangkan tanaman yang menjadi kompetitor dalam penyerapan unsur hara.

Zat metabolisme yang disekresikan oleh Digitaria adscendens yaitu chlorogenic, isochlorogenic, dan lain – lain. Metabolisme sekunder tersebut akan dikeluarkan melaui akar dan meracuni tanaman di sekitarnya. Racun tersebut perlahan – lahan kan menghambat proses pertumbuhan. Ini juga tanaman yang dapat dijadikan alternatif untuk membuat herbisida alami.

10. Cyperus rotundus dan Rumput lain

Cyperus rotundus adalah salah satu jenis rumput – rumputan yang tergolong dalam keluarga Cyperaceae. Ciri khas rumput ini yaitu memiliki batang yang berbentuk segitiga. Cyperus rotundus dapat dengan mudah ditemui di padang rumput. Umbi tanaman ini bisa dimakan dengan dijadikan emping.

Tanaman ini dapat tumbuh subur di padang rumput dengan mendegradasi tanaman lain yang juga hidup disana. Perakaran tanaman ini serabut dengan batang yang dapat tumbuh hingga 60 cm. Pada umumnya Cyperus rotundus seringkali dianggap sebagai gulma karena mudah tumbuh di lahan perkebunan.